As-16

2602 Words

"Bun, ayah kenapa jarang dirumah?" Sabil melirik lewat spion mobilnya untuk melihat ke arah putra kembarnya yang sedang bersedekap, siang ini mereka baru pulang sekolah dan jalanan cukup padat. "Kan ayah cari uang buat kita, Baby" Adhinka berdiri, hingga kepalanya sedikit maju dibangku kemudi sabil. "nak, duduk yang benar nanti jatuh!" Adhinka menurut kembali duduk di samping adhitya "bun, kan ayah sudah kaya! Rumah kita saja besar banget, lebih dari yang dulu" Sabil terkekeh geli, seberapa keduanya mengakui bahwa mereka sudah besar tetap saja keduanya masih terlalu kecil untuk memahami kehidupan orang dewasa. "tapi bukan berarti ayah kalian stop kerja, ayah masih harus kerja buat tabungan sekolah kalian sampai besar nanti" sabil mencoba menjelaskan dengan lebih ringan agar dimen

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD