Tak terasa hari sudah berganti dengan malam yang dingin.Namun bagi Ayra malam ini adalah malam yang sangat menyayat hatinya.
Karna dia harus memberi putrinya makan malam hanya dengan sehelai roti,hatinya sangatlah sakit tapi dia tidak bisa berbuat apa-apa hanya bisa berdoa kepada tuhan agar esok harinya lebih baik.
"Sayang jangan menonton terus ayo..." makan roti nya dulu." ucap Ayra.
"Baik..." jawab putrinya sambil tersenyum senang.
"Ya tuhan..." hatiku sangat sakit melihat ini,tapi aku sangat bersyukur yatuhan karna engkau memberiku 2 putri yang sangat baik." ucap Ayra dalam hati.
Putrinya memakan roti itu dengan lahap.
dan setelah selesai memakannya dia berdiri dari duduknya lalu meminta Ibunya untuk mengajar kan cara membaca.
"Ibu..." aku ingin belajar membaca ibu mau kan mengajari ku.? tanya putrinya yang berdiri di hadapannya.
"Iya sayang ambil bukunya kemari." jawab Ayra.
"Baik.!" eriak putrinya senang.
Ayra mulai mengajari putrinya untuk menghafalkan huruf-huruf dulu putrinya sangat senang dan tak henti-hentinya tersenyum sambil mengikuti intruksi ibunya.
Didalam mobil mewah milik Adrian.
"Tuan kita mau kemana.?" tanya Rendi asisten pribadinya.
"Gladiols." ucap Adrian singkat dan padat.
"Baik tuan muda." jawab Rendi.
Dan tibalah Adrian disana club yang begitu mewah dan hanya orang-orang yang berkelas saja yang berada di sana.
Adrian dan Rendi mulai berjalan masuk menuju tempat yang biasa di pesan oleh Junot.
Lalu sampailah mereka berdua didepan pintu ruangan VIP Rendi langsung membuka pintu lalu mempersilahkan Adrian untuk masuk.
"Ceklek..." suara pintu terbuka.
"Silahkan masuk tuan..." sambut Rendi sambil membungkuk.
Adrian langsung masuk dan duduk didekat Ridwan dan Rendi tetap berdiri tegap didekat pintu.
"Woyyy Rendi..." loh ngapain disitu ayo kemari dan duduklah disini." perintah Junot.
Rendi yang dipanggil oleh Junot hanya menjawab dengan senyuman lalu kembali fokus ke posisinya.
"lohh itu sama saja dengan Adrian dasar kambing." ketus Junot.
"lagian loh seperti baru kenal saja dengan Rendi dia kan dari dulu sudah seperti itu." jawab Jeno sambil tersenyum.
"Kalian berisik..." ucap Adrian sambil melihat ponselnya.
Para wanita dengan pakaian yang kekurangan bahan itu masuk kedalam,dan Rendi mulai memperhatikan gerak-gerik mereka pada Adrian.
"Jangan sampai ada yang menyentuh tuan muda." ucap Rendi dalam hati.
Para wanita itu sudah duduk di dekat Junot Jeno Ridwan tidak ada yang berani duduk dekat Adrian.
Sebagian dari para wanita itu tau bagai mana Adrian,dan sebagian lagi tidak tau apa-apa dan salah satu dari wanita tersebut berdiri lalu berjalan menghampiri Adrian dan duduk di sampingnya lalu mulai membelai wajah Adrian.
"Hay tuan boleh kha saya duduk disini menemani anda...?" tanya wanita itu pada Adrian.
Adrian yang hanya menatap minumannya sama sekali tidak menjawaba pertanyaan wanita itu,dan Rendi yang melihat perbuatan nekat wanita itu mulai tidak tenang melihatnya tapi tuannya tidak bereaksi apa pun masih tetap memasang wajah dingin dan tanpa expresi.
Lalu wanita itu mulai mengelus paha Adrian.
"Tuan mau bermain dengan ku.?" tanya wanita itu lagi.
Adrian yang terkejut langsung mendorong wanita itu,lalu Rendi yang melihat itu langsung maju kedepan dan menarik wanita itu menjauh dari Adrian lalu menampar wanita itu dengan keras hingga sudut bibirnya sobek dan mengeluarkan darah.
"Cihhhhh..." b******k kau wanita sialan wanita murahan...!" teriak Adrian.
"Ren..." bawa dia keluar dan bunuh dia aku tidak mau mengotori tangan ku dengan darah wanita jalan seperti nya...!" teriak Adrian marah.
"Baik tuan." jawab Rendi lalu menyeret wanita itu keluar dengan kasar.
"b******k Ahhhh...!" teriak Adrian yang marah karena ada seseorang yang berani menyentuhnya.
"Tenang broo..." santai ini minum dulu bikin deg-degan aja loh..." ucap Junot yang memberikan segelas minuman kepada Adrian.
"Kalau kau tidak menyingkirkan tangan kotormu itu dari tubuhku akan ku pastikan kau berakhir seperti teman mu itu." ancam Ridwan kepada wanita yang sudah menyentuh dirinya itu.
"Ba--baik tuan..." lirih wanita itu lalu dia hanya duduk dengan diam.
Disini Ridwan suka ditemani tapi dia hanya ingin ditemani bukan ingin disentuh karna dia sangat benci dengan orang yang menyentuh tubuhnya.
"hey..." sudah jangan pada tegang begitu ayo sayang kita bermain ditempat biasa." seru Jeno.
Lalu Jeno berjalan keluar menuju kamar VIP dan di ikuti 2 orang wanita tadi.
Adrian ikut berdiri dan berjalan menuju pintu.
"Hey..." kau mau kemana...?" tanya Junot.
"Gue mau pulang." jawab Adrian singkat dan padat.
"Gue ikut." seru Ridwan lalu berdiri dan berjalan disamping Adrian.
"Lahh..." gue sama siapa disini.?" tanya Junot pada Adrian dan Ridwan.
"Astaga aku lupa ada kalian ayo puaskan aku." ucap Junot yang mulai berdiri dan berjalan keluar menuju kamar VIP dan diikuti 2 wanita.
Adrian menuju parkiran bersama dengan Ridwan
lalu didepan mobil sudah ada Rendi yang menunggu membuka pintu untuk Adrian.
Lalu Adrian dan Ridwan masuk bersemaan dan Rendi menutup pintu mobil lalu mulai menyalakan mesin mobil dan menjalankan nya menuju mension Adrian karna Ridwan akan menginap malam ini dirumah Adrian.
Di dalam mobil.
"Lho masih nyari wanita itu.?" tanya Ridwan yang mulai memecah keheningan.
"hmmm." jawab Adrian tanpa membuka matanya.
Adrian menaruh menyandarkan kepalanya pada bagian atas kursi mobil sambil memejamkan matanya.
"Terus lho udah temuin.?" tanya Ridwan lagi.
"Iya..." jawab Adrian.
"Kalau begitu lho nikahin aja cepat nanti dia ngilang lagi..." ucap Ridwan.
Ucapan Ridwan santai tapi itu membuat Adrian membuka matanya dan melihat kearah Ridwan.
"Kau benar juga baiklah." seru Adrian.
"Ren..." panggil Adrian.
"Iya tuan." jawab Rendi.
"Kau urus semuanya besok aku mau dia menikah denganku secepatnya kau mengerti." perintah Adrian.
"Baik tuan muda." jawab Rendi.
"Gue cuma bercanda kenapa lho jadi serius gini.?" tanya Ridwan pada Adrian.
"Tapi yang loh bilang itu benar bro.." ujar Adrian.
"Serah lohh dahhh." ketus Ridwan."
Adrian nampak bahagia dia sangat senang dengan ide temannya ini.
"Dengan begitu kau tidak akan pernah menghilang lagi." ucap Adrian dalam hati.
Setelah sampai dimansion Adrian sudah disambut bi May yang menunggu didepan pintu mension dan beberapa bodyguard yang menyambut Adrian.
"Selamat malam tuan muda,dan selamat malam tuan muda Ridwan." ucap bi May.
"Hmmm..." jawab Adrian.
"Malam bi May." jawab Ridwan.
Bi May mempersilahkan Adrian dan Ridwan untuk masuk,dan mereka berdua masuk diikuti bi May dan Rendi dibelakang lalu bi May bertanya.
"Tuan muda apa anda ingin makan malam.?" tanya bi May
"Tidak b..." jawab Adrian lalu berhenti dan berbalik kebelakang.
"Ren..." kau pulanglah dan istirahat,dan bi May pergilah istirahat,dan loh kekamar yang biasa loh tempatin gue gak mau sekamar dengan manusia yang suka mendengkur." ucap Adrian lalu berjalan menaiki tangga mendahului mereka.
"b******k gue gak gitu yah dasar kambing loh.!" teriak Ridwan yang mulai berjalan mengikuti Adrian menaiki tangga.
"Kenapa gue ikut-ikutan kayak Junot ya..." ucap Ridwan dalam hati sambil menaiki tangga dan menuju kamar yang biasa dia tempati ketika menginap dimension Adrian.
Lalu Rendi berpamitan dengan bi May setelah itu Rendi berjalan keluar menuju mobil dan masuk lalu menyalankan mesin mobil dan malaju keluar area mension Adrian.
Bi May menutup semua pintu dan memeriksa jendela lalu mulai berjalan menuju kamarnya.