“Dulu ke mana dia saat aku membutuhkan pelukan? Dulu ke mana dia saat aku butuh seseorang untuk menyayangiku? Dia tidak pernah berperan sebagai seorang ayah dalam hidupku. Lalu sekarang? Seenaknya saja dia mau memutuskan dengan siapa aku harus menikah?” berjalan menuju pintu apartmennya, Mahesa mengepalkan tangan, memaki Leuwis dalam hati. Tangannya membuka pintu, masuk ke dalam apartmennya yang terlihat sepi. Tetapi keningnya berkerut saat melihat apartmennya dalam keadaan gelap. “Mengapa lampunya mati? Apa Athalia sudah tidur?” gumamnya, lalu tangannya menyalakan saklar lampu. Begitu lampu menyala, Mahesa melihat Athalia telah tidur miring di atas sofa panjang yang ada di ruang tengah. Ternyata wanita itu menungguinya pulang. “Athalia?” Mahesa menghampiri sofa tempat dimana tubuh