Prolog awal
Lana kau pasti bisa....
Lana segera berlari sekencang mungkin saat melirik jam tangan yang menunjukkan pukul sembilan itu artinya dia sudah telat setengah jam,dosen yang sangat disiplin dan garang sudah siap melahapnya meentah-mentah,dengan nafas yang tersenggal-senggal ia segera belari menyusuri lorong tangga dan sialnya lift yang ia tunggu tidak kunjung terbuka. Dengan sangat terpaksa ia harus menaiki anak tangga satu persatu hingga sampai ke lantai empat.
Karena ketakutannya lana tidak mengetuk pintu terlebih dahulu atau sekedar salam dan juga karena kecepatan larinya yang melampaui batas ia tidak bisa mengerem langkahnya hingga membuatnya terjungkal saat daniel dengan tidak sengaja membuka pintu dan brug...
Lana tersungkur dilantai,dengan susah payah ia mengatur nafasnya lalu dengan perasaan takut ia mencoba mendongak keatas lalu tersenyum nyengir dihadapan dosen killernya daniel”maaf teacher saya terlambat..”
Tanpa menatap lana daniel melangkah keluar lalu bergumam”bersiaplah menerima hukuman,seusai jam mata kuliah saya..”
Mendengar ucapan dosen killernya lana menelan ludahnya dalam-dalam lalu beranjak dan melangkah ketempat biasa ia duduk.
Mira menyikut lengannya saat ia sudah duduk disebelahnya”maaf..aku takut terlambat jadi tidak menjemputmu...”
Lana hanya melirik sekilas lalu bergumam lirih”tidak apa ini sudah takdirku jika harus mendapat hukuman dari teacher tanpanku...aku harap hukumannya kenikmatan..”lana tersenyum geli melihat kekesalan sahabatnya.
Mira menepuk dahinya pelan lalu bergumam”berhentilah bermimpi s****n”
“aku akan terus bermimpi mira...memimpikannya menindihku setiap malam...”lana mengerdipkan satu matanya kepada mira.
Mira hanya bedecak sinis menanggapi ucapan sahabatnya.
*****
"Kebayangkan mir seberapa menjengkelkanya tio!enak aja mau nyosor...ya aku tendang aja tu burung.."tukas lana bersungut-sungut.
Mira terkikik melihat kekesalan sahabatnya lana,sudah kesekian kali lana menceritakan kisah cintanya yang berahir tragis menurutnya. Setiap cowok yang mencoba meraba atau mencium lana haru bersiap menerima amukan lana"gitu gayanya pinging ngelahap bibir teacher daniel.."
"Yaelah mir...kalo dia mah beda. Kamu tau kalo saja teacher daniel menyuruhku membuka baju akan aku lakukan suer deh..."lana terkikik mendengar ucapannya sendiri"suer deh mir.."ulangnya lagi.
Mira menepuk dahinya pelan mendengar ucapan gila sahabatnya"sadarlah lana.."
"Emm...aku sadar...kawan..ayo.."lana menarik mira mengajaknya kembali masuk kedalam ruang lab.
Lana melihat sekeliling ruangan masih tampak agak sepi meski ada beberapa mahasiswa yang asik mengobrol dengan sahabatnya.
"Lan...kenapa bengong..duduklah.."
"Ah..ya..sebentar.."saat lana akan melangkah keluar mira meraih lengan lana.
"Mau kemana...?jangan bilang mau bolos lagi.."
Lana hanya nyengir mendengar perkataan mira"gak kok..mau ketoilet...bentar..beneran.."
Mira mengeryit tidak percaya dengan perkataan lana"jangan bohong.."
"Beneran mir..yaelah.."
Mira segera melepas genggamannya saat melihat lana yang memohon kepadanya."cepatlah..hanya limabelas menit.."
"Baiklah.."lana tersenyum dan cepat melangkah pergi meninggalkan ruang lab,ia mendengus kesal saat mira masih memantaunya dari kejauhan,dengan langkah terpaksa lana berbelok kearah toilet yang sepi disebelahnya tanpa melihat tanda yang berada diatas pintu masuk toilet.
"Sial...sampek berapa jam aku harus berasembunyi disini.."dengusnya semakin kesal setelah ia berhasil masuk dan berdiri tepat didepan wastafel kamar mandi,saat mendengar langkah yang akan masuk kedalam toilet lana segera berlari kearah kearah kamar mandi dan duduk diatas closet yang tertutup.
Saat ia akan melangkah keluar lana merasakan ponselnya yang bergetar didalam saku celananya"dad.."ia segera mengangkat panggilan telfonnya.
"Lana...pulang...jika tidak aku akan benar-benar mengusirmu.."
"Dad...aku ada jam kuliah sekarang..."
"Jangan berbohong lana...kau selalu saja membuatku malu..kau benar-benar anak yang susah diatur..lihat kakak.."
Tut..tut...
Lana segera mematikan ponselnya saat mendengar daddynya yang lagi-lagi memuji kakak perempuannya.
Aku tau..jika dad selalu tidak puas dengan jasil kerja kerasku...jadi untuk apa aku selalu mengikuti jam kuliah dengan teratur jika selalu disalahkan olehmu dad..
Tanpa sadar lana menitikkan air matanya saat mengingat daddy dan juga mommynya yang selalu merendehakannya.
"Apa aku benar-benar anak kalian...lalu kenapa kalian selalu menyalahkanku..."lana mengusap air matanya dengan sangat kasar.
Berhenti menangis lana...sambutlah duniamu...meski mereka tidak menganggapmu ada...
Lana segera membuka pintu dan mendapati seorang pria yang sangat ia segani dan kagumi berdiri tepat didepan wastafel.
"Ya...tuhan.."lana segera membekap mulutnya saat melihat punggung pria itu penuh dengan bekas goresan,ia melangkah maju mendekati pria yang tertunduk lesu didepan wastafel.
Ia memberanikan diri menyentuh luka goresan itu"kenapa ini teacher..?"
Pria yang tertunduk segera mendongakkan kepalanya metapap lana lewat cermin yang berada dihadapannya"kau..."daniel segera berbalik menatap lana.
Melihat kilatan kemarahan dari mata daniel lana segera mengundurkan tubuhnya"teacher ma..maaf.."
"Kenapa kau ada disini lana.."
"Saya salah masuk toilet.."
"Jangan berbohong.."
Lana semakin gugup saat melihat daniel yang semakin mendekatinya,tubuhnya yang membentur tembok semakin menambah kegugupan lana.
Daniel menyeringai saat melihat lana yang semakin gugup melibatnya"apa kau memang berniat membuntutiku..."
Lana hanya menggelang saat daniel mengunci tubuhnya yang terhimpit tembok.
"Apa kau benar-benar menginginkanku lana..?"
"Tidak...anda jangan terlalu percaya diri teacher.."lana mencoba melawan kegugupannya dengan cara menahan tubuh daniel dengan kedua telapak tangannya.
"Benarkah...?aku selalu memergokimu memandangku tanpa berkedip lana.."
Ah...matilah kau lana..sekarang mau jawab apa kau sialan...