Eps. 19 Bukan prediksiku

1306 Words

Author P.O.V Juan menatap tajam ke arah Jesi. Semburat merah di wajah tampannya sungguh sangat terlihat. Wajah dingin menakutkan mampu membuat siapa saja bergidik ngeri. Terlebih pada Jesi. Sebab dialah satu – satunya orang yang saat ini mendapatkan tatapan tajam itu. “Haduh, Jesi. Matilah kau,” batin Naumi ikut takut. Tangan kanan Juan yang sejak tadi memegang ponsel sambil menelpon Jesi itu, kini sudah dimatikan. Dia masih berdiri tegak menatap Jesi. Hingga akhirnya dia perlahan melangkahkan kakinya untuk menemui Jesi. “Bagus. Bagus. Pantas saja teleponku tidak diangkat sedari tadi. Ternyata kamu malah sibuk disini,” seru Juan meninggi. Jesi yang kikuk karena mendapat banyak sorotan itu memilih diam dan menunduk. Sedangkan sekretaris Juan yang bernama Maria itu, saat ini sedang

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD