Innalilahi wa Innailaihi rojiuunDan tangisan Nastiti akhirnya pecah juga saat Anwar memberinya kabar duka. Bab 24 Pencarian yang Tak Ada Akhir Dengan didampingi Dyah, Nastiti melihat dari jauh proses pemakaman ibu mertuanya, wanita yang perhatian padanya sejak awal ia berada di rumah megah itu, wanita yang mencintainya dan mengingatkan Nastiti pada almarhumah ibunya. "Sabaaar, Dik, ayo kita lebih dekat saja." Nastiti menggeleng, ia mengusap air mata yang terus mengalir. "Tidak Mbak, aku tak mau bertemu Mas Nayaka lagi, semua memang sudah takdir dari Allah, tapi aku yakin meninggalnya ibu juga karena tak henti berpikir tentang Mas Nayaka, ayo kita pulang saja Mbak, aku merasa lelah, mungkin emosiku yang membuat aku seperti ini." Dyah memapah Nastiti yang masih saja menang