Terri dan Parrie sudah mengetahui rencana kekasih mereka yang ingin menolong Ferran untuk menyatakan perasaannya pada Sarah. Mereka awalnya kaget, mengetahui Ferran yang mencintai Sarah dan ingin memiliki Sarah sebagai kekasih atau istri nantinya.
Namun, mereka tak urung senang mendengar kalau sahabat mereka sebentar lagi akan memiliki kekasih. Mereka akan mencari tahu bagaimana perasaan Sarah pada Ferran, agar mempermudah mereka untuk melaksanakan rencana mereka dan mempersatukan Ferran dan Sarah.
Terri dan Parrie menatap Sarah yang sedang makan dan sekali-kali akan memainkan ponselnya. Mereka menatap Sarah yang sangat cantik dan sering menceritaka Ferran pada mereka. Katanya Ferran adalah pria yang sangat baik dan menyayangi dirinya. Sarah juga menceritakan, kalau Sarah sangat bergantung pada Ferran dan menyayangi Ferran.
Kalau tidak ada Ferran, Sarah mengatakan kalau dirinya akan berakhir di panti asuhan. Untung saja Ferran datang tepat waktu dan mau merawat Sarah. Terri dan Parrie menduga kalau Sarah akan menerima Ferran, karena Sarah juga mempunyai perasaan yang sama dengan Ferran.
Terri dan Parrie mengembangkan senyumannya dan tidak sabar melihat Sarah yang akan bahagia dengan Ferran. Menjadi anak Ferran saja, Sarah selalu dimanja dan disayangi. Apalagi menjadi kekasih atau istri pria itu. Pasti Sarah tambah dimanjakan dan disayangi sekaligus dicintai.
“Sarah, kau tidak jatuh cinta pada Papi-mu itu?” tanya Terri.
Sarah menghentikan makannya dan menatap pada Terri, dan tampak berpikir sejenak. “Maksudnya?” tanya Sarah balik dan tidak mengerti.
Terri dan Parrie menepuk jidat mereka. Sarah adalah tipe gadis yang lumayan susah peka terhadap apa yang mereka katakana.
“Kau tidak mencintai Ferran layaknya cinta wanita terhadap lelaki?” tanya Parrie, menatap Sarah dengan tatapan seriusnya, berharap sahabatnya itu akan mengatakn kalau ia mencintai Ferran.
Sarah mengerti dengan ucapan Parrie dan Terri sekarang, ia hanya diam tak mau menjawab pertanyaan kedua sahabatnya itu. Ia tidak mungkin mencintai Ferran. Walau dahulunya Sarah selalu berharap dirinya akan menikah dengan Ferran.
Namun sekarang, Ferran sudah mau merawatnya saja sudah membuat Sarah bersyukur dan tidak bermimpi untuk bisa memiliki pria itu. Menjalin hubungan dengan Ferran memang mimpinya. Itu dulu. Saat Sarah masih kecil dan belum kehilangan orangtuanya. Ia sekarang hanya gadis yang mengharapkan Ferran mau menyayanginya terus.
“Kalian bicara apa. Mana mungkin aku mencintai Papi. Aku hanya anak angkatnya atau adik angkatnya, tidak mungkin aku mencintainya,” ucap Sarah sambil tertawa pelan, menghilangkan kegugupannya.
Jujur saja, Sarah sampai sekarang masih ingin mimpinya menjadi kenyataan. Namun, Sarah sadar drii. Dirinya hanya numpang hidup pada Ferran dan bersyukur pria itu mau mengasuhnya dan menjadi walinya. Kalau tidak ada Ferran, mungkin dirinya akan tinggal di panti asuhan tanpa mengenal lagi kemewahan dalam hidupnya.
Sarah bukan gadis yang mengharapkan hidup mewah. Bukan. Dirinya ingin merasakan kasih sayang orangtua tanpa dibagi pada anak-anak lain. Sarah ingin dimanja dan dituruti kemauannya. Seperti orangtuanya dulu saat masih hidup selalu memanjakan dirinya.
Terri dan Parrie menatap Sarah dengan tatapan selidik mereka. Mereka berdua tahu kalau Sarah sedang berbohong dan tidak jujur. Keduanya mengembangkan senyuman mereka dan segera mengabari kekasih mereka, mengatakan kalau Sarah juga memiliki rasa yang sama. Sekarang mereka hanya memikirkan bagaimana caranya Ferran menyatakan perasaannya pada Sarah.
*olc*
Josh dan Andra mengembangkan senyuman mereka melihat isi pesan dari kekasih mereka, yang mengatakan kalau Sarah juga memiliki rasa yang sama untuk Ferran. Mereka semakin semangat untuk membantu Ferran mendapatkan Sarah. Mereka sudah memikirkan bagaimana caranya Ferran menyatakan perasaannya pada Sarah.
Tentunya bukan dengan cara romantis yang sangat dibenci oleh Ferran. Ini adalah cara yang sangat sederhana, tapi, mampu membuat Ferran merasa senang dan mengucapkan kata terimakasih pada mereka berdua. Lihat saja, Ferran akan bersujud pada mereka sambil mengatakan terimakasih. Josh dan Andra tertawa membayangkan Ferran akan bersujud pada mereka. Pasti sangat menyenangkan melihat yang bersujud pada mereka.
Dan tentunya mereka hanya bisa membayangkannya, mana mungkin Ferran mau seperti itu. Ferran adalah pria yang sangat memiliki gengsi yang sangat tinggi. Saking gengsinya Ferran sampai bingung dengan perasaannya dan sekarang malah bingung bagaimana cara untuk menyatakan perasaan pada Sarah.
Ferran yang melihat kedua sahabatnya senyum-senyum sendiri sambil melihat ponsel mereka. Ferran tahu kalau kedua sahabatnya itu sedang melihat pesan dari kekasih mereka, mana mungkin mereka akan menjadi orang waras, bila mendapatkan pesan dari kekasih mereka. Ferran berharap kalau dirinya tidak akan menjadi kedua sahabatnya itu, yang senyum-senyum sendiri ditempat umum.
Dari tadi banyak yang melihat Josh dan Andra yang senyum-senyum sendiri, dan merasa kasihan dengan pria yang tampak tampan, namun, otaknya kurang waras. Diantara mereka ada yang tersenyum miris pada Ferran, karena Ferran sendiri yang tidak bertingkah aneh dan mau berteman dengan dua orang aneh. Saking anehnya, beberapa wanita tertawa melihat kelakuan kedua sahabatnya.
“Kalian sebaiknya, mematikan ponsel kalian. Dan sekarang kita fokus membahas pekerjaan,” ucap Ferran, membuat Andra dan Josh mendengkus.
Padahal mereka sedang merasa senang Sarah yang memiliki rasa yang sama dengan Ferran. Sebentar lagi Ferran akan memiliki Sarah, dan bahagia bersama Sarah. Andra dan Josh, sangat perhatian pada Ferran sahabat mereka yang laknat ini.
“Kau sungguh kejam. Kami sedang menyusun rencana bagaimana caranya kau bisa menyatakan perasaan pada Sarah,” ucap Andra melihat Ferran yang langsung cerah dan tidak memedulikan pekerjaan lagi.
“Saat membahas Sarah saja kau sangat semangat. Sekarang mari, kita lanjutkan membahas pekerjaan. Nanti baru kita membahas Sarah,” ujar Josh, membuka berkasnya dan menatap Andra dengan tatapan mengejeknya.
Ferran menggeleng, ia ingin mendengar tentang Sarah dan pekerjaan bisa melakukan nanti-nanti saja. Atau besok pagi mereka masih bisa membicarakan pekerjaan mereka, yang penting sekarang mereka bisa membahas tentang Sarah—gadis yang dicintai oleh Ferran.
Ferran akan merasakan semangat bila membahas gadis yang dicintai olehnya. Bukan berarti pekerjaannya tidak penting sekarang, tapi, dalam hidupnya Sarah lebih penting untuknya. Ferran akan seger mendapatkan Sarah sebagai kekasihnya. Nanti setelah Ferran mendapatkan Sarah sebagai kekasihnya, ia akan menjadikan Sarah sebagai istrinya.
“Tidak bisa Ferran. Kita harus memikirkan pekerjaan, mari kita membahas pekerjaan kita dulu, baru nanti kita membahas tentangmu dan Sarah,” ucap Andra tertawa mengejek.
Josh ikut menertawakan Ferran yang tampak seperti remaja yang sedang kasmaran. Padahal Ferran sudah sangat dewasa. Tapi, kelakuan Ferran sangat mirip dengan seorang remaja.
Ferran mendelik dan menggeleng, dirinya harus tahu apa rencana kedua pria itu. Ini menyangkut masa depannya dengan Sarah, bukan masa depan kedua sahabatnya. Ferran tidak akan bisa diam saja tanpa mengetahui apa rencana kedua sahabatnya.
“Kalian katakana dulu, apa rencana kalian agar aku bisa menyatakan perasaanku pada Sarah,” ucap Ferran.
Andra dan Josh saling menatap dan mengangguk, mereka tidak akan mengatakannya sekarang pada Ferran.
“Kau harus membawa Sarah menginap di rumahku besok malam,” ucap Andra.
Ferran memicing pada Andra, menaruh curiga pada sahabatnya itu, untuk apa dirinya dan Sarah menginap di rumah Andra. Ferran tidak mau melakukan hal yang aneh-aneh pada Sarah, karena Ferran akan menjaga Sarah dengan sepenuh hatinya.
Andra yang tahu isi pikiran Ferran, memutar bola matanya. “Aku tidak akan melakukan hal aneh-aneh. Kau bawa saja ke rumahku dan di sana juga ada Terri dan Parrie,” ucap Andra tidak mau dicurigai oleh Ferran kembali.
Ferran mengangguk, dan menuruti keinginan sahabatnya itu. Mudahan saja dirinya dan Sarah segera menjadi sepasang kekasih. Dan Ferran akan membahagiakan Sarah, dan tidak akan menyakiti Sarah.
*olc*