PERTAMA KALINYA
"Aarrrggghhhh...!"jam masih menunjuk kan pukul 6 pagi,suara teriakan dr dalam kamar vania memecah ketenangan pagi itu,para pelayan yg sedang sibuk dengan pekerjaan mereka masing2 seketika berhamburan menghampiri arah suara tersebut.
Tak terkecuali dengan ketiga kakak vania yg pada saat itu masih terlelap tidur di kamar mereka masing2 juga ikut menghamburkan diri ke kamar vania.
"Ada apa?...kenapa teriak2"?.dengan wajah yg terlihat cemas,kakak tertua vania yg bernama hendri segera menanyakan apa yg tengah terjadi.
"Darah..ada darah di tempat tidur ku..!"ucap vania panik
"Kenapa bisa ada darah di tempat tidur mu,apa kamu terluka..?",sela rendy yg ketika itu baru tiba di kamar vania,
"Enggak kak aku ngk kenapa napa..ngk tau itu darah dr mana,tadi pas aku mau ke toilet tiba2 aku lihat ada darah di tempat tidur ku..".ucap vania masih dengan panik
"Cih apa kau sedang bermain2 dengan kakak2 mu van, di pagi buta begini.."?.decih varel yg dr tadi diam2 memperhatikan adeknya dr atas kebawah guna memastikan apa adek nya terluka.
"Apa aku terlihat sedang main2.."?ucap vania ketus dengan tatapn sinis kepada kakak bungsunya tersebut.
"Kau ini kenapa rel,jelas2 adik mu berdarah darah begini kau masih saja menggodanya..."!timpal hendri sedikit membentak ke pada varel.
"Tenang aja kak,dia ngk kenapa2 kok,dia hanya datang bulan ,lihat aja p****t dia berdarah begitu...".tunjuk varel dengan jari telunjuk nya ke arah p****t adek perempuanya tersebut.
Seketika itu semua padangan mengarah ke arah p****t vania .ketua pelayan yg sedari tadi ber ada di situ sgera mendekati nona mudanya guna memastikan apa benar adanya yg di ucap kan oleh tuan muda varel.setelah memastikan pelayan paruh baya tersenyum lalu berucap.
"Benar tuan,sepertinya nona vania memang sedang datang bulan,seperti apa yg di katakan oleh tuan muda varel..",
"Tuh kan.apa ku bilang..cih",ucap varel kemudian,dia pun berlalu dr kamar adeknya.untuk melanjut kan tidurnya yg terganggu
"Cuma karena datang bulan kenapa kamu harus heboh sekali sayang.."?.ucap rendy sambil memijat2 pelipis nya, pusing kepala akibat bangun mendadak karena teriakan adek nya tadi.
"Kamu ini bikin kawatir saja..",timpal hendri,masih dengan wajah cemasnya
"Kan aku ngk tau..ini pertama kalinya aku datang bulan.."gerutu vania dengan muka manyun
"Sebaiknya nona segera mandi dan berganti pakaian, bibi bereskan tempat tidur nona..biar susi membelikan pembalut buat nona..".sambil mengibas2 kan tanganya ke arah susi,menyuruhnya agar segera pergi membelikan pembalut yg di butuh kan oleh nonanya tersebut.
****
Setelah kehebohan tadi pagi para pelayan kembali ke tugas mereka masing2,tak terkecuali bi inah yg bertugas menyiap kan srapan pagi,menu2 hidangan pagi itu sudah tertata rapi di meja makan.
"Selamat pagi nona,minum lah wedang jahe ini nona,biar perut nona tidak sakit berlebihan...",sapa bi inah sambil menyodorkan segelas wedang jahe kepada vania yg kala itu keluar dr kamarnya hendak menuju meja makan,dalam keadaan nahan sakit sambil megang perut nya.
"Pagi juga bi, trimakasih bi untuk wedang jahenya.."balas vania sambil tersenyum dan mengambil alih segelas wedang jahe yg di berikan bi inah kepadanya.
"Kalau ngak enak badan ijin dulu sekolahnya,biar nanti kakak yg datang ke sekolah mu minta ijin."ucap hendri dengan aura dinginya yg kala itu sudah tiba di meja makan dan menarik kursi yg ada di depan adek nya tersebut.
"Ngak kak, vania ngk kenapa2 kok,lagian cuma datang bulan ,wajar juga ,kan ini pertama kalianya buat vania.".balas vania dengan senyum manjanya.
"Dasar manja.."kata varel yg sudah tiba di meja makan sambil mengacak2 rambut adeknya tersebut.
"Apaan sih...",balas vania sinis sambil menepis tangan kakak nya.
"Kau ini rel,suka sekali menggoda adik mu.."tegur hendri ke adeknya varel yg suka sekali menggoda adek bungsunya tersebut.
"Kalau ngk sehari saja godain vania bukan varel itu namnya kak..."timpal rendy yg juga menyusul mereka ke meja makan.
"Sudah ngk sakit ren kepalnya.."?tanya hendri ke adeknya rendy,dengan wajah datarnya.meski memiliki sikap dingin dan terlihat angkuh hendri menyayangi adek2 nya tersebut.
"Sudah ngk kak,tadi sebelum lanjut tidur sempet minum obat sakit kepala,dan sekarang sudah ngk kenapa2".jawab rendy ke kakaknya.
"Gara2 si manja tuh kepala kak rendy jadi sakit".
"Kok aku sih,lagian siapa juga yg nyuruh kalian bangun".bantah vania tak terima
"Cih denngan teriakan kau yg kenceng kyk suara petir itu siapa yg ngk bakal kebangun"?ucap varel melanjut kan.
"Sudah2,habiskan makan kalian..!"bentak hendri dengan sikap dinginya yg mampu membukam pertikaian kedua adeknya tersebut,seketika itu juga mereka berdua buru2 mwnghabiskan makanan mereka tanpa berani membantah.
Rendy yg dr tadi hanya memperhatikan adek2 nya ikut tersenyum kaku.
"Lucu sekali kalian berdua...hahhaha"tawanya meledek kedua adeknya tersebut.
"Ren gimana dengan rumah sakit..??"tanya hendri ke adeknya rendy yg kala itu menyuapi mulutnya dengan sarapan paginya.
"Seperti biasa ngk ada yg perlu di kawatirkan kak."jawab rendy singkat masih dengan menikmati makananya.
"Kalau ada masalah kamu omongin ke kakak,siapa tau kakak bisa bantu,walau kakak sudah serahin urusan hospital kekamu tapi kakak juga masih punya tanggung jawab sama kamu sebagai seorang kakak"ucap hendri"jadi kalau ada masalah segera omongin ke kakak"kata hendri penuh penekanan kepada adeknya tersebut.
"Iya kak ngak ada masalah apa2 di hospital".jawab rendy dengan sedikit ketakutanya."oh iya kak hendri.apa di tempat kakak menerima pekerja partime.."?sela varel di tengah2 ketegangan rendy."kakak tidak begitu tau kalau soal itu,"balas hendri"ada apa memangnya rel.."?lanjut hendri dengan nada dingin dan curiga.
",temen varel ada yg lagi nyari partime..makanya aku nanya ke kakak"sambung varel menjelaskan dengan takut2.
",suruh aja temen mu datang ke cafe,nanti kakak akan ngomong sama manager cafe sekalian suruh temen kamu ambil seragamnya "jawab hendri masih dengan aura dinginnya.meski begitu hendri memang orang yg baik hati
"Kakak kalau ngomong serius amat sih kak..."ucap vania tiba2 ke kakaknya hendri
"lihat kedua adek kakak tuh..ketakutan begitu.."tunjuk vania ke arah rendy dan varel bergantian
" ma-mana a-ada kak rendy ketakutan van.."elak rendy panik,sambil berusaha menyuruh adek bungsunnya tersebut untuk diam."ngada2 kamu.."sambung varel tak terima
"Kamu ini ada2 saja,kenapa harus takut sama kakak,kan kakak hanya menjawab ."jawab hendri singkat
"Iya tapi kakak tuh terlalu nakutin dan dingin".lanjut vania "kalau kayak gitu mana ada cewek yg mau sama kakak..terus kapan nikahnya kalau begitu".gerutu vania dengan sendirinya,tampa sadar dia menyebut sesuatu yg begitu sensitif buat kakak sulung nya
"Cukup,..!habiskan makanan mu dan jngn bnyk bicara".bentak hendri sambil menggedor meja makan,hingga mebuat adek2 nya berjingkat.
"Apa aku salah ngomong gitu kak?"balas vania lalu berdiri.
"Vania hanya merasa bersalah sama kakak,gara2 vania kakak di tinggal sama kekasih kakak,dan gara2 vania juga kakak sampai sekrang ngak mau ngejalin hubungan dengan siapa pun.."lanjut vania dengan isak tangisnya "vania benar2 merasa jadi beban di kehidupan kakak.."!vania menyeka air matanya berlalu dr meja makan mengambil tas nya dan berlalu begitu saja dr hadapan kakak2nya yg masih terdiam mendengar penuturan adek nya tersebut.
"Van vania..."! Teriak rendy kepada adik busungnya yg telah berlalu pergi begitu saja.
"Biar kan dia ren"ujar hendri membuang nafas kasar.
"Ikuti dia rel,antar dia ke sekolahnya".perintah hendri kepada adiknya tersebut.varel yg sedari tadi diam lalu buru2 menghabiskan sarapanya dan menuruti perintah kakaknya.
"Kenapa kakak harus membentak nya..".gerutu rendy membuang nafas kasar yg masih kesal dengan sikap kakak sulung nya tersebut.
"Sudah lah,ayo kita berangkat,kakak numpang mobil kamu hari ini".ajak hendri kemudian.
"Memang ny mobil kakak kemana?"tanya rendy kepada kakaknya.
"Mobile kakak lagi di bengkel,cerewet sekali kau ini ,ayo cepat".desak hendri bangkit dr duduk nya dan berlalu dr hadapan adeknya.
"Kenapa jadi aku juga yg kena semprot...emosian sekali dia ".guman hendri sambil menyusul kakak nya yg sudah mendahului dirinya.
****
"Naik lah..".ajak varel kepada adek nya setelah mendapati adeknya yg berjalan sambil menunduk kan kepalanya setelah motornya berhasil mengejar adek nya tadi.
Tampa di paksa dan menunggu lama adek nya tersebut langsung naik ke boncengan motor kakak nya dan mendekap erat punggung kakaknya tersebut masih dengan nafas yg tersendat2 karena abis menangis,varel segera melajukan motor nya.
"Kenapa kamu ngomong begitu tadi ke kak hendri..kan kamu tau sendiri kak hendri paling sensitif kalau ngomongin soal gituan".ucap varel dengan lembut kepada adeknya.
"Aku hanya mau kak hendri seprti dulu lagi,waktu sebelum mama sama papa meninggal".dengan nafas tersendat2 vania berusaha menjawab pertanyaan kakaknya tersebut.
"Hemmm,kakak tau maksud kamu baik,tapi waktunya aja yg ngk tepat untuk di ucapin.."
"Jadi kapan waktunya yg tepat itu kak?"
Tanya vania dengan polosnya.
"Kapan2...kamu ini dasar manja",jawab varel dengan tersenyum kepada adeknya.
"Ih kak varel nyebelin..turunin vania di sini"timpal vania ngambek sambil mukul punggung kakaknya.
"Ulu2 ngambek...kalau ngambek tambah kelihatan loh manjanya.."goda varel pada adek nya.
"Biarin..."!,tawa varel lepas begitu saja.tampa terasa mereka sudah sampai di gerbang sekolah vania.
Setelah menurun kan adeknya dan memastikan adeknya masuk ke halaman sekolah varel segera melajukan motornya menuju kampusnya.
sementara itu di belahan jalan lainya kedua kakak vania sedang beradu mulut
"kau ini kenapa kak..vania kan memang begitu anaknya suka ngk terkontrol kalau ngomong,jadi omonganya kadang asal nyeplos".gerutu rendy yg saat itu sedang menyetir mobil nya bersama hendri.
"begitu saja kau membentak nya..ntar kalau dia ngambek bagaimana,lagian dia juga baru pertama kalinya datang bulan kan jadi emosinya gk stabil?",lanjut rendy sambil masih fokus menyetir mobil nya.
"cerewet sekali kau ini,lama2 ku sumpal mulut kau itu...fokus aja sama nyetir mu,jngn ngoceh terus,bisa2 pecah nanti gendang telingaku."gerutu hendri kesal ke adiknya
seketika itu juga rendy diam dan tidak melanjut kan ocehanya sampai mereka tiba di gedung tempat kakaknya berkerja.
hendri pramuditia wira,siapa yg tak kenal dengan nya,selain seorang ceo dr sebuah hotel sekaligus cafe milik keluarganya wjah nya yg tampan juga menjadi daya pikat tersendiri bagi kaum2 hawa.
setelah mengantar kan kakak nya,tampa menunggu lama rendy melajukan mobilnya ke hospital tempat dia bekerja.