Bab 3

1330 Words
  Kinara menatap ke arah luar toko pakaian miliknya. Astaga, kenapa toko yang lain bisa penuh dengan pengunjung sementara toko miliknya selalu sepi? Apakah Kinara memang harus meminta bantuan seorang dukun untuk membuat toko miliknya jadi laris? Kinara bosan dengan keadaan ini. Kinara seharusnya bisa hidup lebih baik tapi di sinilah dia berada saat ini. Kinara yang menyedihkan harus menerima nasib buruk tentang hidupnya. Kinara hanya bisa duduk sambil memikirkan masa depannya yang jelas tidak akan ada harapan. Sudahlah, Kinara tidak bisa terus bersedih seperti ini Sebenarnya hidup sebagai orang miskin juga tidak seburuk kelihatannya. Sejujurnya Kinara juga masih bisa menikmati hidupnya, tapi tidak segala hal yang dia inginkan bisa terwujud. Kinara harus selalu menerima fakta jika teman-temannya bisa membeli banyak barang baru sementara Kinara harus tetap bertahan dengan keadaannya yang menyedihkan. Sampai kapan Kinara akan seperti ini? “Kak Rera, tolong jaga tokoku sebentar ya.. Aku harus menemui seseorang di rumahku..” Kata Kinara pada salah satu penjaga toko yang ada di depannya. Jujur saja Kinara tidak ingin menemui siapapun. Lagi pula siapa yang akan mencari dirinya? Kinara hanya ingin jalan-jalan di taman yang ada depan jalan besar. Kinara ingin kembali menjernihkan pikirannya yang tidak jelas ini. Intinya, Kinara bosan jika dia terus menerus duduk di kursi tanpa bisa melakukan apapun. “Tenan saja. Lagi pula tidak ada yang mampir ke tokomu. Aku akan menjaganya dengan mudah..” Kata Rera. Kinara menghembuskan napasnya dengan pelan. Astaga, Kinara berjanji jika suatu saat dia berubah menjadi orang kaya, Rera akan menjadi orang pertama yang Kinara ganggu ketenangannya. Wanita sombong itu memang harus mendapatkan pelajaran karena selalu merendahkan Kinara. Ya, setidaknya itu adalah rencana yang Kinara miliki meski sampai sekarang Kinara masih tidak tahu apakah semua itu bisa terjadi atau tidak. Kinara akhirnya hanya diam lalu mulai melangkahkan kakinya untuk berjalan ke arah jalan besar. Hanya tempat ini saja yang bisa Kinara datangi setiap dia merasa bosan dengan keadaan di hidupnya. Taman ini tidak memungut biaya apapun pada pengunjung yang datang. Kinara akhirnya duduk di salah satu bangku taman yang mengarah langsung ke jalan besar yang ada di depannya. Ada banyak sekali kendaraan beroda empat yang lewat jalan ini. Mobil-mobil itu terlihat sangat mewah dan mahal. Kapan Kinara bisa naik mobil semacam itu? Sejak Kinara masih kecil, dia selalu memimpikan hal yang sama, kapan dia bisa jadi orang kaya? Oh ya ampun, Kinara tahu jika uang tidak akan datang begitu saja dari atas, tapi sungguh.. Kinara bosan hidup seperti ini. Kinara membutuhkan kebahagiaan juga. Apakah ada pangeran kaya yang mau menikah dengan upik abu seperti Kinara? Ah, jangankan menikah, melihat Kinara saja para pangeran pasti akan langsung melarikan diri. Jujur saja, sebagai seorang perempuan yang masih berusia 21 tahun, Kinara benar-benar terlihat sangat menyedihkan. Kinara sama sekali tidak tahu cara merias diri, Kinara juga tidak memiliki pakaian bagus yang akan menunjang penampilannya. Sampai kapan Kinara akan seperti ini? Sebenarnya Kinara memiliki niat yang besar untuk mengubah penampilannya yang sudah seperti seorang pembantu ini, tapi Kinara sama sekali tidak memiliki uang yang bisa dia manfaatkan. Kinara hanya hidup dari uang penjualan pakaian dan juga uang hasil jualan ayahnya, uang itu tidak akan cukup jika Kinara memaksakan diri untuk membeli barang-barang mahal. Ya, sekalipun Kinara sering merasa jika dia durhaka kepada orang tuanya, sampai hari ini Kinara juga masih tahu batasan. Kinara tidak akan melakukan sesuatu yang pada akhirnya akan membuat orang tuanya sampai kesusahan. Ada satu prinsip yang dipegang oleh orang tuanya hingga saat ini. Mereka tidak akan pernah berhutang pada siapapun. Meskipun kadang Kinara dan orang tuanya harus melewatkan makan malam karena tidak memiliki beras untuk dimakan, ibunya tetap teguh dengan pendiriannya. Mereka tidak akan datang ke tetangga dan berhutang pada mereka. Kinara kembali menghembuskan napasnya dengan pelan ketika angin kembali menerpa wajahnya. Kinara menatap sebuah mobil yang melaju pelan dengan seekor anjing kecil yang tampak menyembulkan kepalanya dari jendela. Astaga, sejak kecil Kinara selalu ingin memiliki anjing tapi orang tuanya tidak pernah mengizinkan Kinara untuk memelihara hewan lucu itu. Ibunya selalu berkata jika mereka tidak akan sanggup memberi makan angjing ketika mereka sendiri kadang kekurangan makanan. Kinara melototkan matanya ketika melihat anjing itu melompat turun dan berlari dari tengah jalan menuju ke arah taman. Secara refleks Kinara bangkit berdiri dan mengejar anjing itu. Sial! Anjing kecil itu tampaknya sangat gesit dalam berlari sehingga Kinara sampai harus mengejarnya menuju ke sisi yang lain. Anjing itu terus berlari hingga mencapai ke pinggir jalan. Kinara menutup matanya sekilas ketika melihat anjing itu terus berlari hingga hampir mencapai ke tengah jalan. “Choki!” Kinara menolehkan kepalanya ketika dari arah belakangnya dia mendengar seorang pemuda yang tampaknya sedang mengejar anjing yang sedang berdiri beberapa meter dari dirinya. Kinara menghembuskan napasnya dengan pelan lalu segera berlari untuk menyelamatkan seekor anjing yang berhenti di tengah jalan itu. Entahlah, Kinara sama sekali tidak mengingat apa yang terjadi tapi sesaat setelah Kinara menggendong anjing itu, suara klakson dari sebuah mobil terdengar memekakkan telinganya. Sial! Apakah dia akan mati kali ini? Kinara bahkan sudah melihat dengan sangat jelas jika mobil itu akan segera menabrak dirinya, tapi untunglah semua itu tidak jadi terjadi. Kinara selamat karena pengemudi mobil itu tampaknya langsung menginjak pedal rem dengan cepat. Kinara masih tidak bisa bergerak. Kakinya terasa sangat lemas. Kinara bahkan hanya diam saja ketika dia mendengar suara makian dari pengemudi mobil yang akan menabrak dirinya. Astaga, Kinara sama sekali tidak tahu apa yang akan terjadi jika dia sampai tertabrak mobil itu. Sepanjang hidupnya, Kinara sama sekali tidak pernah mengikuti asuransi kesehatan yang bisa menanggung biaya pengobatan jika dia sampai masuk ke rumah sakit. Kira-kira apa yang akan dilakukan oleh orang tuanya jika Kinara sampai masuk ke rumah sakit? Oh Tuhan, mereka tidak akan mampu membayar biaya rumah sakit. “Tolong maafkan kami, pak. Kami benar-benar tidak sengaja” Kinara memang masih belum sadar dari rasa terkejut yang menyelimuti dirinya. Kinara bahkan masih diam saja ketika seorang pemuda mendatangi dirinya sambil merangkul pundaknya dan membawanya berjalan menuju ke pinggir jalan. Kinara juga masih belum benar-benar sadar ketika anjing yang awalnya berada di dalam gendongannya sekarang sudah diikat dengan tali yang melingkari lehernya. Tampaknya pemuda yang tadi menghampiri Kinara adalah pemilik anjing itu. Kinara menghembuskan napasnya dengan pelan. Astaga, setidaknya dia masih selamat. Kinara benar-benar tidak tahu apa yang akan terjadi jika hari ini dia mengalami kecelakaan. “Kamu baik-baik saja? Hei, apakah kamu terluka?” Tanya pemuda itu. Kinara mengerjapkan matanya dengan pelan lalu fokus untuk menatap seorang pemuda yang berdiri sangat dekat dengan wajahnya. Oh sial! Dia sangat tampan! Kinara tidak pernah bertemu dengan laki-laki setampan itu sebelumnya. Ya Tuhan, apakah dia adalah pangeran yang selama ini Kinara impikan? “Apa kita perlu ke rumah sakit?” Tanya pemuda itu sekali lagi. Kinara menggelengkan kepalanya dengan pelan. Sungguh, saat ini Kinara hanya perlu minum untuk menenangkan detak jantungnya yang terasa seperti meletus. “Tidak. Aku baik-baik saja..” Kata Kinara dengan pelan. “Oh Tuhan.. aku sungguh minta maaf atas kejadian tadi. Aku juga ingin mengucapkan terima kasih karena telah menyelamatkan anjing milikku..” Kata pemuda itu. Kinara tidak tahu kenapa hari ini dia bisa menemukan seorang pangeran yang selama ini sangat dia impikan. Kinara hanya sering berkhayal tapi tampaknya hari ini semua itu benar-benar terjadi. Apakah ini memang harus keberuntungannya? Jika dilihat dari penampilannya dan juga mobil yang dia tumpangi, tampaknya pria ini memang seorang pria kaya seperti yang selama ini Kinara impikan. Apakah ini memang hari yang dibuat untuk mengubah kehidupan Kinara? “Tentu, tentu saja..” Jawab Kinara dengan suara yang bergetar. Sepertinya tidak sia-sia jika hari ini Kinara mempertaruhkan nyawanya hanya untuk menyelamatkan seekor anjing kecil yang tampak sangat menggemaskan itu. Oh ya ampun, seharusnya sejak dulu Kinara memelihara anjing. Kinara yakin jika hewan keberuntungannya adalah anjing. Seandainya saja sejak dulu Kinara memelihara anjing, sudah pasti dia banyak didatangi oleh keberuntungan. “Baiklah. Siapa namamu? Aku tidak bisa hanya mengucapkan terima kasih. Apakah kita bisa makan siang bersama? Aku yang akan mentraktirmu. Ini adalah ucapan terimasihku kepadamu, aku harap kamu tidak tersinggung” Kata pemuda itu. Astaga, untuk apa Kinara tersinggung?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD