Gaun merah tanpa lengan itu tampak mencetak bentuk tubuhnya yang … sempurna. “Mahesa! Sayang! Terima kasih karena sudah rela terlambat ke kantor hanya untuk menjemputku dulu.” wanita itu mendongkak pada Mahesa, senyum manja tercetak di wajah cantiknya. “Sama-sama, Jessy,” jawab Mahesa, sedikit membalas senyum manis dari wanita yang dia panggil dengan nama Jessy. Athalia merapatkan bibir, menahan sakit yang terasa menghimpit di dadanya. Tapi Athalia berusaha untuk tetap bersikap profesional, menunjukan wajah tenangnya yang meski sangat bertolak belakang dengan keadaan hatinya. “Selamat pagi, Tuan Mahesa!” “Pagi!” kali ini Mahesa menjawab sapaannya, meski matanya tetap tak melirik ke arah Athalia. Mahesa melangkah melewati Athalia, sambil tangan kanannya berada di pinggang ramping Je