YAMH 17

1173 Words

“Kakak nggak akan ninggalin Zell ‘kan?” “Kakak berjanji tidak akan pernah meninggalkan Zell di sini sendirian.” Bayangan masa lalu itu kembali hadir membuat Gyzell rasanya ingin mengeluarkan otak dari kepalanya.  Meskipun janji manis itu terucap beberapa tahun silam, tetapi masih teringat dan tersusun rapi di dalam ingatan Gyzell. Bahkan wanita itu masih mampu menyusunnya menjadi satu kalimat yang sama persis.  Jam di dinding rumah sakit menunjukkan pukul dua belas tepat. Dimana matahari sedang terik-teriknya menyiksa setiap orang yang sedang berada di luaran sana. Namun, rasa panas itu tidak sebanding dengan pikiran Gyzell yang saat ini sedang berkecamuk membuat hatinya bingung.  Aleysia yang melihat putrinya yang sedari tadi berdiri diam di depan jendela pun merasakan sesuatu yang a

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD