“Malika? Kamu kenapa? Sepertinya dari tadi kamu melakukan kesalahan penghitungan, deh? Atau mesinnya yang rusak?” tegur salah satu pegawai di supermarket, khawatir melihatnya yang sejak tadi dimarahi oleh para pembeli. “Aku nggak apa-apa, kok. Mungkin kurang tidur aja akhir-akhir ini.” “Ceileh. Dasar pengantin baru. Jangan gitulah. Mentang-mentang dikejar duda keren kek gitu, malah jadi lupa daratan pas udah nikah,” godanya seraya menyenggol bahu Malika, tersenyum malu-malu sendirian. Malika hanya bisa tersenyum canggung, karena malam pertama di antara mereka berdua adalah fantasy semata. Lebih tepatnya hanyalah dongeng yang mirip dibacakan oleh kepada Kinnan baru-baru ini. “Katanya kamu membuat masalah, ya?” tanya manager toko beberapa saat kemudian. Malika terpaksa dipanggil oleh ma