"Ril?" Om-nya muncul. Ia menutup semua pencariannya. Dareen sudah bisa dihubungi tapi seperti ada yang ganjil. Itu pun Ferril hanya mendapat informasi dari asistennya Dareen. Ia tahu kalau keberadaan Dareen mungkin masih ada di sana. Ia berdiskusi sebentar dengan Fadli untuk mengurus proyek yang lain. Setelah selesai, Fadli keluar. Tapi langkahnya terhenti ketika tiba di pintu kamar. Lelaki itu menatapnya. "Oh ya, Setiawan mau bertemu dengan kita. Kamu saja yang menghadapi. Tetap bersiaga." "Kapan, Om?" "Malam ini." Ferril mengangguk kemudian ia kembali fokus pada laptopnya. Sembari mengecek keberadaan Dareen melalui nomor ponsel yang ia tahu. Namun masih tak ia temukan. Apa mungkin sudah meninggalkan Hongkong? Ferril juga tak paham. Ia akhirnya memilih untuk fokus pada pekerjaan