23. ungkapan

974 Words
andini berangkat ke kantor diantar oleh supir papa nya.papa bilang hari ini mau santai saja dirumah jadi mang jajang anter dini aja nanti balik kerumah biar kalau butuh supir sewaktu waktu gampang. memang semenjak andini menerima arya sebagai partner kerja nya papa wisnu lebih santai jarang kekantor hanya sesekali saja jika ada rapat bulanan atau lagi bosan dirumah. sebetulnya papa wisnu sengaja menyuruh mang jajang anterin andini biar dia gak nyetir sendiri sehingga pulangnya nanti bisa dianterin sama arya.dan nanti pas pulang sengaja deh tu papa wisnu menahan arya biar sekalian ikut makan malam. saat tiba diruangan andini dikejutkan dengan kehadiran arya.pas dini buka pintu arya nongol dari dalem mau keluar keduanya sama kagetnya. "eh bu boss baru dateng..." andini langsung masuk saja.tak menghiraukan sapaan dari arya "mau sekalian dipesankan kopi atau sarapan nggak ni"tawar arya si arya kurang kerjaan amat kalau mau pesan kan tinggal telpon "yaudah kalau nggak mau saya kebawah dulu ya bu...permisi..."arya berlagak seperti karyawan yang berlalu didepan bos arya sengaja ingin turun ke kantin tadi karena gak enak rasanya makan sendiri diruangan.dikira Andini bakalan lama datangnya.tapi karena andini datang jadi arya menawarinya sarapan.eh malah dicuekin.jadi sekarang arya bingung nih dia makan diruangan apa dikantin . ah dikantin aja deh palingan juga dini masih ngambek lagian dia kan udah biasa sarapan dari rumah selesai makan arya langsung naik.dilihatnya andini telah sibuk berkutat dengan laptopnya. arya mendekati kemudian berkata "din....kita jadi ke kantor ekagroup hari ini.." "gak jadi besok katanya tadi udah direschedulle"jawab ini ketus ia berkata sambil tetap memandang layar laptopnya "ohh...okedeh jadi sekarang gak ada jadwal keluar kan...yesss..."arya berlalu andini sedikit mengernyit ada apa ni orang kenapa keliatan seneng banget sih.mau nanya tapi gengsi yaudah deh diemin aja "arya duduk dimejanya dan segera memeriksa berkas yang telah menumpuk dimeja"aneh banget batin arya kenapa ngerjain satu proyek seperti yang aku menghandle semua laporan perusahaan papa ya.nanti aku tanyakan papa saja dirumah. arya sudah tenggelam dalam pekerjaanya.begitupun andini mereka tampak sangat sibuk hingga jam sudah menunjukkan pukul 12.30 sudah lewat dari jam istirahat makan siang. saat sekertaris dini masuk hendak menanyakan menu makan siang bosnya kedua nya baru tersadar. "bu pak...sudah saatnya makan.saya mau ke kantin apa bapak dan ibu mau menitip sesuatu atau mau dipesankan nanti biar officeboy yang antar " andini dan arya saling pandang seperti mereka yang minta persetujuan satu sama lain. kayak yang udah janjian sebelumnya arya spontan menjawab "nggak usah kami sudah ada reservasi disalah satu restoran" "eh..."mata andini membola kapan janjianya sekate kate ni cowok andini menggerak gerakkan bibirnya bingung mau mengatakan tidak tapi keburu arya menyela kembali "udah sana kamu makan saja nanti kami akan keluar" pintu terdengar ditutu.bersamaan saat itu juga interupsi dari dini. "arya apa apaan sih kan kita gak pernah ada rencana makan siang bareng hari ini" "kalau aku ajakin sekarang gimana" "kamu selalu nyebelin deh main ambil keputusan gak tanya dulu" "udah gak papa ayok berangkat " "loh "andini terpaku kenapa jadi gini kok aku seperti nurut aja gitu.karena bersamaan dengan ajakan arya itu pula dini bangkit.sebenarnya ia ingin ke toilet tapi mungkin arya berpikir dini mau menerima ajakan arya. andini menuju toilet.arya mengikuti dari belakang "arya apa kamu mau masuk toilet cewek "dini berkata sambil terus berjalan "eh mau ke toilet ya ,yaudah aku tunggu disini ya.." ih dasar kurang kerjaan batin dini.tapi walaupun begitu dini tetap menurut saja mengikuti arya lagian percuma pula menolak ajakan cowok itu dia akan tetap memaksa sampai bener bener mau. dimobil awalnya mereka diam.tapi kemudian arya memulai percakapan "dini kamu kenapa sih marah marah aja cemberut mulu tiap hari sehari baik seminggu manyun" "ih siapa juga yang begitu"mereka berbicara sambil terus menatap kejalan "kamu dini ...kan tadi aku bilang kamu.." "itu kan kesimpulan kamu sendiri arya..." "semua juga bisa menyimpulan begitu andini..." "terserah" "ya begitu lebih baik" ih nyebelin banget ni cowok. "kamu itu dini sebenernya cantik baik tapi kenapa ngambekan suka cemberut coba senyum pasti manis sekali" "eh kenapa jadi bahas aku sih biarin aja suka suka aku" "kalau kayak gitu terus gimana cowok mau deket coba galak banget" "biarin aja lagian ya...masa gak ada sebab tiba tiba marah kan gak mungkin "ups dini keceplosan "maksudnya..." "yang kemarin marah itu ada sebab gitu..." arya beepikir sebentar "oh jadi karena aku bertemu temanku yang kebetulan perempuan kamu jadi ngambek gitu..." "oh ..itu sebabnya..."arya manggut manggut Sambil tersenyum "kenapa senyum "tanya dini ketus "ahahahha kalau gitu namanya cemburu dini kamu cemburu sama aku"arya terbahak sudah dini duga akan seperti ini "enak aja nggak..." "masaaa...." "nggak..." "yaudah deh kalau gak mau mengakui sekaranga padahal mumpung aku lagi jomblo lo..."hahahhaaa arya terbahak senang "ih apaan sih nyebelin" "yaudah kalau kamu malu aku aja deh yang bilang ya..." deg deg deg deg jantung andini berdetak kencang.mau bilang apaan ni si kupret pikirnya "ayo kita pacaran aja giman kamu jomblo kan aku juga jomblo sama kita lebih baik pacaran aja gimana he he he"alis arya naik turun sambil melirik andini yang tampak salah tingkah "emang ada aku sebutin jomblo gitu enak aja" "oh..jadi gak jomblo ya yaudah aku tunggu deh ampe jomblo tapi kulihat gak pernah jalan juga sama cowok loh kamu ini" andini salah tingkah disisi hatinya kesel dan malu disisi lainya ia lagi berbunga memang sih dia jatuh hati sama arya sedari awal tapi ia terlalu takut terluka mengingat bagaimana sepak terjang arya di dunia percintaan andini menggeleng... "nggak aku nggak mau pacaran "ucapnya tegas. "maunya...." ucap arya hening andini diam saja ia takut kata kata yang ia ucapkan malah akan menjadi boomerang bagi nya "langsung nikah ..." deg...jantung dini langsung seperti berhenti berdetak kenapa ni cowok enteng banget berucap seperti main main saja ini kan serius "ayooo..."kata arya "kita tinggal bilang orang tua kita pasti deh langsung mereka setuju" andini menoleh menatap arya yang masih fokus menyetir.kenapa untuk hal seperti itu dia gamoang sekali berbicara mungkin sudah biasa baginya dini bingung ia diam saja membisu
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD