Setibanya di mansion, Vinic seperti orang kerasukan melihat kedatangan kami. "Dari mana saja kalian?!" Aku terkejut mendengar nada suara Vinic saat kami memasuki mansion. "Fitting baju pengantin," ucap Brian dengan tenang. "Aku mencari Arthur sejak tadi, kenapa kau tidak memberitahu ku jika Arthur bersama kalian?" geramnya seraya melipat kedua lengan di depan d**a membuat aku dan juga Brian mengernyit. "Arthur putraku, kenapa aku harus repot-repot memberitahu mu?" tanya Brian dengan alis yang bertaut. "Aku ingin bermain dengannya!" ujar Vinic frustasi membuat ku memutarkan kedua bola mataku. Ia terlalu berlebihan. Brian membungkuk mensejajarkan pandangannya dengan Arthur yand berada di dalam dekapan ku. "Kau ingin bermain dengan psikopat ini?" tanya Brian membuat mataku melotot seda