Bab 20

944 Words

Happy reading *** Mince mengedarkan pandangannya kesegala penjuru ruangan. Ia memandang ruangan yang didominasi warna abu-abu. Ruangan apartemen ini tidak berubah, masih seperti yang dulu. Ia menggigit bibir bawah memandang punggung Arnold dari belakang, laki-laki itu sedang menuang air dari teko ke gelas. Status Arnold sekarang memang kekasihnya. Tapi ia tetap aja ada perasaan takut. Bukan karena Arnold, tapi takut tidak bisa mengendalikan diri. Ia dan Arnold adalah dua orang dewasa, tidak mungkin pacaran hanya pegangan tangan dan biasa biasa saja. Arnold melangkah mendekat, menatap Mince yang memperhatikannya. Ia meletakan secangkir teh hangat, agar wanitanya rileks. "Minum dulu teh nya," Arnold lalu duduk di samping Mince, ia mengambil remote TV, dan menyalakan tv. "Makasih," Minc

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD