”Apa yang kau pikirkan Anta ?” Tanya Zu penasaran melihat ekspresi datar Anta yang tidak bisa Zu tebak. Anta menggelengkan kepalanya. Anta merasa jika dia terlalu lama berada di posisi seperti sekarang, dia mungkin bisa pingsan dihadapan Zu. ”Sebaiknya kita harus segera selesaikan urusan kita dan memutuskan perjanjian itu.” Jawab Anta tetap menatap d**a bidang Zu. ”Sepertinya d**a ku lebih menarik daripada wajahku.” Sambung Zu. Anta mendongakkan kepalanya kembali. Dan Zu langsung melumat bibir Anta. ”Hmmmm....” Anta tidak siap dan langsung mundur kebelakang dan badannya membentur dinding kaca. ”Hmmm.. aku sangat merindukan ini.. hmmm.” Zu berkata disela-sela ciuman mereka. Zu menatap lekat mata Anta yang seperti sudah dipenuhi oleh kabut gairah. Dia kembali menarik tangan Anta menuj