YAMH 58

1383 Words

Keesokan paginya. Matahari kali ini sepertinya malu ingin menampakkan sinarnya, terbukti dari gumpalan awan berwarna abu dan dintik hujan yang sedari tadi mengguyur bumi. Sudah menjadi kebiasaan dan pada akhirnya berbah menjadi hobi. Seperti biasa Gyzell sedang berdiri di depan jendela menatap keatas langit yang mendung. Wanita itu memejamkan matanya saat angin dingin berhembus melalui jendela yang ia buka sejak wanita itu berdiri di sana. Saat wanita itu memandang keluar jendela, seketika semua beban hidupnya rontok satu persatu. Di dalam hati wanita itu masih tersimpan banyak pertanyaan. Setelah kehadiran Toland, kehidupan putranya menjadi terusik dan itu membuat Gyzell tidak tenang. “Zell.” Sang pemilik nama tersentak saat suara itu masuk ke dalam gendang telinganya. Gyzell me

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD