PROLOG

666 Words
PROLOG “sekali lagi shame , bercintalah denganku sekali lagi” aku berbisik, memohon tepat ditelinga, diantara rambutnya, nafasku memburu disekitar tengkuknya. Aku ingin memastikan bahwa dia merasakan gairah yang aku rasakan padanya. Shame hanya menggeliat, matanya terpejam, bibir bawahnya ia gigit kuat, jari jemarinya menekan punggungku seoalah tak ingin dilepaskan. Dia hanya menganguk. Bibirku turun ke dadanya, jari jemariku mulai memainkan c**t nya lembut lalu bertambah cepat, bermain disana seoalah tidak pernah usai. Shame membuka kakinya lebih lebar , tak sabar untuk menyanatap hidangan utama, saat jemariku mulai memasuki pusat tubuhnya dia mulai putus asa. “brooklyn, please” desahannya masih terus bergema diruangan ini. Kini aku memilih membenamkan mulutku dibagian bawah tubuhnya, lidahku masuk kedalamnya dan saat dia desahannya panjangnya datang dia menarik rambutku menahannya tetap disana, menikmati desahannya di telingaku dan manis cairannya dimulutku. Saat desahannya mulai menghilang dengan cepat aku membenamkan milikku kedalam tubuhnya , desahannya datang lagi diikuti tubuh kami yang saling bergerak menikmati satu sama lain. “brooklyn aku “ aku mencium bibirnya cepat tmemainkan lidahku disana, aku tahu yang hendak dia katakan, akupun merasa kami semakin dekat, kakinya melingkar dipunggungku, sedangkan jemarinya menguasai belakang leherku, mengenggam rambutku , menekan kepalaku untuk menciumnya lebih lama, irama kami sama, saling mengisi , desahan panjang kami yang harusnya diudara kali ini tertahan dimulut kami. berganti dengan semakin kuatnya ciuman yang kami berikan untuk satu sama lain. Saat itu berakhir aku menatapanya, bibirnya sedikit bengkak, wajahnya penuh rona merah muda. “cantik” kataku. jariku menyingkirkan rambut-rambut kecil disekitar wajahnya, shame terseyum malu-malu. Bagaimana mungkin aku bisa melupakan saat-saat seperti ini. Aku membaringkan tubuhku disampingnya, dia memelukku menempatkan kepalanya di dadaku. Lalu mendongak dan mengecup bibirku lembut. “aku mencintaimu shame” kata-kata itu keluar begitu saja. Entah karena suasananya atau karena kata-kata itu sudah ingin ku ucapkan sejak lama shame tersenyum lembut. Matanya terpejam. Akupun memejamkan mataku , berharap saat bangun nanti ini semua bukan hanya mimpi. -- PRAMANTYONO BROOKLYN. Hai ! Aku pramantyo , biasa dipanggil pram. secara fisik sebenarnya aku tidak terlalu tampan , kulitku sedikit coklat , tinggiku 180cm , rambutku coklat gelap dan aku biarkan sedikit gondrong agar bisa aku ikat. Aku hidup tanpa beban , menjalani hari-hari sebagai salah satu founder dan operational director di event organizer. Pekerjaan seperti ini memang cocok dengan kepribadianku. Tidak terikat waktu , tempat dan bisa menemukan wanita yang cocok denganku dimanapun, dengan variabel tanpa batas. Aku berada di posisi yang paling aku suka sekarang. Berbaring hanya dengan selimut meutupi tubuhku dan bagian terbaiknya, dengan wanita disampingku. “pram” Kalian dengar suara ? Sangat menggoda. dia deasy , teman dekatku. Dia sangat sexy, aku suka suaranya , caranya bermanja-manja, visi misi kami untuk bersenang-senang sama persis. Kelebihannya yang paling menonjol adalah dia sudah bersuami, jadi syukurlah biarkan hubungan ini tetap menjadi hubungan yang tidak terikat. -- WIDURI ASHAMEMA Hai aku widuri, bukannya sombong tapi kalau kalian melihatku aku jamin kalian akan menoleh untuk melihatku sekali lagi. tinggiku 170cm tapi aku selalu memakai sepatu dengan hak atau bersol tebal. tubuhku ramping, rambutku lurus sepunggung dan hobiku yang suka berpakaian longgar membuatku terlihat seperti layang-layang. Aku bekerja dengan banyak orang dan itu membuatku menghargai setiap masukan. salah satunya saran dari para pegawaiku yang masih muda , mereka membuatku mencoba test kepribadian dan hasilnya mbti ku ESTJ , entah kenapa aku bisa jadi ekstrovert , padahal menurutku aku adalah seorang introvert. Seperti kebanyakan wanita, otakku berisik dan hatiku yang harusnya membantu otakku untuk realistis malah menyerangku dengan sensitifitas , kerja sama yang sangat menarik. Aku berada lobby apartementku menunggu seorang pangeran datang dengan kuda putih. “wid “ “hai ted” Persetan dengan kuda putih. Aku masuk ke mobil ted , dia pacarku. Kami sudah bersama kurang lebih 6 bulan . Dia lelaki yang baik, yah hanya itu yang penting diketahui tentangnya , selebihnya , dia sahabat baikku untuk beberapa tahun , lalu kami berusaha menyelamatkan satu sama lain saat usia kami sudah memasuki tenggat waktu menikah. -- Mari mulai ceritanya dari sini.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD