BAB 13. BLIND ALLEY

1376 Words

Jantung Yohan berdetak dua kali lebih cepat saat Daegal mengarahkan ujung pisaunya yang berkilat ke wajah Markis, bersiap untuk menggores pipinya. Jika melihat dari bekas luka yang berada di sekitar tubuh Markis, bisa dipastikan bahwa Daegal tidak bermain-main dengan ucapannya. Pasti berat bagi Markis untuk menanggung kesakitan yang serupa. Karena itulah, dia memilih mati di tangan Yohan dengan cepat dari pada mendapat siksaan menyakitkan dari Daegal. Namun, Yohan tidak bisa menjadi seorang pembunuh, tetappi dia juga tidak tega melihat Markis tersiksa. Sekarang, Yohan harus bagaimana? Suara teriakan Markis terdengar kemudian, sangat putus asa. Dia meminta tolong dengan suara lemahnya. Tangan Yohan yang sedang menggenggam pisau pemberian Moon Hunter bergetar. Yohan benar-benar tidak bis

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD