Dari jauh, Dean melihat Zea dibawa masuk ke dalam mobil boks yang tadi dia tumpangi. Wajah dan penampilan Zea sangat berantakan. Melihatnya membuat Dean geram dan mengepalkan kedua telapak tangannya. Ingin rasanya dia menghambur ke merek dan menghajar semua orang-orang di sana untuk membebaskan Zea. Tapi nggak bisa dia lakukan. Mereka sangat banyak dan dia sendirian. Dean kalah jumlah. Sudah pasti dia bakalan kalah dan mereka berdua bakalan ditangkap. Nggak ada yang bisa dia lakukan kalau sampai tertangkap. “Sial! Ze, kenapa kamu bisa tertangkap sih?” rutuk Dean lirih. Seorang Zea yang kuat dan punya banyak akal, rasanya hampir mustahil dia bisa tertangkap seperti ini. Atau … jangan-jangan Zea sengaja? Dean pun teringat kembali ciuman mereka sesaat sebelum dia meninggalkan tambang. “A