permulaan: Kania.. sweetheart..
di sebuah desa yang asri.. jauh dari hiruk-pikuk perkotaan.
para penduduk sibuk layak nya penduduk desa pada umumnya.. ibu-ibu sibuk mengurus sarapan sekaligus bekal untuk makan siang di sawah. para pria sibuk mengurus peralatan untuk ke sawah.. Anak-anak sibuk berangkat ke sekolah yang tidak cukup jauh dari desa itu.
di sebuah rumah yang sederhana, seorang gadis manis sedang sibuk menyisir rambut adiknya.
"aduhh.. kak jangan keras-keras narik rambutnya.. sakit tahu.. "
"alahh.. segitu aja sakit.. makanya kalau sekolah bangunnya jangan kesiangan."
si adik hanya memonyongkan mulutnya.
setelah selesai, ia pun mengambil sepeda bututnya, untuk mengantar adiknya ke sekolah.
begitulah, Kania, gadis itu menjalani kehidupan nya di desa. . Ibu nya seorang Buruh di sawah milik orang lain.
setelah suaminya meninggal 3 tahun yang lalu, Bu Surti, ibu Kania, harus banting tulang untuk menghidupi 2 putri nya..
Kania yang saat itu masih duduk di bangku sekolah kelas 2SMA harus rela putus sekolah.
ia tak tega melihat ibunya kerja keras seorang diri demi dia dan adiknya..
Kania yang punya impian akan pergi ke kota untuk bekerja setelah tamat sekolah nanti, harus mengubur cita-citanya itu..
Kania yang berparas manis ini juga sering dilamar pemuda di kampung nya, selain cantik, Kania juga sangat pandai dan bijak berperilaku. sehingga banyak pemuda yang jatuh hati. namun Kania selalu menolak. ia hanya fokus untuk membantu ibu dan menyekolahkan adiknya.
kadang ibunya selalu membujuk Kania, namun tekad Kania sekeras baja.. dia tak goyah sedikit pun..
"nanti siapa yang jagain mamak sama Rara" itulah alasan nya.
tapi pagi ini, Kania pun tak menyangka, satu kabar akan mengubah seluruh hidupnya.
"buk... buk Surti.. ", pintu diketok..
" iya.. sebentar.. " Kania dengan sigap membuka pintu
"eh.. Pak kades.. ada apa ya pak? "
"eh.. nak Kania.. ibunya ada nak? "
"oh.. ada pak. mari silakan masuk pak.. ", sahut Kania ramah
" lho.. Pak kades.. ada apa ya, pagi-pagi sudah bertamu.. "
"ini lho buk.. aduh. . gimana ya bilang nya.. " ujar pak kades ragu..
"ada apa to pak.. kok ragu begitu..? "
"jadi gini buk... saya kan punya sodara yang tinggal di kota.. jadi baru-baru ini dia baru lahiran anak ke 2.. nah.. dia perlu pengasuh buat jagain anaknya... Kira-kira, nak Kania mau nggak kerja disana? "
Kania dan bu Surti pun terdiam beberapa saat..
Kania bimbang.. satu sisi dia ingin sekali pergi ke kota. di satu sisi, dia tidak tega meninggalkan ibu dan adiknya..
bu Surti yang paham betul Putri nya itu pun segera menanggapi.
"nanti kita Pikir-pikir dukungan ya pak.. " ujarnya sopan.
"oh... nggak papa buk.. nggak usah buru-buru.. nanti kabarin saya ya kalo seandainya nak Kania bersedia. "
Setelah pak kades pamit, buk Surti segera menanyakan keputusan Kania.
"gimana...? itu kesempatan bagus lho.. ibu kenal sama saudaranya pak kades itu, orang nya baik... kamu bakal betah tinggal di sana.. "
"tapi mak... nanti siapa yang jagain mamak, jagain Rara.. kalau Kania pergi... "
"kamu ini dari dulu terus begitu... lebih memikirkan orang lain dari pada kamu sendiri... ibu kan masih kuat, sehat.. bisa jagain Rara.. nanti kalau kamu udah banyak duit, kan bisa bantuin mamak sama Rara... " bujuk bu Surti.
"beneran mamak gak papa? "
"iya... gak papa.. nah, kamu besok kabarin gih ke pak kades.. biar tahu kapan berangkat.. " ujar bu Surti sambil membelai rambut ikal panjang anak gadis nya itu..
Kania mengangguk..
.............
hari keberangkatan..
Kania terlihat menenteng tas yang berisi pakaian dan barang pribadi yang ia pakai di kota nanti.. bu Surti terlihat tengah memberi wejangan kepada putri nya itu.
"ingat... jaga diri baik-baik.. jangan ngerepotin.. sering kasih kabar ya... "
"iya mak... mamak juga jaga kesehatan, jangan terlalu capek.. "
Rara, adik Kania juga tak mau ketinggalan..
"kakak yang baik ya disana... sering kirim surat.. ", lirihnya seraya memeluk kakak nya itu.
" iya... Rara juga jangan nakal ya... yang rajin sekolah nya.. "
Kania balas memeluk adiknya itu...
bus yang menuju kota pun telah tiba... 5 menit lagi akan berangkat. para calon penumpang pun mulai hiruk-pikuk mengambil tempat duduk di bus.. tak ketinggalan Kania yang diantara pak kades sendiri pun naik ke bus. Kania sengaja mengambil tempat dekat jendela, agar bisa melihat ibu dan adiknya sebelum berangkat..
ibu dan Rara nampak melambaikan tangan saat bus berangkat.. Kania pun tak kuasaa membendung air matanya..
"selamat tinggal kampung halaman... mak do'a in Kania.. " Ujar nya membatin..
Kania tidak tahu masa depan yang seperti apa yang akan ia temui di sana.. bagaimana orang-orang di kota, cara hidup mereka, sifat mereka..
ahh... Kania jadi Harap-harap cemas.
****
BRRUUAAKK...!
sebuah hantaman balok kayu terdengar keras.
seorang pemuda dengan pakaian yang Acak-acakan mengamuk membabi buta.
keriuhan pun terjadi di pasar sederhana di tengah perkotaan itu.
2 kelompok yang sedang perang itu pun membuat suasana pasar yang mulai ramai pengunjung itu kacau seketika.
"heii... berani loe masukin daerah gua?! mau mati loe?! " teriak si pemuda.
lawan bicaranya dari geng satunya lagi cuma menyeringai kesakitan, setelah dihantam balok si pemuda.
"guys.. sikat..! jangan sampai ada yang lolos! " serunya lagi.
tak urung geng yang di pimpin si pemuda langsung mengejar geng musuhnya itu. sementara si pemuda langsung menyambar sebotol air mineral, di teguknya dengan kasar..
para pedagang yang ada di sekitar nya pun bersorak.
bukannya takut, malah mereka merasa tertolong.
"mas Arga makasih lho.. kita gak tau apa jadi nya kalo mas gak datang tepat waktu buat menghalau preman itu.. ", ucap seorang pria paruh baya yang dagangan sayurnya sudah setengah amburadul.
"it's ok Pak.. lain kali kalo mereka datang buat malakin pedagang sini, kasih tau aja nama gua.. Arga Ksatria.. paham semua..? " seru si pemuda yang di balas sorak oleh semua pedagang.
Arga Ksatria, pemuda tampan yang merupakan anak seorang gangster ternama di kota A.
tak ada orang yang tak kenal dengannya.
paras nya yang tampan dengan wajah putih bersih berkesan garang dan tegas.
tidak ada orang yang berani macam-macam dengannya.
umur yang masih terbilang cukup muda tak menghalangi nya untuk memimpin klan gangster Black Dragon sebagai pengganti ayahnya William Ksatria.
banyak gadis yang tertarik padanya, namun sikapnya yang acuh tak acuh pada setiap gadis yang ditemuinya membuat ia nyaris 'tak tersentuh' oleh gadis manapun.
sepulang dari keributan di pasar, seperti biasa Arga pun langsung otw ke sebuah klub elit di kota itu. biasalah anak muda, bersenang-senang setelah menunaikan tugas..
Teman-teman nya sudah menunggu kehadiran nya sedari tadi.
"hei.. Arga.. datang juga nih bocah.. " Billy, sahabat nya langsung melambaikan tangan begitu melihat Arga.
"wah... sorry bro.. gua telat.. biasa, tugas dari papa.. "
"bikin keributan lagi loe? heran gua.. gak pernah sedetik pun loe gak terlibat kekerasan di hidup loe.. "
"kayak gak tau aja loe.. mau gimana lagi.. kehidupan seorang gangster ya gini bro.. "
"gak capek apa loe? gimana mau ketemu jodoh, kalo kerjaannya loe cuma bertarung tiap hari.. "
"allaahh.... itu mah gampang..
buat apa cari jodoh.. nikah.. bikin terikat.. enakan gini.. mau cewek yang gimana juga bisa gua dapetin.. " kelakar Arga sambil menjentikkan jarinya..
sekelompok pemuda itu pun langsung tertawa bersama.
memang begitu lah Arga.
kalau bicara soal jodoh, dia bakal mengelak seperti ini.
bukan tanpa alasan.. kedudukan sebagai ketua klan gangster, kekayaan yang melimpah dan tampang yang keren, justru membuat nya sangat protektif pada dirinya..
dia takut patah hati seperti dulu.
ya.. dulu juga pernah ada wanita yang mengisi hatinya..
tapi justru, kekasih nya itulah yang mengkhianati dirinya.
setelah 3 tahun pacaran, Selvi, kekasih nya malah berselingkuh dengan pemuda lain yang notabene musuh bebuyutan Arga..
sejak saat itu, Arga seakan tak peduli lagi dengan pencarian cinta nya.. dia lebih asyik sendiri. berkencan dengan wanita manapun bebas.
dengan kualifikasi yang dia punya, dengan hanya menjentikan jari pun para wanita mana yang mampu menolak pesona seorang Arga?