Aby yang baru keluar dari kamar mandi mengenakan handuk putih yang dililitkan ke pinggang dan satu tangannya mengeringkan rambut dengan handuk kecil menoleh ke arah Vania yang masih tergolek di ranjang berbalut selimut. Wanita itu tetap lelap dan tak terusik, mungkin karena kelelahan. Semalam dia telah melalui malam yang panjang dengan Vania dalam gelombang hasrat yang mengalun mengantarkan malam menuju fajar. Dia sengaja menghapuskan kerinduan yang ada dalam penjelajahan nikmat. Vania melayaninya dengan baik, begitu pula sebaliknya. Aby memperlakukan wanita itu dengan lembut mengingat ada janin yang tengah dikandung oleh Vania. "Terima kasih untuk semalam, Vania. Setidaknya aku sangat menikmati malam panjang denganmu. Aku pastikan kamu akan terus berada dalam genggamanku. Jangan coba-