Di tengah malam yang sepi Atlas termenung seorang diri di temani hembusan AC yang dingin mampu menghalau panasnya udara di ibu kota. Matanya terus terjaga, Atlas sudah mencoba memejamkannya tetapi selalu tidak bisa. lelaki itu berguling ke sana dan ke mari mencoba untuk mencari posisi yang nyaman, tetapi dia tidak menemukannya. Lagi-lagi dia hanya bisa menghembuskan napasnya kasar. Biasanya jika dia tidak bisa tidur seperti ini sang mama yang selalu turun tangan untuk menidurkannya. Namun, kali ini Atlas harus menghadapinya seorang diri tanpa nyanyian dan cerita dan sang malaikat hati yang sudah melahirkannya ke dunia. Atlas jadi teringat wejangan yang selalu mamanya berikan kepadanya bila dirinya tidak bisa tertidur meskipun sudah tengah malam. “Kamu itu anak lelaki satu-satunya Mama