"Kamu?!!" Hariz terkejut melihat Melati.
"Iya chef ini saya Melati yang melamar kerja kemarin" jelas Melati sambil tersenyum kaku.
"Hariz.." panggil ibu Hariz dengan suara lirih dari dalam.
"Ibu!!" Hariz segera masuk ke dalam ruangan UGD. Sedangkan Melati hanya menunggu di luar. Ibu Hariz dipindahkan ke ruangan lain dan Hariz segera mengurus biaya administrasinya. Setelah menunggu beberapa lama Melati dipanggil oleh Hariz.
"Melati!!"
"Iya chef!!" Melati setengah berlari menghampirinya.
"Jangan lari-lari!! kamu pikir ini lapangan?!" marah Hariz dengan galak. Melati sampai ciut dibuatnya.
"Maaf" cicitnya seperti anak ayam.
"Kamu dipanggil sama ibu. Dia mau ketemu sama kamu" ucap Hariz.
"Ehm baik chef" Melati masuk ke dalam ruangan diikuti oleh Hariz di belakangnya. Ibu Hariz sumringah saat melihat Melati.
"Nak kemarilah" ucap ibu Hariz. Melati duduk di samping ranjang sambil tersenyum.
"Ibu sudah baikan?" tanya Melati ramah.
"Iya ibu banyak berterima kasih sama kamu Melati. Kalau kamu gak ada mungkin ibu sudah lewat"
"Ibu jangan bicara sembarangan. Hariz tak suka!" dengus Hariz. Ibunya selalu membicarakan soal kematian akhir-akhir ini. Hariz tak menyukainya apalagi dia ditinggal mati oleh istrinya sekitar 5 tahun lalu akibat kecelakaan.
"Kematian itu pasti anakku. Tidak memandang tua atau muda. Ibu berharap kamu bisa menikah lagi agar ibu mati dengan tenang" ujar ibu Hariz dengan lemah.
Melati tidak tau harus berbuat apa dalam situasi ini. Ia hanya diam melihat percakapan ibu dan anak itu.
"Melati apa kamu sudah menikah?" tanya ibu Hariz tiba-tiba.
"Menikah? belum bu" jawab Melati jujur.
"Kamu mau menikah sama Hariz putra ibu? dia memang galak tapi aslinya dia sangat penyayang dan lemah lembut" tawar ibu Hariz yang dibalas dengusan kesal dari Hariz.
"Hariz tidak akan menikah selamanya bu" Hariz tidak akan mau menikah lagi. Hatinya hanya untuk Dea seorang. Sejak kematian Dea, Hariz berubah menjadi dingin dan arogan pada semua orang termasuk dengan wanita. Ia tak akan membiarkan satu wanita pun masuk ke dalam hidupnya.
"Jangan begitu Hariz kamu harus lupain Dea. Dia sudah tenang disana nak. Kamu berhak bahaga dan menikah lagi" ucap Ibu Hariz tapi Hariz hanya diam saja.
"Maaf bu, ehm Melati pamit dulu ya Melati mau pulang balik ke kampung" Melati terpaksa menyela pembicaraan karena ia harus pulang sebelum hari makin gelap.
"Kamu bukan asli sini ya nak? kenapa tidak menetap saja disini?" tanya Ibu Hariz.
"Ehm sebenarnya Melati melamar kerja tapi ditolak bu. Jadi Melati mau balik ke kampung. Melati sudah tidak punya uang lagi" jelas Melati.
"Kamu lulusan apa nak? emang kamu ngelamar dimana?" tanya ibu Hariz penasaran.
"Saya lulusan S1 tataboga bu. Saya ngelamar di restoran milik bapak Hariz" jawab Melati jujur.
"Di restorannya Hariz? Hariz kamu masukin aja Melati disana. Kata kamu karyawan kamu yang baru itu habis kecelakaan. Daripada buang-buang waktu wawancara terus mending Melati yang masuk ke kerja disana" pinta ibu Hariz. Dalam hati Melati bersorak semoga saja ia diberikan kesempatan bekerja di restoran Hariz.
"Tapi bu.."
"Gak ada tapi-tapian mulai sekarang Melati akan kerja sama kamu!" putus ibunya tak mau diganggu gugat lagi. Hariz menghela kasar nafasnya dan mau tak mau ia mengikuti perintah ibunya.
***
Hari ini Melati bekerja di restoran "Selera Nusantara" milik Hariz. Ia sangat antusias dan bersemangat karena ini adalah pertama kalinya ia bekerja bersama dengan chef panutannya. Melati mematut tubuhnya di kaca. Ia memakai seragam chef lengkap dengan apron juga topi kebanggaannya.
Disana ia berkenalan dengan Mario sebagai sous chef, Anjas sebagai head chef, Jemima sebagai expenditire, Tiara sebagai commis chef. Dia sendiri menempati posisi sebagai kitchen assistent sebagai awal bekerja disini. Ia juga sempat berkenalan dengan beberapa pelayan dan kasir.
"Anak baru ini baru permulaan" bisik Mario di telinga Melati.
"Maksudnya?" Melati mengernyit bingung saat Mario mengatakan hal itu. Chef Hariz selaku chef de pertie masuk ke dalam dapur dengan penampilan yang tampan dan berkarisma. Mata Melati nyaris melompat saking terpesona melihatnya seakan ada kupu-kupu yang beterbangan yang menggelitiki perutnya.
"Ayo kita mulai hari ini, sekarang ada pesanan satu nasi kebuli ayam panggang, satu nasi ayam goreng serundeng, satu cumi saos padang, satu kangkung balacan, dan satu ikan gurame terbang saos asam manis!! sekarang dimulai!!!" seru Hariz dengan semangat.
"Baik chef!!" jawab mereka serempak. Mereka segera memasak sesuai dengan menu yang dipesan oleh pelanggan dengan sangat cepat. Melati segera melakukan tugasnya di dapur. Ia menyiapkan peralatan memasak yang akan digunakan oleh chef yang lain.
"Melati ambil kuali disana!!" seru Anjas.
"Melati ambil spatula cepat!!!" seru Mario
"Baik!!" jawab Melati. Ia segera memberikan peralatan dapur sesuai yang diminta oleh para chef seniornya.
"Ada lagi pesanan satu nasi goreng seafood, satu capcay, satu sop daging, dan satu ayam panggang, dan tambahan nasi 3 porsi!!" seru chef Hariz.
" Baik chef!!!" seru mereka serentak. Pesanan pertama akhirnya selesai dengan cepat. Melati yang kewalahan mencuci piring tak sengaja membuat lantai menjadi basah dan membuat chef Hariz terjatuh saat berkeliling.
"Aww sakit!! pinggangku!!" erang chef Hariz. Melati terkejut dan membantu chef Hariz berdiri.
"Maaf chef aku gak sengaja" ucap Melati saat membantu chef Hariz berdiri.
"Bisa kerja gak sih?!! lantai kayak genangan bebek!! cepat pel dan bersihkan!!" bentak chef Hariz membuat Melati berkaca-kaca dan gemetar. Seumur-umur ia baru kali ini dibentak habis-habisan.
"Maaf chef" cicit Melati dengan bibir bergetar Chef Hariz tak menghiraukannya dan kembali bekerja.
Mereka bekerja dengan cepat. Suasana makin panas saat chef Hariz melempar piring hidangan yang dibuat oleh Tiara.
"Makanan sampah apa ini hah?!! kau tau kan sayurannya sudah layu!! kenapa masih dihidangkan!! cepat ganti yang baru!!" bentak chef Hariz.
"Baik chef" jawab Tiara seperti sudah biasa dibentak oleh Hariz. Melati jadi ketakutan dan tak sengaja menabrak Mario hingga tangan Mario tergores oleh pisau.
"Maaf!! maaf Mario aku gak sengaja" ucap Melati dengan panik.
"It's okay Melati no problem" jawab Mario tak ingin memperpanjang masalah. Tapi hal itu dilihat oleh chef Hariz.
"KERJAAN KAMU CUMA BENGONG DAN BENGONG SAJA MELATI!! DARI TADI KAMU CEROBOH TERUS!! BISA KONSENTRASI GAK SIH KAMU KALO KERJA?!! DASAR BODOH!! t***l!!" bentak chef Hariz hingga Melati hanya diam saja karena ketakutan Rasanya Melati ingin kencing di celana karena dimarahi terus oleh chef Hariz. Air matanya tak bisa ia tahan lagi. Ia cepat menghapusnya sebelum dilihat yang lain. Mereka melihat Melati dengan tatapan kasihan. Tapi mereka tak bisa berbuat banyak. Mereka kembali melanjutkan pekerjaan mereka yang masih panjang sampai sore hari.