Meleleh bagai Keju Mozarella

1005 Words
Satpam cafe datang memisahkan Hariz dan Mario yang bersitegang. Melati dengan cepat memegang Hariz dan menyeretnya keluar. Ia tak ingin Hariz menghajar Mario. Mereka akhirnya pulang kerumah.Hariz tak berbicara sama sekali pada Melati. Melati juga juga takut berbicara dengan Hariz. Sesampai dirumah Hariz langsung masuk ke dalam rumah mengabaikan Melati. Ibu Hariz melihat menantunya pulang sangat bahagia dan juga khawatir karena semalam Melati tidak pulang. "Melati" panggil ibu Hariz. "Iya bu" Melati mendekati Ibu Hariz lalu menyalaminya. "Kamu darimana Melati, ibu khawatir sama kamu" "Melati sempat berselisih paham bu sama mas Hariz tapi sekarang kami sudah baikan kok" "Alhamdulillah kalau begitu Melati,ibu sempat khawatir kamu kenapa-napa diluar sana. Yasudah masuk dulu lalu istirahat" "Iya bu" Melati memasuki kamar mereka. Disana Hariz menatapnya tajam tanpa suara. Melati merasa terintimidasi oleh tatapan suaminya. "Kamu beraninya selingkuh di belakang saya Melati" tuduh Hariz. "Saya gak selingkuh chef, tadi saya sendirian di cafe tapi Mario tiba-tiba datang" jelas Melati tapi Hariz tidak mempercayainya. Ia menganggap Melati sudah membual padanya. "Simpan kebohongan itu untukmu sendiri Melati. Kamu memang gak jauh lebih baik dari Dea" Hariz dengan tega membanding-bandingkan Melati dengan mendiang istrinya yang sudah lama meninggal. "Cukup chef!! chef boleh memarahi saya, membentak saya,mencaci maki saya!! tapi saya gak terima kalau dibanding-bandingkan dengan orang yang bahkan sudah nggak ada lagi di dunia ini!!" seru Melati. "MELATI!! JAGA BATASAN KAMU!!" bentak Hariz. "Chef yang harusnya jaga batasan!! Chef gak ada hak membandingkan saya dengan orang lain!! saya masih punya harga diri!!" "Kalau memang kamu punya harga diri harusnya kamu bisa menolak saat saya menyentuh kamu dulu Melati!! bukan malah menikmatinya!!" ucap Hariz dengan nada merendahkan. "Chef!! Chef benar-benar keterlaluan!!" Melati tak tahan tidur berdua dengan Hariz dan memilih keluar dan tidur di kamar tamu. Hati Melati sakit selalu hidup dalam bayang-bayang mantan istri Hariz. Sampai kapan dia akan hidup seperti ini. Sepertinya Melati akan mencari pekerjaan lain dan menuntut cerai dari Hariz. Ia masih muda dan masih bisa mencari peluang lain di luar sana. Pastinya masih banyak lelaki yang mau dengannya. Di kamarnya Hariz sama sekali tak ingin menyusul Melati. Ia menatap sendu foto pernikahannya dengan Dea. 'Dea.. bolehkah aku mencintai wanita lain selain dirimu? aku tak bisa melupakanmu Dea. Aku sangat mencintaimu. Tapi perasaanku mulai goyah karena wanita bodoh itu. Dia tak sepintar dan secantik dirimu. Tapi mengapa aku sekarang mulai ragu. Aku takut jika dia akan menghilang sama seperti kamu yang meninggalkan aku sendiri di dunia ini' batin Hariz lalu meletakkan kembali foto pernikahannya. Di kamar tamu Melati menangis pilu. Ia kalah sebelum berperang oleh wanita yang sudah meninggal. Dea adalah wanita yang tak akan bisa terganti di hati suaminya. Melati hanya dianggap pemuas nafsu birahi suaminya bukan diperlakukan sebagai seorang istri pada umumnya. Jujur Melati sudah sangat lelah bertahan di sisi Hariz.Melati berencana pergi dan menemukan pekerjaan lain. Lagian dia menikah bukan secara hukum tapi secara siri. Hariz bisa dengan mudah menalak dirinya kapanpun. Melati harus bersiap jika suatu saat hal itu terjadi nantinya. Beberapa bulan kemudian "MELATI!! cepat ambil wajan!!" teriak Hariz. Melati segera mengambil wajan dan menyerahkannya pada Hariz. Hariz melihat wajan itu sekilas lalu membantingnya di hadapan Melati. PRANKK Melati terkejut karena Hariz membanting wajan itu. Ia bingung mengapa Hariz berbuat begitu. "Ini wajan sudah penyok!! ganti yang lain BODOH!!!" maki Hariz. Melati yang sudah biasa dimarahi hanya memasang wajah tersenyum setiap Hariz membentaknya. "Iya Chef!!!" seru Melati dengan senyum di wajahnya. Chef Mario,chef Anjas, dan chef Tiara menatap prihatin pada Melati. Mereka malah mengira Melati mengalami tekanan mental karena selalu dimarahi hingga lupa cara menangis sampai berbinar-binar dimarahi oleh Hariz. "Hei lihat Melati! Anjas temanmu ada kan yang jadi psikiater, coba kita ajak Melati kesana" pinta Tiara khawatir melihat keadaan Melati. " Besok kita libur, kita akan ajak dia kesana oke" kata Anjas yang juga takut Melati jadi gila beneran disini. " Apa yang kalian bicarakan hah?!! cepat bekerja?!! kalian dibayar bukan untuk berbicara!! gunakan tangan dan otak kalian!!" bentak chef Hariz saat mendapati Anjas dan Tiara mengobrol. "Baik chef!!" jawab mereka serempak. Pesanan hari ini cukup banyak di hari weekend. Orang-orang banyak yang bertandang di restoran milik Hariz apalagi setelah direview oleh beberapa youtuber tanah air. Restoran Hariz mendadak viral dan Hariz terpaksa turun tangan dan merekrut karyawan baru bernama Nita yang sekarang membantu memasak. Posisinya sama dengan Mario. Nita amat menyukai Hariz. Ia tak segan-segan caper di depan Hariz. "Chef ini sudah selesai" ucap Nita menyerahkan dish yang ia buat sambil menatap nakal pada Hariz. Melati yang melihat itu cuek bebek karena ia sudah memutuskan untuk move on dari Hariz. Sebulan ini dia sudah mencari kerja dan besok ia akan diwawancarai. Ia akan mencari alasan agar tidak bekerja besok. "Bagus Nita good job. Kamu memang berbakat tak seperti Melati yang bodoh padahal sudah 6 bulan bekerja tapi tololnya gak hilang-hilang" singgung Hariz sambil melihat Melati. Melati hanya tersenyum senang membuat Hariz heran. Biasanya Melati akan langsung menangis tapi sekarang Melati memasang wajah yang bahagia. 'Wanita itu kenapa? apa salah makan?' batin Hariz. "Terima kasih chef" ucap Nita senang saat chef Hariz memujinya. Melati masa bodoh dengan perkataan Hariz. Ia berharap hari ini adalah hari terakhir ia bekerja dan ia akan menuntut Hariz untuk segera menceraikannya. Melati hanya bersenandung ria saat memasak. Ia tak pernah sebahagia ini dalam hidupnya. Temannya yang lain menatap kasihan karena menganggap Melati sudah tidak waras lagi. Begitu juga Mario, ia tak rela Melati jadi gila oleh ulah chef Hariz yang keterlaluan membully Melati. Mario merasa Hariz suka mencari kesalahan Melati. Padahal kesalahan Melati tidak sefatal itu. "MELATI!!" panggil chef Hariz "Iya chef!!!" jawab Melati antusias. "Ambilkan mangkuk besar itu!!" pinta chef Hariz. "Baik chef!!" Melati segera mengambilkan mangkuk besar itu dan memberikannya pada chef Hariz. "Ini chef!!" Melati tersenyum saat menyerahkan mangkuk itu padanya. Hariz terpanah saat melihat senyum Melati. Entah mengapa Melati begitu cantik hari ini. Tidak semurung biasanya saat ia membentak wanita itu. Hati Hariz seakan meleleh bagai keju mozarella saat melihat senyuman itu. DEG DEG DEG Jantung Hariz berdetak tak normal tapi ia segera menguasai perasaannya. Ia tak mungkin jatuh cinta pada Melati kan?
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD