When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
“Mas kita mau ke mana?” Kana bertanya saat Mahesa langsung menggandeng tangan Kana begitu wanita itu telah selesai membersihkan diri. “Menemui keluargamu tentu saja. Aku sudah mengatakannya tadi. Ada hal yang harus aku selesaikan, Kana. Untukmu.” Mahesa menatapnya dalam dengan senyum tulus, membuat Kana sesaat terpaku dan merasa terharu. “Maksudnya?” Tanya Kana mencoba mendapatkan maksud lebih jelas. “Sebagai walimu, aku harus melakukan yang seharusnya aku lakukan kan? Melindungimu dan menjagamu. Seharusnya aku melakukannya sejak kita menikah, namun aku baru melakukannya sekarang. Maafkan aku dan itu membuatmu terluka beberapa kali.” “Memang apa yang akan kau lakukan, Mas?” “Kau akan tau nanti. Ayo.” Mahesa membawa Kana keluar dari kamar hotel mereka dan menuju ke ruangan lain.