Babygirl

1101 Words
"apakah kita akan bertemu lagi?" "aku tidak tahu Mr. Keys" Erotic or s****l love can truly be love if it is not selfishly s****l or lustful. Andrea menutup buku yang ia baca barusan setelah mendengar dehaman serak di seberangnya, mata setajam elang itu memperhatikan dirinya melalui celah tumpukan buku-buku yang tertata rapi di perpustakaan tersebut. Andrea memutar kedua bola matanya, ia beranjak pergi meninggalkan perpustakaan. Tak lama kemudian pria itu terus saja membuntutinya. Tas selempang dan kaos putih yang ia kenakan hari ini berhasil membuat mata Ethan menggelap, langkahnya terhenti di atas rerumputan begitu juga dengan lelaki di belakangnya yang berada tak jauh darinya. Andrea berbalik, menghadap Ethan yang hanya berdiri santai sambil memasukan kedua tangannya kedalam saku. "bisakah kau tinggalkan aku sendiri Mr. Keys?" Ethan terkekeh, wajah masam Andrea mengingatkan kepribadiannya yang dulu, ketus dan arogan. Ethan berjalan maju perlahan, Andrea memundurkan langkah melihat pergerakan pria yang mungkin saja akan menerkamnya di khalayak orang banyak. "tenang saja Princess, aku tidak akan memperkosamu disini." tawa sumbang Ethan terdengar menyakinkan, memperlihatkan senyuman angkuh yang selalu Andrea sukai. "go to hell!" umpat Andrea sebelum ia berbalik manjauh dari pria itu, namun senyum manisnya tidak dapat ia sembunyikan dari Ethan. ... Ethan menahannya mati-matian, melihat gerak gerik bayangan tubuh yang terlihat erotis di balik kamar mandi. Alisnya mengerut dan mata itu terlihat tertutup menahan sesuatu di balik celana kerjanya yang terasa menyempit. Ethan menegak salivanya sendiri, rasa penasarannya terus membuncah ingin melihat lekuk tubuh indah itu. Ia membuka matanya, kembali melihat pemandangan yang membuatnya terbakar. Bahkan penari erotis termahalpun tidak mampu membuatnya berkeringat seperti saat ini. Ia melirik ke arah arlojinya, gadis itu telah berada disana selama 30 menit. Apa dia sengaja memancing Ethan? Mata Ethan menyipit. Oh, tidak! Ia membuat rambutnya terurai, sesuatu yang paling Ethan sukai dari dirinya. Ethan memegang kuat pegangan kursi, mengelus dagunya menimbang-nimbang sesuatu. "s**t!" umpatnya, dengan langkah besar ia membuka kenop pintu. Dan sungguh pemandangan yang membuat gairahnya membara, tanpa sehelai benangpun, rambut pirang gadis itu terlihat basah. Andrea mengelus pelan tubuhnya sendiri dengan spons sabun yang penuh dengan busa. "such a sexy!" gumam Ethan, ia mendekap tubuh langsing namun berisi tersebut dalam satu kali hentakan. Membuat Andrea terdiam kaget karena perlakuan Ethan, ia menutupi dadanya. Ethan terkekeh, Andrea sangat naif. Ethan mengerti jika gadis ini juga menginginkan dirinya. "Ethan, lepaskan!" terlihat sekali kegugupan Andrea, suaranya yang sangat menggoda. Seolah gadis itu memintanya untuk segera menerobos dirinya. Ethan bahkan tidak perduli dengan rintikan air shower yang membasahi jas kerjanya. "aku tahu kau juga menginginkannya, Little slut!" Ethan berbisik di telinga Andrea lalu menggigitnya, memberikan gelenyar aneh di sekujur tubuh Andrea terutama di bagian lembab itu. "Oh, Ethan Please..." rintih Andrea ketika jemari lelaki itu bermain di bawah pusarnya. "i can't hear you Princess." "Please Daddy.." Ethan terkekeh lalu membuka seluruh pakaiannya. "dengan senang hati Princess." Ethan terus memberi Kissmark di sekujur tubuh Andrea, membuat wanita itu merintih nikmat. Rintikan air makin membuat tubuh seksi itu terlihat basah tercampur menjadi satu dengan peluh. "you want it, Princess?" Ethan menggesek sesuatu, ia menggigit bahu mungil yang masih membelakanginya itu. "yes Daddy" jawab Andrea disertai suara desahan. "come and get it!" Ethan membalik tubuh Andrea, melihat wajah gadisnya yang diselimuti kabut gairah. Ethan mengalungkan kedua lengan Andrea di bahu tegapnya, mengangkat b****g Andrea dengan sedikit tinggi. Andrea menjerit ketika Ethan memasukannya dengan keras. "you like that, babygirl?" Andrea mengangguk, Ethan melanjutkan pekerjaannya disertai dengan seringaian. Andrea memojokan tubuh Ethan ke sudut ruangan, melepaskan kaos yang menempel di tubuh berotot tersebut dan membuangnya sembarang tanpa melepas pagutan bibirnya. "woman on top." Ethan terkekeh geli. "maaf Babygirl, tapi aku pria yang biasa mendominasi apapun. Tak akan ku biarkan gadis sepertimu memegang kendali" Ethan menyeringai, ia membopong tubuh Andrea layaknya karung beras dan menjatuhkannya di atas ranjang. Sudah puluhan kali, namun Ethan tidak pernah puas melihat liuk tubuh yang selalu menghiasi ranjangnya itu. Ia membenamkan wajahnya di pusar gadis itu, memberikan rasa geli karena bulu-bulu halus yang ada di rahang dan dagunya. Ethan mengecupnya beberapa kali, lalu jemarinya beralih ke celana jeans pendek milik Andrea dan menurunkannya perlahan. "Ethan, kau membuatku geli." ucap Andrea ketika Ethan bermain di bawah sana cukup lama. Bibir Ethan menuju tubuh atas Andrea yang sedari tadi sudah telanjang d**a, ia kemudian berhenti di salah satu tempat favoritnya. Leher tanpa cela yang beraroma memabukkan, memberikan berbagai kecupan dan menggigitnya sesekali. Secara tak sadar jemari Andrea meremas kuat rambut Ethan, agar lelaki itu memperdalam ciumannya. Mata indah itu terbuka, Andrea mengernyit heran. Ia melihat Ethan tersenyum menyeringai, lalu pandangannya beralih ke atas. Lengannya kini telah terikat menjadi satu dengan dasi milik pria itu. "aku tidak ingin jemari indahmu itu terus bergrilya sementara aku menyetubuhimu." Andrea menyipit. "we'll see..." balas Andrea yang disertai erangan keras ketika Ethan menyatukan tubuh mereka. ... "aku begitu penasaran, sudah berapa banyak submissive yang telah kau koleksi?" Ethan memotong dasi yang mengikat kedua tangan Andrea tersebut. Ethan menaikan bahu acuh... "aku pria dewasa, oh please.." balas Ethan ketus. "semenjak kapan kau mengerti istilah itu?" tanya Ethan mengetahui Andrea menyebutkan kata terlarang itu. "well, aku mempelajarinya..." mata Ethan menyipit. "lewat internet." Ethan menghela nafas lega. "lagipula, aku adalah salah satunya." sambung Andrea. "termasuk Jane?" tambah Andrea. "dia adalah... Gadis yang sangat sensitif terutama pasal Cinta" Ethan memakaikan pakaian Andrea saat gadis itu mulai mengoceh tidak jelas bahkan pertanyaan yang diajukannya tak tanggung-tanggung. Ia sangat ingin mengetahui kegiatan pria itu setelah berpisah dengannya, terutama dalam hubungan seks. "bisakah kau diam? Bibir indahmu lebih indah saat mendesah dari pada berbicara Princess." cecar Ethan, Andrea lalu mengalungkan lengannya di leher Ethan saat pria itu menggendongnya menuju ruang makan tanpa menghiraukam umpatan gadis itu. "kau ingin bercinta dengan caraku?" tanya Ethan. "aku akan memikirkannya." jawab Andrea sembari mengecup bahu tegap itu. "tapi... Dimana peralatannya?" Ethan menyeringai senang ketika gadis itu menanyakan peralatan yang biasa ia pakai. "setelah kita kembali ke Manhattan aku akan menunjukannya padamu." Andrea terkekeh geli, ia merangkul bahu dan leher Ethan yang menuju dapur utama. Melihat pria itu begitu cekatan dalam hal memasak, seharusnya tubuh tegap berotot tersebut menjadi salah satu model. Tapi sebagai seorang CEO juga tidak buruk, batin Andrea. "jangan bermimpi aku akan menyetubuhimu disini Princess, aku tahu kau sangat lapar." cecar Ethan ketika melihat gadis itu menatapnya dengan tersenyum jahil sembari melahap daging panggangnya dengan gaya seksi. "aku hanya memikirkan sesuatu..." "apa itu?" tanya Ethan. "jika Ayahku mengetahuinya." ucap Andrea, wajahnya kembali muram. Arthur berusaha keras agar ia menjauhi Ethan, tetapi tubuhnya bereaksi berbeda ketika melihat Ethan dan secara tidak sadar melangkahkan kaki ke Kondominium milik pria itu. "he's gonna kill me." balas Ethan, Andrea tertawa renyah, tawa yang sangat Ethan rindukan setelah sekian lama berpisah.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD