Sekolah adalah neraka.
Itulah yang kurasakan setelah menjalani pendidikan di bangku sekolah selama hampir 10 tahun. Bagi sebagian orang, sekolah adalah tempat yang menyenangkan dan seru, karena bisa bertemu dengan banyak teman dan memperoleh ilmu pengetahuan yang bermanfaat dari guru. Bagiku, sekolah hanyalah tempat sampah yang selalu diisi oleh orang-orang menjijikan. Aku tidak mengerti mengapa banyak orang sering meromantisasi masa-masa sekolah mereka. Aku tidak menemukan kesenangan sama sekali saat bersekolah.
Yang aku temukan hanyalah perundungan, perundungan, dan perundungan.
Ah, tidak. Kalian salah jika aku adalah korban perundungan yang akhirnya membenci masa-masa sekolah. Itu kurang tepat. Justru, aku termasuk ke dalam pelaku dari berbagai perundungan yang telah terjadi di sekolahku. Ya, kalian tidak salah baca, aku juga berkontribusi dalam menciptakan ekosistem kotor itu, yang membuat kehidupan sekolah bagi sebagian kecil orang jadi seperti di neraka.
Tapi, meskipun begitu, dulu aku tidak menjadi seperti 'bosnya para perundung'. Jika kalian pernah menonton serial televisi yang bertemakan perundungan di sekolah, kalian pasti tidak asing lagi bukan dengan sistem 3 orang pelaku perundungan? Nah, salah satu dari mereka selalu ada yang jadi 'bos'nya, sementara sisanya, hanya sekedar menjadi pendukung.
Itulah peranku. Seekor pengecut yang ikut membantu dan mendukung upaya-upaya dari sang predator dalam mencabik-cabik mangsanya. Menjijikan sekali, bukan?
Tahan dulu sumpah serapah kalian, aku siap menerima semua kemarahan itu, hanya saja, ada sesuatu yang ingin kuberitahu.
Setelah aku naik ke jenjang SMA, aku sudah membulatkan tekad untuk menebus segala kesalahanku selama 9 tahun dari SD sampai SMP karena telah membuat hidup orang lain menderita. Aku tidak yakin itu bisa menebus semua dosa-dosaku sepenuhnya, tapi setidaknya aku akan berusaha semaksimal mungkin.
Aku akan mendirikan sebuah organisasi rahasia di sekolahku yang baru.
"Heeeeey! Ada yang lihat kotak pensilku? Aku rasa aku tadi meletakkannya di mejaku, tapi kenapa bisa hilang secepat itu, sih!?"
"Ahahahaha! Yang benar saja!? Itu tidak mungkin! Kau pasti bercanda!"
"Ada yang mau ke kantin? Aku ingin menitip sesuatu, nih!"
"Sial! Ponselku kenapa jadi rusak begini! Padahal aku harus mengabari pacarku!"
Ini siang hari, sekitar jam 12, dan ini adalah hari pertamaku di SMA. Aku duduk di bangku paling belakang, dan sedang merebahkan kepalaku di meja, mengabaikan segala suara bising yang terjadi di dalam kelasku sekarang. Aku senang karena di SMA setiap murid duduk dengan bangku dan meja masing-masing sendirian, tidak seperti masa-masa sebelumnya yang mengharuskan murid duduk berdua dalam satu meja.
Hanya karena hal sesederhana itu, aku senang.
"Namamu kalau tidak salah, Paul Crowder, ya?" Tiba-tiba saja aku mendengar suara gadis yang mendekat ke mejaku, lantas aku segera mengangkat pipiku dari permukaan meja dan memandang sosok tersebut.
"Ya, itu aku." Aku menjawab dengan tegas pada sosok gadis berambut hitam panjang yang kini sedang menyerahkan sebuah buku tebal bersampul merah padaku.
"Aku Olivia Memento, ketua kelas barumu, ini buku panduan sekolah kita. Semuanya sudah dapat, dan tersisa 1, kupikir lebih, ternyata memang ada yang belum dapat. Kenapa kau diam saja dan tidak meminta, Crowder?" omel Olivia dengan menggeleng-gelengkan kepalanya setelah tanganku menerima buku tersebut.
"Maaf, aku lupa."
Olivia tampak tersenyum mendengar jawabanku. "Jangan khawatir, aku sudah berpengalaman menangani tipe pelupa sepertimu. Aku harap kau tidak lupa juga soal makan siangmu, karena sebentar lagi jam istirahat habis." Setelah mengatakan itu, Olivia pergi dari hadapanku dan kembali ke tempat duduknya.
Aku mendengus. Tidak suka saat waktu santaiku diganggu olehnya, memang apa pentingnya buku panduan sekolah? Aku tidak butuh.
Ketika bunyi bel di sore hari berdenting, menandakan kegiatan belajar-mengajar di seantero sekolah sudah berakhir, semua murid bergegas membereskan barang-barangnya dan segera pulang ke rumah masing-masing. Aku adalah siswa terakhir yang keluar dari kelas, dan saat aku baru saja menguap di ambang pintu, aku melihat ada sepuluh sosok asing yang hadir di depan kelasku.
Mereka semua sedang berada di posisi yang berbeda-beda, ada yang sedang berdiri tegak dengan memasang wajah serius, ada yang duduk dengan menyilangkan kaki di atas tong sampah, ada yang menyenderkan punggungnya di tembok dengan mengangkat dagu, ada yang duduk dengan kaki melebar di lantai, ada yang berdiri dengan kikuk dan menundukkan kepalanya, ada yang duduk di rumput dengan memandang ke langit, ada yang berdiri dengan melipatkan tangan dan tertawa tidak jelas, ada yang berjongkok sambil mengunyah keripik kentang, ada yang sedang sibuk memainkan ponselnya sambil berdiri, dan ada juga yang sedang kencing sembarangan di tanaman kelasku.
"Apakah kau orang yang membuat pengumuman itu?" tanya salah satu dari mereka, tepatnya lelaki berambut perak, berkaca mata, yang sedang berdiri tegak dengan wajah serius padaku.
Dengan santai, aku menganggukkan kepala. "Ya, benar. Akulah yang membuat pengumuman itu." Sontak, setelah aku mengucapkan itu, mereka semua meninggalkan posisinya masing-masing dan berjalan pelan mendekatiku.
Kini, mereka bersepuluh sudah berada di posisi yang sama, yaitu berdiri tegak di depan mukaku.
Kalian pasti penasaran, sebenarnya pengumuman apa yang telah kubuat, hingga mendatangkan sepuluh orang asing yang terkesan seperti sedang menjegal jalan pulangku dari sekolah. Tidak, kalian tidak perlu takut, mereka semua aman. Mereka bukan musuhku.
Biar kujelaskan secara singkat. Di hari pertama SMA-ku, aku sengaja berangkat pagi-pagi buta. Di sana, aku menempelkan berbagai kertas di setiap lokasi, yang berisi pengumuman yang sama, yaitu perekrutan anggota baru untuk organisasi rahasia yang akan kudirikan.
Tentu saja aku tidak menuliskan nama asliku di sana, atau tujuan asli dari organisasiku, bahkan tampilan dari pengumuman yang kubuat mirip seperti iklan promosi sedot WC. Isinya seperti ini, 'Bagi yang punya tekad, bergabunglah denganku, aku akan mendirikan sebuah organisasi yang akan mengubah dunia, semua orang diterima. Jika kalian tertarik, datanglah ke kelas X-C pada waktu pulang sekolah, itu kelasku. Hanya berlaku untuk hari ini saja.'
Aku cukup takjub, pengumuman yang kubuat ternyata dapat menarik lebih banyak peminat dari yang kukira.
Kupikir hanya satu atau dua orang saja yang akan tertarik menemuiku sepulang sekolah, karena pengumuman yang kubuat terkesan mencurigakan, bukan? Seperti pamflet-pamflet penipuan yang seringkali kau baca di mana-mana, tapi aku kaget ternyata sepuluh orang bisa ada di depan wajahku sekarang.
Karena mereka sudah berkumpul, aku langsung mengajak mereka ke belakang sekolah, tepatnya ke sebuah ruang kelas kosong yang kotor dan berantakan. Di sana hanya ada beberapa kursi dan meja yang masih utuh, sisanya hancur tidak berbentuk. Aku membiarkan mereka duduk atau berdiri di posisi yang mereka sukai sebelum akhirnya diriku berdiri di depan mereka, memberikan perkenalan singkat.
"Terima kasih karena telah datang dan bersedia untuk bergabung ke dalam organisasiku, aku sangat senang melihat kalian semua. Aku Paul Crowder, kalian boleh memanggilku dengan sebutan apa saja, terserah, aku tidak peduli. Aku hanya ingin kalian bekerja sama denganku secara sukarela, tanpa sedikitpun merasa terpaksa," jelasku dengan menampilkan tatapan yang dingin pada mereka, aku tidak memberikan senyuman sama sekali, karena aku ingin mereka tahu bahwa beginilah sifatku. "Sebelum lebih lanjut, aku ingin mengenal kalian lebih dekat. Sebutkan nama kalian, kelas kalian dan alasan kalian bergabung denganku."
School is hell.
That's how I feel after undergoing education in school for almost 10 years. For some people, school is a fun and exciting place, because they can meet many friends and gain useful knowledge from teachers. For me, school is just a trash can filled with disgusting people. I don't understand why people often romanticize their school days. I found no fun at all in school.
all I found was bullying, bullying, and bullying.
Ah no. You're wrong if I'm a victim of bullying who ends up hating school days. That's not quite right. In fact, I am one of the perpetrators of various bullying that has occurred at my school. yes, you read correctly, I also contributed to creating that dirty ecosystem, which makes school life for a small number of people like hell.
But even so, I didn't become like the 'boss of bullies'. If you have ever watched a television series with the theme of bullying at school, you must be familiar with the 3 person bullying system. Well, one of them is always the 'boss', while the rest are just supporters.
That's my role. a coward who helps and supports the efforts of the predator in tearing its prey to pieces. It's disgusting, isn't it?
Hold on to your swearing, I'm ready to accept all that anger, it's just, there's something I want to tell you.
After I went up to high school, I have made up my mind to make up for all my mistakes for 9 years from elementary to middle school for making other people's lives suffer. I'm not sure it can atone for all my sins completely, but at least I'll try my best.
I will set up a secret organization in my new school.
"Heeeeey! Has anyone seen my pencil case? I think I put it on my desk, but how come it disappeared so fast!?"
"Ahahahaha! Seriously!? That's impossible! You must be kidding!"
"Anyone want to go to the cafeteriaI want to leave something, here!"
"Damn it! Why is my cell phone broken like this! Even though I have to tell my girlfriend!"
It's noon, around 12 o'clock, and it's my first day of high school. I sat in the back seat, and was laying my head on the table, ignoring all the noise that was happening in my class right now. I'm happy because in high school each student sits with their own desk and desk, unlike in previous times where students had to sit together at one table.
Just because it's that simple, I'm happy.
"Your name is Paul Crowder, I think?" suddenly I heard a girl's voice approaching my table, then I immediately lifted my cheek from the surface of the table and looked at the figure.
"Yes, that's me." I answered firmly to the figure of the girl with long black hair who was now handing me a thick book with a red cover.
"I'm Olivia Memento, your new class president, this is our school's guidebook. Everyone has got it, and there's only 1 left, I think it's more, it turns out that there are indeed some that haven't been received. why don't you just shut up and don't ask, Crowder?" Olivia mumbled shaking her head after my hand received the book.
"Sorry I forgot."
Olivia seemed to smile at my answer. "Don't worry, I have experience dealing with forgetful types like youI hope you don't forget about your lunch too, because break time is almost over.” After saying that, Olivia left in front of me and returned to her seat.
I snorted. Don't like it when my leisure time is disturbed by him, what is the importance of school manuals? I do not need.
When the bell rang in the afternoon, signaling the end of the teaching and learning activities throughout the school, all the students rushed to pack their things and immediately went back to their respective homes. I was the last student to leave the class, and just as I was just yawning in the doorway, I saw ten strange figures present in front of my class.
they were all in different positions, some were standing straight with a serious face on, some were sitting with their legs crossed on the trash can, some were leaning their backs against the wall with their chins lifted, some were sitting with their legs spread apart on the floor. , there arestood awkwardly and bowed their heads, some sat on the grass looking up at the sky, some stood with their arms crossed and laughed incoherently, some squatted while chewing potato chips, some were busy playing their cell phones while standing, and some were..was urinating carelessly on my class plant."Were you the one who made the announcement?" asked one of them, the silver haired, bespectacled man to be exact, who was standing tall with a serious face at me.
Casually, I nodded my head. "Yes, that's right. I was the one who made the announcement." suddenly, after I said that, they all left their respective positions and walked slowly towards me.
Now, ten of them are in the same position, which is standing straight in front of my face.
You must be curious, what announcements have I made, to bring in ten strangers who seem like they are blocking my way home from school. No, you don't have to be afraid, they're all safe. They are not my enemy.
Let me explain briefly. On my first day of high school, I purposely left early in the morning. There, I posted various papers in each location, which contained the same announcement, namely the recruitment of new members for the secret organization I was about to set up.
Of course I didn't put my real name there, or the original purpose of my organization, even the appearance of the announcement I made was similar to a toilet promotion advert. it reads something like this, 'For those who are determined, join me, I will set up an organization that will change the world, everyone is welcome. If you're interested, come to class X-C on the way home from school, that's my class. Valid for today only.'
I was quite amazed, the announcement that I made turned out to be able to attract more fans than I thought.
I thought only one or two people would be interested in seeing me after school, because the announcement I made seemed suspicious, didn't it? like the fraudulent pamphlets you read everywhere, but I was surprised that ten people could be in front of my face now.
Since they had already gathered, I immediately took them to the back of the school, to be exact to an empty classroom that was dirty and messy. there were only a few chairs and tables still intact, the rest shattered out of shape. I let them sit or stand in their preferred position before finally standing in front of them, giving a brief introduction.
"Thank you for coming and being willing to join my organization, I'm very happy to see you all. I'm Paul Crowder, you can call me whatever you want, whatever, I don't careI just want you to cooperate with me voluntarily, without feeling the slightest bit forced," I explained by showing a cold look at them, I didn't give a smile at all, because I wanted them to know that this is my nature"Before we go any further, I would like to get to know you better. Please state your names, your classes and the reason why you joined me."
"Aku Nicholas Smith dari kelas X-A," ucap laki-laki berambut perak dan berkacamata yang merupakan orang pertama yang berbicara padaku tadi di depan kelas, memperkenalkan dirinya padaku dengan duduk di kursi yang masih utuh, raut mukanya sangat serius. "Alasanku bergabung karena aku ingin tahu tujuan sebenarnya dari organisasi yang akan kau dirikan kelak."
Aku mengerti. Nicholas Smith adalah tipe yang tidak bisa kuremehkan, selain dia berasal dari kelas A, yang hanya diisi oleh orang-orang jenius, dia juga terkesan belum benar-benar ingin bergabung denganku, untuk sekarang yang ia inginkan hanyalah informasi dan kejelasan. Ciri khas seorang mata-mata. Aku harus berhati-hati padanya.
"Yo! Aku Joe Johanes! Dari kelas X-E!" Kini lelaki berambut hijau jabrik yang bersuara, dialah pelaku yang kencing sembarangan di depan kelasku. Dia punya ekspresi wajah yang sangat riang, berbeda jauh dengan Nicholas Smith. Dia berdiri dengan mengacungkan satu tangannya ke atas, ingin semua mata memperhatikannya. "Alasanku bergabung, karena aku suka dengan gaya tulisanmu! Haha! Mengubah dunia! Itu keren sekali, bro!"
Untuk Joe Johanes, aku tidak melihat ancaman darinya, setidaknya untuk sekarang. Tapi melihat penampilannya yang agak urakan--rambut jabrik, telinga ditindik, dan tato naga di lehernya—itu memberikan kesan kalau dia bukanlah siswa biasa. Tapi itu tidak mengejutkan, karena dia berasal dari kelas E, yang dikenal sebagai kelas paling b****k yang diisi oleh anak-anak buangan.
"Aku Eleanor Romanes, dari kelas X-B," ucap seorang gadis berambut merah panjang yang duduk di meja, dia melipatkan kakinya dan tersenyum nakal. Sejujurnya, dia satu-satunya perempuan yang punya tubuh paling sempurna di sini, terutama payudaranya, itu terlalu gila. "Alasanku bergabung, ya? Sebenarnya tidak penting, aku hanya ingin merasakan sensasi saja. Bergabung ke dalam organisasi rahasia itu, bukankah sangat menggairahkan? Rasanya seperti kita melakukan seks dengan sembunyi-sembunyi, itu sangat nikmat dan menegangkan."
Sejujurnya, dia adalah tipe gadis yang paling kubenci. Tapi entah kenapa, aku merasakan potensi yang menjanjikkan dari Eleanor Romanes. Meski sifatnya begitu, dia punya sesuatu yang tidak dimiliki oleh semua orang di ruangan ini dan aku yakin ia bisa memajukkan organisasiku. Aku harus memanfaatkannya.
"Ak-Aku Vino Evonic dari kelas X-D," Sekarang giliran lelaki berambut biru pendek yang bersuara, dia sedang berdiri tegak dan tampak sedikit canggung, aku bisa melihat itu dari gerak-gerik tubuhnya. "Alasanku bergabung, hanya karena penasaran. Aku pikir akan menyenangkan jika aku bisa terlibat dalam organisasi rahasia."
Untuk yang satu ini, aku tidak bisa melihat potensi apapun darinya, yang kulihat dari sosok Vino Evonic hanyalah ketakutan, kegelisahan, dan keresahan. Mungkin aku harus mempertimbangkan lagi untuk membuatnya bergabung, tapi aku harus memberikannya kesempatan dulu untuk melihat perkembangannya. Kelihatannya bukan masalah.
"Aku Angela Ribella, dari kelas X-B," Gadis berambut pirang panjang bergelombang mulai memperkenalkan dirinya padaku. Dia tampak percaya diri dan senyumannya tipis, dia sedang duduk anggun di kursi yang agak rusak. "Aku tidak punya alasan khusus, aku hanya merasa tertarik saja."
Tidak punya alasan khusus adalah omong kosong. Angela Ribella tampak seperti seseorang yang sedang merahasiakan sesuatu, tapi terserah, itu bisa kuurus lain kali. Sekarang aku hanya perlu menyambutnya dengan ramah.
"Aku Alexander Coldish, dari kelas X-D," Sekarang giliran lelaki berkulit gelap, berambut abu-abu, dan berbadan paling tinggi yang bersuara. Dia memiliki sorotan mata yang lembut dan kelopak mata yang sayu. "Alasanku bergabung karena aku ingin mengubah dunia, seperti yang kau tulis di pengumumanmu."
Ini menarik. Alexander Coldish punya aura yang ganas tapi kepribadiannya ternyata sangat lemah lembut, tidak seperti yang kubayangkan. Aku senang karena orang seperti dia bisa berada di sini, bersedia untuk bergabung denganku.
"Hai! Aku Cherry Rosemary! Aku berasal dari kelas X-E!" Kini yang bersuara adalah gadis paling mungil, sok imut, dan menyebalkan. Dia berambut merah muda yang dikuncir dua, penampilannya sangat nyentrik—memakai kalung, anting, gelang, dan cincin berbentuk hati—dan semuanya serba merah muda. "Alasanku bergabung karena aku ingin menjadi orang yang misterius! Kupikir masuk ke dalam sebuah organisasi rahasia akan membuatku jadi populer! Selain itu, aku juga ingin punya banyak teman di SMA! Jadi, begitulah! Hihihihi!"
Sungguh sial. Kenapa orang seperti Cherry Rosemary bisa tertarik untuk bergabung, dia tampak seperti gadis-gadis manja yang mengerikan. Bahkan alasan yang dia katakan saja sangat menimbulkan paradoks, dia ingin menjadi misterius, tapi penampilannya sangat nyentrik, dan bahkan dia juga berkeinginan menjadi populer. Dan apa-apaan soal ingin punya banyak teman? Rasa-rasanya aku ingin menyerah saja.
"Selamat sore, semuanya. Namaku Sebastian Emanuel, berasal dari kelas X-A," Lelaki berambut pirang pendek yang kini bersuara, dia tampak begitu sopan dan bermartabat dibanding yang lainnya, dia juga mengenakan jas hitam, menutupi seragam sekolahnya di dalam. Dia terkesan elegan dan berwibawa. "Aku bergabung karena aku ingin merasakan keseruan. Hal-hal yang berbau organisasi rahasia sangat membuatku bersemangat, karena aku adalah pecinta film misteri. Senang bertemu dengan kalian semua."
Aku cukup terkejut saat mengetahui kalau Sebastian Emanuel juga berasal dari kelas A, sekelas dengan Nicholas Smith. Tapi selain sifat mereka sangat jauh berbeda, aku juga tidak merasakan adanya keakraban dari mereka berdua. Entah kenapa mereka seperti tidak saling mengenal dan tidak ingin saling kenal. Tapi aku tidak terlalu peduli soal itu, yang penting aku senang karena ada dua orang dari kelas A yang bersedia bergabung dengan organisasiku. Mereka berdua akan menjadi bahan bakar yang sangat berharga untuk menggerakkan organisasiku.
"Barbara Salvador! Itu namaku! Aku dari kelas X-E!" Aku kaget saat mendengar suaranya yang terkesan membentak. Dia perempuan berambut oranye pendek, gaya rambut dan sikapnya sangat maskulin. Bahkan jika dia tidak bersuara, mungkin aku akan menganggapnya laki-laki, karena tidak ada sedikitpun sisi feminin darinya. "Alasanku datang karena aku ingin melihat wajah dari orang yang ada dibalik pengumuman murahan itu! Dan ternyata kau, ya. Heh! Mengecewakan sekali. Kupikir sosoknya akan terlihat lebih wah, ternyata cuma keroco. Tenang saja, aku tidak berubah pikiran, aku akan tetap bergabung."
Selain Eleanor dan Cherry, aku juga benci tipe orang semacam Barbara Salvador. Dia tidak punya sopan santun sama sekali saat berbicara padaku, bahasanya kasar dan tidak bisa dijaga. Aku tidak tahu harus senang atau marah sekarang, karena mau seburuk apapun kepribadiannya, dia bisa kumanfaatkan. Tapi aku gemas ingin menghajar mulutnya.
Sekarang tinggal tersisa satu orang lagi yang belum memperkenalkan diri, dia adalah sesosok gadis berambut ungu panjang yang sedari tadi berdiri sambil menundukkan kepalanya. "Giliranmu." pintaku padanya. Sontak dia kaget saat mengetahui tinggal dirinya sendiri yang belum bersuara. Semua orang memperhatikannya, dan badannya jadi gemetar.
"Namaku... Violetta Beganville, aku dari kelas X-C," Aku terkejut saat mendengar bahwa dia berasal dari kelas yang sama denganku. Kupikir hanya orang-orang diluar kelasku saja yang mengetahui pengumuman itu, tapi ternyata ada juga orang dari kelasku yang tertarik untuk bergabung. Aku berusaha menenangkan diri agar tidak terlihat resah. "Alasanku bergabung karena aku ingin menyibukkan diri dengan kegiatan, hanya itu. Maaf jika alasanku tidak sebagus yang lain."
"Tidak masalah," jawabku dengan senyuman yang kikuk, itu adalah senyuman pertama yang kutampilkan di depan para anggota baruku. "Baik, karena kalian sudah memperkenalkan diri masing-masing, sekarang giliranku untuk menjelaskan tujuan sebenarnya dari organisasi yang akan kudirikan. Aku harap kalian bisa menyimaknya dengan baik sebab aku tidak akan menjelaskannya dua kali."
"I'm Nicholas Smith from class X-A," said the silver-haired and bespectacled man who was the first to speak to me earlier in the class, introduced himself to me by sitting on the chair that was still intact, his face very serious. "The reason I joined is because I want to know the true purpose of the organization you are going to establish in the future."
I understand. nicholas Smith is the type that I can't underestimate, besides he comes from class A, which is only filled by geniuses, he also doesn't seem like he really wants to join me, for now all he wants is information and clarity. Characteristics of a spy. I have to be careful with him.
"Yo! I'm Joe Johanes! From class X-E!" Now the man with spiky green hair is making a sound, he is the perpetrator who urinates in front of my class. He had a very cheerful expression on his face, in stark contrast to Nicholas Smith. he stood with one hand held up, wanting all eyes on him. "The reason I joined, because I like your writing style! Haha! Changed the world! That's so cool bro!"
For Joe Johanes, I don't see any threat from him, at least for now. but looking at his somewhat disheveled appearance--studded hair, pierced ears, and a dragon tattoo on his neck--it gave the impression that he was no ordinary student. But that's not surprising, because he's from class E, which is known as the most dilapidated class filled with outcasts.
"I'm Eleanor Romanes, from class X-B," said a girl with long red hair sitting at the table, she folded her legs and smiled mischievously. To be honest, she's the only girl who has the most perfect body here, especially her breasts, it's just too crazy. "The reason I joined, huhactually not important, I just want to feel the sensation alone. Joining that secret organization, isn't it very exciting? It feels like we're having s*x in secret, it's very enjoyable and stressful."
Honestly, she's the type of girl I hate the most. but somehow, I sensed the promising potential of Eleanor Romanes. Despite his nature, he has something that not everyone in this room has and I'm sure he can advance my organization. I have to take advantage of it.
"I-I'm Vino Evonic from class X-D," Now it was the short blue haired man's turn to speak, he was standing straight and looking a little awkward, I could see it from his body movements. "The reason I joined, was simply out of curiosityI thought it would be fun if I could get involved in a secret organization."
For this one, I can't see any potential from it, all I see from Vino Evonic's figure is fear, anxiety, and anxiety. maybe I should reconsider getting him to join, but I should give him a chance first to see how he develops. It doesn't seem like a problem.
"I'm Angela Ribella, from class X-B," The girl with long wavy blonde hair began to introduce herself to me. she looked confident and with a faint smile, she was sitting gracefully in a slightly broken chair. "I don't have any particular reason, I just feel interested."
Having no particular reason is bullshit. angela Ribella looks like someone who is keeping something secret, but whatever, I can take care of that next time. Now I just need to greet him warmly.
"I'm Alexander Coldish, from class X-D," Now it was the dark-skinned, gray-haired, tallest man who spoke. She has soft eyes and droopy eyelids. "The reason I joined is because I want to change the world, as you wrote in your announcement."
This is interesting. Alexander Coldish had a fierce aura but his personality turned out to be very gentle, unlike what I had imagined. I'm glad that someone like him could be here, willing to join me.
"Hi! I'm Cherry Rosemary! I'm from class X-E!" Now the voice is the most petite girl, pretentious cute, and annoying. she had pink hair in two ponytails, she looked very quirky—wearing necklaces, earrings, bracelets, and heart-shaped rings—and everything was pink. "The reason I joined was because I wanted to be a mysterious personI thought getting into a secret organization would make me popular! Besides, I also want to have lots of friends in high school! So, there you have it! Hihihi!"
It's really bad luck. Why would someone like Cherry Rosemary be interested in joining, she looked like a horrible spoiled girl. even the reason he said was very paradoxical, he wanted to be mysterious, but his appearance was very eccentric, and even he also wanted to be popular. And what about wanting to have lots of friends? I feel like I just want to give up.
"Good afternoon everyone. my name is Sebastian Emanuel, come from class X-A," A short blonde haired man who now spoke, he looked so polite and dignified compared to the others, he also wore a black coat, covering his school uniform inside. He seemed elegant and dignified"I joined because I wanted to have fun. The secret organization stuff really excited me, because I'm a mystery movie lover. Nice to meet you all."
I was quite surprised to find out that Sebastian Emanuel was also from class A, in the same class as Nicholas Smith. But apart from their very different nature, I also don't feel any intimacy between the two of them. for some reason they don't seem to know each other and don't want to know each other. But I don't really care about that, the important thing is that I'm happy because there are two people from class A who are willing to join my organization. the two of them will be invaluable fuel to drive my organization.
"Barbara Salvador! That's my name! I'm from class X-E!" I was surprised when I heard his voice that seemed to scream. She is a woman with short orange hair, her hairstyle and demeanor are very masculine. even if he didn't make a sound, I'd probably think of him as a boy, because there's not the slightest bit of a feminine side to him. "The reason I came because I wanted to see the face of the person behind that cheap announcement! And it turned out to be you, huh. Heh! What a disappointment. I thought his figure would look better, but it turned out to be just a scab. Don't worry, I haven't changed my mind, I'll stick with it."
Apart from Eleanor and Cherry, I also hate that type of person like Barbara Salvador. he had no manners at all when speaking to me, his language was rude and unmanageable. I don't know whether to be happy or angry now, because no matter how bad his personality is, I can take advantage of him. But I'm excited to beat his mouth.
now there is only one person left who has not introduced herself, she is a long purple haired girl who has been standing with her head down. "Your turn." I asked him. Suddenly he was shocked when he found out that he was the only one who had not made a sound. everyone was watching him, and his body was shaking.
"My name is... Violetta Beganville, I'm from class X-C," I was surprised to hear that she was from the same class as me. I thought only people outside my class knew about the announcement, but apparently there were also people from my class who were interested in joining. I tried to calm myself down so I wouldn't look nervous. "The reason I joined was because I wanted to keep myself busy with activities, that's allsorry if my reasoning isn't as good as the others."
"No problem," I replied with a clumsy smile, it was the first smile I ever showed in front of my new members. "Okay, now that you've introduced yourselves, now it's my turn to explain the real purpose of the organization I'm about to set up. I hope you'll listen carefully because I won't be explaining it twice."