9

1878 Words
Prof Hendri masih terus mengejar glen dan mira memasuki hutan, mereka bahkan tidak sadar sudah melewati tempat orang yang mereka kejar itu menghilang. "Kemana mereka?" Keluh prof Hendri Dilain tempat ghizey, regaz, mira dan pholi sudah berada didunia manusia. "Dimana ini?" Ucap mira sambil melihat sekelilingnya "Kamarku" "Kamarmu?" Beo glen "Kita di dunia manusia, dan ini kamar ku" Regaz sebenarnya terkejut saat tahu ia berada dikamar ghizey, tapi ia tidak terkejut bahwa mereka sudah di duna manusia "Hah? Dunia manusia? Kau serius?" "Aku rasa mereka serius, lihat pakaian yang mereka pakai" ucap glen yang baru saja menyadari penampilan kawannya itu Mira pun akhirnya menyadari pakaian ghizey dan regaz yang aneh. "T..tapi bagai mana bisa? Aku pernah ke dunia manusia tapi.... kenapa kita bisa tanpa portal?" "Aku punya satu"  Ghizey memperlihatkan sisir emasnya pada mira "Sisir?" "Ini sisir yang ku cari dikamar okta, huft.... apa aku harus menjelaskan semua dari awal" "Tentu saja!" Ucap glen dan mira bersamaan Karena nada bicara mereka yang tiggi ghizey sedikit terkejut "Regaz, lebih baik kau yang menceritakan" "Yang mana?" "Tentang aku, sisir dan portal" Belum sempat regaz menyetujui permintaan ghizey, ia sudah di tinggal dengan glen  dan mira yang mengintrogasi nya. Sedangkan ghizey dan pholi pergi mencari baju ganti untuk teman-temannya itu. "Bik!! Elina??" Dengan cepat elina muncul keluar dari kamarnya "Kau sudah kembali? Kenapa kau pergi tiba-tiba" "Nanti ku jelaskan, apa kau punya baju laki-laki lagi seperti yang regaz pakai?" "Gak, bukannya aku tadi beli tiga baju" "Bagus, kau pandai memilih baju untuk cowok. Tolong belikan 20 lagi karena tamu kita bertambah, oh iya.... baju cewek juga, seukuran badanmu. Okeh?" "Kenapa banyak?" "Astaga... baju anak kecil" ucap ghizey yang teringat pada pholi. "Elina, kita pergi bersama aja. Tunggu aku" Dengan langkah yang tergesa ghizey pergi ke kamar tempat regaz dan mengambil satu baju untuk glen. Ia juga akan memberikan mira bajunya sendiri. "Jadi... selama ini....ghizey ada dua?" Ucap mira yang sudah mendengar penjelasan regaz "Astaga aku tidak percaya ini" sambung glen "Guys! Jadi glen sekamar sama regaz yah dan mira sama aku" "Aku mom?" Potong pholi "Mom? Siaa .....mom?!!!" Panik glen sambil menatap ghizey tak percaya "Anak buntel ini anak mu? Kapan kau hamil dan siapa ayahnya?" Karena malas menjelaskan panjang lebar ghizey menatap malas pada glen yang sangat shock. Dengan polosnya pholi menunjuk regaz dengan telunjuknya "Itu ayahku" ucap pholi Bukannya mendapat kejelasan glen sangat terkejut dan menatap regaz seolah tak menyangka akan hal yang ia lihat. Mira yang sejak awal tahu siapa pholi hanya keheranan saja mengapa pholi memanggil regaz ayahnya. "Regaz, seja kapan....kalian dua...." telunjuk glen pun bergerak antara regaz dan ghizey "Aduh glen, nanti aja pas makan malam kita bicarain karena penjelasannya lebar" omel ghizey, dirinya sangat ingin istirahat karena memang di Vamwetch sudah waktunya malam Akhirnya regaz dan Glen pergi meninggalkan kamar ghizey. "Kenapa pholi manggil regaz ayahnya?" "Regaz itu baru jadi ayah pholi dua jam yang lalu, kata pholi karna regaz ganteng kayak dia jadi bisa jadi ayahnya" Mira tertawa mendengar penjelasan ghizey, ia segera menerima baju yang diberikan padanya dan pergi ke kamar mandi. "Mom, bajuku?" "Kita harus belanja lagian bajumu harus di perbanyak sekarang" Sebelum teman-temannya selesai dengan urusan diri masing-masing ghizey menuliskan surat di atas meja. Ia hendak pergi membeli beberapa baju untuk mereka pakai bersama elina. "Mereka tidak ikut?" Tanya elina "Gak usah, ukuran mereka mudah ditebak. Ayo" Pholi yang tadinya ingin ikut tidak jadi pergi bersama ghizey, ia lebih memilih tidur dikamar daripada harus keluar panas-panasan. Dikamar yang lain regaz harus menghadapi ke brutalan glen, jika belum dijelaskan secara utuh glen masih berfikiran aneh tentang asal mula pholi. "Gaz! Cepat cerita sejak kapan kalian punya anak" Bukannya menjelaskannya regaz malah asik menjahili glen dan tertawa kecil memandangi temannya itu "Jangan bilang sejak awal kau udah tahu ghizey itu ada dua, terus kau pacaran sama yang mana dulu? Gaz... aku gak bakalan biarin  kau tidur dengan tenang sampe nyeriatin semua" Pada dasarnya mereka semua memang kelelahan dan butuh tidur untuk menyesuaikan waktu dunia manusia dengan dunia immortal. Akhirnya regaz mulai menjelaskan semua pada glen "Loh itu kan baju anak kecil" omel elina yang melihat ghizey mengambil baju anak kecil di pasar "Iya, aku ada anak sekarang" "Maksudnya?" "Aku ada anak angkat, nanti ku kenalin" ucap ghizey "Ahahha... jadi sekarang kau merawat anak orang juga?" Ucap elina sambil menggelengkan kepalanya. Selama satu jam lebih mereka berkutat dengan baju-baju yang akan dipakai teman-teman nya itu. Setelah selesai mereka langsung pulang karena tidak tahan berpanas-panasan. "Dimana ghizey?" Tanya glen yang keluar dari kamarnya Mira juga sudah keluar kamar dan turun ke lantai bawah "Kau melihay ghizey mira?" "Gak, tapi dia nulis pesan bilang keluar sebentar, kita bisa istirahat" Glen hanya mengangguk dan duduk dikursi sofa bersama regaz, mira juga ikut duduk disofa seberang mereka "Mira, apa kekuatan intimu?" Tanya regaz tiba-tiba Glen yang sudah mengetahui kekuatan Mira sebenarnya ikut menatap mira "Kau kan tahu, kekuatan ku es" "Memori" ucap regaz tiba-tiba "Ap apa maksudmu?" "Tidak usah berbohong, aku sudah tahu... kau lupa pholi itu apa" Dengan refleks mira melihat kearah kamar tempat pholi berada "Dia tahu?" "Jika kita ingin menemukan okta, maka kekuatan mu sangat diperlukan sekarang" "Bagai..." "Kenapa kalian disini?" Ucap ghizey yang baru saja tiba dengan beberapa tas ditangannya dan juga elina "Tepat waktu" ucap regaz Ghizey memperhatika raut wajah teman-temannya yang menunjukkan pembicaraan serius. Sebelum ia ikut membahas hal penting itu ia membagikan baju mereka masing-masing. "Oke apa bahasannya?" Lanjut ghizey setelah ia dan elina duduk "Sisir mu, biarkan mira menyentuhnya agar ia tahu siapa yang meletekkannya disana" Ghizey sudah paham maksud regaz dan langsung mengeluarkan sisir emasnya dari ruang istana putih  "Dari mana.... kenapa tiba tiba ditanganmu?" Ucap glen heran "Aku membawanya selalu, aku sembunyikan"  Perlahan mira mengambil sisir merah yang berada ditangan ghizey sampai akhirnya sisir itu ada di genggamannya. "Akan ku coba" Mira memejamkan matanya dan berusaha menggunakan kekuatannya untuk melihat kilas balik sisir itu. "Okta... dia sudah lama menyimpannya" ucap mira yang masih menutup matanya "Sisir ini ada diruang pengobatan saat pertama kali okta mengambilnya" "Dia...arghhh!!" Mira teriak dan melemparkan sisir itu kemeja "Ada apa mira?" Tanya ghizey sambil menenangkan temannya itu "Ada yang aneh.... okta sendiri yang meletakkan sisir itu diatas tempat tidurnya. Setelah itu dia tersenyum aneh....tepat didepan wajahku. Kemudian menghilang begitu saja" Mereka semua terdiam, berarti okta lah dalang semuanya. Tapi kenapa ia meletakkan sisir itu kemudian menghilang? "Berarti kita harus mencari tahu apa ada yang aneh dengan okta belakanga ini" ucap regaz Mereka semua mengangguk dan mengalihkan tatapannya pada glen "Kenapa kalian melihat ku?" "Kau kaman sekamarnya kan" "Oh iya" Glen berusaha mengingat sikap okta belakangan ini, ia tidak pernah menghiraukan sifat anak itu yang memang ada sedikit gila, tapi pasti ada perbedannya. "Ah... aku ingit, kalian tahu okta itu sangat gila kan? Dia mengangggu siapa saja yang ia kenal. Belakangan ini dia cenderung diam dan menatap beberapa orang dengan cara yang..... hmmm.....sedikit.... aneh menurutku" "Aneh bagaimana?" Elina mencoba bergabung "Seolah dia ingin menelanjangi orang itu"  Bughhhh Mira yang berada didepan glen langsung menjitak jidatnya "Aww..... kenapa?" Ringis glen "Okta memang selalu seperti itu" kesal mira "Aku serius.... bukan menelanjangi untuk membuat orang itu malu, tapi  seperti.... dia mencari sesuatu yang bisa ia manfaatkan. Astaga bagaimana aku menjelaskannya....." ucap glen frustasi "Ah...! Satu lagi, setiap malam dia duduk di jendela kamar sambil natap keluar, dan itu baru-baru ini. Dia juga gak suka becandain orang seperti biasanya... memang sesekali masih tapi... terlihat beda" protes glen Mereka semua sudah mulai paham dengan maksud glen. Masing-masing mereka mencoba mencari tahu bagaimana untuk menemukan okta dan jika temannya itu memang menjadi lebih aneh pasti ada sebabnya. Ketika mereka sedang saling diam dan berifkir masing-masing, ibu dari elina datang. "Wah wah wah, baru kali ini rumah rame lagi, ini siapa?" "Ah... teman-teman kenalin ini bibi Foza ibunya elina" Mereka semua memperkenalkan diri pada bibi foza dan mengatakan siapa mereka sebenarnya. "Jadi kalian berada disini tanpa sepengetahuan vamwetch?" Tanya bibi foza Mereka semua mengangguk kemudian melanjutkab cerita mereka mengenai okta. "Astaga ini sangat aneh... benar benar aneh" ucap sang bibi "Apa bibi ada solusi?" Tanya glen "Kita sangat terjebak dengan petunjuk ini, semua yang kalian ketahui hanya berhenti di Okta, kita butuh clue yang lain" ucap sang bibi sambil melihat merek semua termasuk elina. "Elina?"  "Ya ma?" Mereka semua merasa heran dengan tatapan bibi fozi pada anaknya itu. "Gak ma" "Cuman kamu yang bisa diandalkan sekarang" "Ada apa bi?" Ucap ghizey yang keheranan "Kalian tahu sendiri elina sama seperti kalian. Selama ini ghizey bahkan tidak tahu siapa dirinya apalagi kami. Elina itu seorang witch dan sudah pasti dia punya kekuatan inti kan" "Apa kekuatan intinya?" Tanya glen  "Penerawang" ucap seorang anak kecil  Perhatian mereka kembali dialihkan pada pholi yang baru saja berhasil sampai ditangga terakhit. Ia baru bangun dan diam diam turun sendiri. "Pholi?" Ucap ghizey "Tante itu ilmunya penerawang. Jika tante mira bisa melihat kilas balik seseorang atau benda maka tante itu bisa menerawang apa yang akan terjadi dengan orang atau benda tersebut" Mereka semua langsung berharap dalam hati agar elina bisa membantu "Siapa dia? Kenapa dia tahu" Ucap bibi fozi Elina juga memasang tatapan herannya dan ingat bahwa ghizey punya anak angkat. "Dia anak angkat ghizey ma, tapi...kenapa dia tahu kekuatan ku padahal ghizey sendiri gak tahu"  "Aku jelaskan nanti" ucap ghizey "Jadi... elina pasti kau bisa menerawang okta kan?" Tanya ghizey "Kekuatan ku hampir sama dengan mira, aku hanya perlu mengetahui wajah orang itu atau menyentuhnya" Masing masing mereka memikirkan bagaimana caranya agar elina bisa menerawang dengan tepat "Sisirmu, bukannya semua ada kaitannya dengan sisir mu?" Ucap regaz "Bagaimana jika salah?" Tanya elina "Setidaknya kita bisa mencoba" balas regaz "Kau tahu kenapa aku tidak suka dengan kekuatan ku? Jika aku sudah menerawang sesuatu pasti ada kejadian buruk didalamnya. Dan seberapa keraspun aku mencoba untuk menghentikan itu tidak akan bisa. Aku tidak mau menerawang sesuatu yang gak pasti dan membuatku kepikiran terus dengan kejadian buruknya" protes elina Alasan elina keluar dari vamwetch bukan karena ia merasa tidak perlu sekolah disana atau hanya karna malas. Ia tidak suka ketika ia harus melatih kekuatannya dan permintaan beberapa orang untuk menanyakan masa depan mereka atau hal lainnya. Karena yang akan ia lihat kebanyakan masa depan buruk yang bahkan tidak bisa ia ubah.  "Tapi kali ini kita hanya punya kau elina, semua kekuatan punya konsekuensi dan keuntungannya sendiri. Kekuatan mu itu luar biasa, sangat luar biasa malah. Aku yakin kau akan bisa mengendalikan kekuatanmu" ucap ghizey Tatapan yang lain juga seolah sedang memotivasi elina. Karena semua sangat berharap pada elina, gadis itu jadi tidak enak hati jika menolak. "Baik, akan kucoba" Mereka semua langsung lega dan memberikan sisir itu pada elina  "Kalian yakin untuk menerawang sisir ini?" Ucap elina ragu "Apa kau punya rekomendasi lain?" Tanya mira "Daripada sisir, lebih baik cari foto om okta aja. Sisir itu bakalan disimpan meskipun ikut kita bawa nanti " ucap pholi yang dari tadi menyimak "Pintar, anak itu pintar" puji bibi fozi Pholi yang mendapat pujian langsung mengangkat dagunya dan menaik turunkan alisnya berkali-kali. Aksi menggemaskannya itu direspon tawa oleh mereka semua. "Kalau begitu.... ada yang punya foto okta" "Aku ada" ucap glen tiba-tiba "Kok bisa?" Heran regaz "Err.... aku pernah berfoto dengannya"  Tiba-tiba sebuah hp muncul ditngan glen, ghizey sempat terkejut karena mengira glen menggunakan sihir ruang sepertinya "Aah... kau menggunakan sihir intimu" ucap regaz yang dibalas senyuman licik oleh glen Di Vamwetch mereka jarang menggunakan telefon, meski beberapa masih diam-diam memakainya. Pihak sekolah takut akan ada komunikasi rahasia yang tidak terjangkau mereka dan menimbulkan ke rusakan besar.  "Jika ada hal buruk, jangan beritahu siapapun yah termasuk kami. Biar takdir itu sendiri yang membawa kita ataupun okta kesana" ucap ghizey  Elina mengangguk dan mengerti maksud ghizey, ia menerima HP glen dan mengatamati wajah okta yang terpampang disana. Ia mencoba menerawang okta sambil menatap foto itu tanpa berkedip. Mereka semua yang berada disana mengamati elina dengan sesama seolah olah ikut menerka apa yang gadis itu dapatkan Kening elina berkerut menandakan ia sudah melihat sesuatu disana, butuh waktu tiga menit bagi elina untuk berhenti dari  kegiataan nya itu. "Bagaimana el?" "Kerajaan werewolf, hutan kerajaan werewolf. Dia ada disana dengan seekor serigala besar.... jika aku perhatikan. Aku seperti pernah melihatnya tapi tidak ingat itu wujud werewolf siapa" "Jadi dia hidup dengan aman?" Ucap regaz "Aku rasa tidak auranya sangat aneh, seperti seorang yang memiliki kekuatan sangat besar" ~Jangan lupa beri komentar dan follow Author nya yah ❤️~
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD