“Jawab Ra!” Thea mengguncang bahu Lyra sedikit kencang, karena Thea kesal pertanyaanya tidak dijawab oleh Lyra. Sementara Lyra sendiri, gadis itu masih diam bingung harus menjelaskan bagaimana. “Kenapa lo diem?” tanya Thea, dia semakin memaksa Lyra untuk menjawab pertanyaanya. Karena menurutnya jika Lyra tidak menjelaskan sekarang maka masalah akan semakin bertambah rumit. “S-sebenarnya.” Lyra berucap dengan terbata-bata, sunggu dia tidak ada pikiran akan membahas masalah itu, tetapi semuanya berjalan begitu saja tanpa Lyra sadari. Gadis itu tidak ada niatan untuk membuat masalah ini semakin rumit. “Sebenarnya apa?!” Thea semakin memojokkan Lyra dengan pertanyaanya. Sementara Lyra masih diam dengan kepala menunduk dia takut untuk menatap wajah Thea karena gadis itu sedang dalam keada