“Seperti apa yang kau rasakan setiap kali ingat dengan masa lalumu yang pahit itu?” tanya seorang psikolog yang bernama Arini kepada Mahesa yang duduk di seberang kursinya. Mata Arini menatap lurus dan lembut, sebisa mungkin dia tidak ingin mendesak Mahesa. Arini hanya ingin membiarkan Mahesa mengatakan sendiri isi hatinya yang ingin diluapkan oleh lelaki itu padanya. Sepertinya Mahesa memang sudah membulatkan tekadnya untuk bisa sembuh dari trauma masa lalu yang kerap merundungnya. Maka dari itu, hari ini Mahesa meminta Athalia untuk mengantarnya ke psikiater. Siapa sangka, Athalia berkata jujur pada Mahesa tentang psikolog yang pernah dikunjunginya untuk berkonsultasi soal masalah trauma yang dialami oleh lelaki itu. Awalnya Mahesa terkejut mendengar Athalia pernah mengunjungi psikiater