Sebuah celah

1516 Words

Penuh ketakutan, khawatir dengan apa yang akan dihadapinya. Abraham terdengar penuh dengan amarah, membuat Nadine berfikir apa kesalahannya? Padahal dia mengirimkan pesan sebelum pergi ke manapun. Ketika Nadine sampai di apartemen, dia sudah mendapati keberadaan Abraham di sana. Pria itu tengah membuka birnya dan berbalik menatap Nadine sambil meneguk. “Bersenang senang?” Nadine mencoba biasa saja, dia datang dengan bibir mengerucut. “Daddy,” panggilnya kemudian memeluk Abraham. “Jangan sentuh aku,” ucap Abraham dengan dingin. Berhasil membuat Nadine takut dan segera melepaskan pelukannya. “Ada apa? Apa aku bersalah?” “Kau belum menyadarinya?” “Sadar apa? Cepat beritahu aku daripada aku menebak nebak sesuatu yang tidak aku ketahui.” Nadine masih merengek. Tangannya dihempaskan Abra

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD