saat adzan subuh telah berkumandang, ayu membuka pelan matanya.walaupun tadi malam dia telat tidur, tapi dia merasa malam tadi tidurnya sangat lah nyenyak. hingga saat subuh dia bangun, tubuh nya sudah kembali segar. ayu melihat ke samping nya, disana ada gadis kecil yang semalaman tadi tidur sambil dia peluk. nuri tampak masih pulas.
ayu meninggalkan nuri, dia masuk ke kamar mandi, dia hendak mengambil wudhu. seusai wudhu, ayu melanjutkan sembahyang subuh. setelah selesai solat, sebetulnya ayu ingin kembali tidur. namun rasanya tak enak dengan bu lastri, bisa bisa ayu nanti ketiduran sampai siang kalau naik lagi kekasur.
ayu membuka pelan pintu kamar itu supaya tak membangunkan nuri. segera dia menuju dapur. dilihatnya ibu mertua nya itu sedang menyiapkan panci untuk merebus air.
" yu, loh kamu udah bangun " tanya bu lastri.
" iya ma sudah, tadi abis subuhan ayu langsung kesini" kata ayu.
" padahal kamu tidur lagi saja yu, kasian kamu pasti masih capek dan ngantuk" ucap bu lastri.
" nggak ma, ayu tidur nya juga sudahpules kok semalem, udah seger mata ayu sekarang" ayu berkata sambil tersenyum.
" oalah sukurlah kalau begitu, mama kira kamu gak bakal bisa tidur yu. kan kamu belum pernah menginap disini, baru kali ini saja" ucap bu lastri.
memang betul ayu belum pernah menginap dirumah mertuanya ini. gimana mau menginap disini, belum juga sebulan menikah suaminya sudah dipanggil oleh sang maha kuasa. tapi dulu pas pacaran ayu sering main kerumah bu lastri diajak sama putra.
"i iya mah " kata ayu.
terlihat bu lastri dengan cekatan menyiapkan bahan untuk membuat nasi goreng, buat mereka sarapan nanti. air yang tadi direbus juga sudah mendidih. bu lastri menyeduh teh dalam teko kaca. memang betul pagi pagi begini enaknya minum yang hangat hangat.
ketika matahari sudah mulai terbit angga keluar dari kamar nya. langsung saja dia menuju dapur, dilihatnya dua orang wanita telah berkutat dengan aktivitas memasak. saking asyiknya mereka sampe tak sadar ada angga yang kini sudah duduk didepan meja makan. mereka baru menyadarinya saat angga berdehem.
" ehm ehm " suara dehem angga.
" ngga, loh kamu itu lo ngagetin mama aja" kata bu lastri dengan nada kaget.
" masa ma, padahal sudah dari tadi angga duduk disini lo ma" ucap angga.
" moso, mama nggak ngeh tuh. mungkin saking asyiknya Ngobrol sama ayu ya ngga" kata bu lastri.
" ngobrolin apa sih ma, kok keliatanya asyik bener" kata angga.
" banyak lah ngga, namanya juga perempuan" kata bu lastri sambil tersenyum.
angga hanya menggelengkan kepalanya. dia melirik sekilas pada ayu yang terlihat sibuk memotong bumbu.
" oiya yu. nuri mana" kata angga.
" oh itu mas dikamar, tadi masih tidur dia. mas lihat aja dikamar ayu " jawab ayu.
" oalah nuri tidur sama kamu to yu" kata bu lastri tiba tiba.
bu lastri pura pura nggak tau, padahal dia sudah dikasih tau sama pak yanto semalem
" iya ma. semalem nangis nurinya minta tidur dikamar ayu" kata angga.
" oalah itu anak pasti rindu sama bundanya, makanya ngga, kamu cepetan cari pendamping biar nuri ada yang nemanin tidur dengan begitu kamu juga ada yg nemenin tidurnya toh" kata bu lastri sambil tersenyum.
" ish apa sih mah" ucap angga dengan wajah merah karena malu.
" emang kamu gak kepikiran ngga, buat cepet cepet cari mama baru buat nuri" kata bu lastri lagi.
"gak semudah itu ma. lagian masih terlalu dini juga angga juga belum kepikiran kesana. dan.. angga juga belum nemu ma" kata angga.
" lagian sih, ngapain juga kamu jauh jauh cari, kalau yang deket aja ada" gumam bu lastri.
angga mengernyit, dia tampak berpikir. ayu hanya mendengarkan sambil memotong sayuran. sedang bu lastri tampak tersenyum senang setelah mengucapkan maksud hatinya di hadapan dua pasangan ini.
" tanteee ayuu, hiks hiks..." terdengar nuri menangis kencang, ayu segera berlari. begitu pun angga, hingga mereka bertubrukan didepan pintu saat hendak masuk ke kamar.
" maaf"
" maaf"
ucap keduanya hampir berbarengan.
" tanteee...." rengek nuri manja.
akhirnya angga mengalah, ayu sudah masuk duluan. karena nuri memanggil ayu bukan dirinya.
" tante, kenapa tinggalin nuli huhuhuhu" ucap nuri sambil mewek.
" maaf sayang, tante bantuin nenek bikin sarapan tadi" kata ayu sambil mendekap tubuh kecil nuri.
" tante janji ya. tante jangan tinggal nuli lagi" kata nuri.
" iya sayang tante janji" ayu lantas menggendong tubuh mungil itu, dia melewati angga yang hanya bisa melongo karena putri kecilnya itu tak sedetik pun meliriknya. dia malah asyik berbincang dengan ayu. saking Asyikknya sampe ayahnya terlupakan.
" nuri " panggil angga.
" ayah " kata nuri.
" sini gendong sama ayah" ucap angga.
" nuli mau ama tante aja yah" kata nuri.
huft... potek hati angga mendengarnya.
" ayah, enak tau tidul dipeluk tante, kayak tidul cama bunda. becok lagi nuli mau tidul sama tante aja ya yah ya nek " ucap nuri sesampainya di dapur.
angga melongo mendengar celoteh anaknya. bu lastri yang mendengarnya hanya bisa tertawa sambil mengangguk mengiyakan perkataan cucunya itu. dalam hatinya senang bukan main. itulah yang sejatinya dia inginkan. semoga angga dan ayu cepat tanggap. kelihatannya mereka berdua sangat cocok. nuri juga menyukai ayu. begitu pun sebaliknya. sekarang hanya tinggal angga dan ayu nya saja, semoga keduanya juga memiliki perasaan suka.
bu lastri tersenyum melihat keakaraban cucu dan menantunya. sedang angga terlihat juga sering mencuri pandang pada keakaraban putrinya dengan iparnya itu. apakah ini hanya perasaan bu lastri saja. keliatanya angga ada rasa juga pada ayu. bu lastri hapal betul dengan kepribadian putra putranya. mereka mungkin bisa berkata tidak di hadapan mama nya, tapi naluri seorang ibu tak pernah salah.
wajah angga memerah. dia tertangkap mata bu lastri sedang fokus melihat pada ayu. ayu tak menyadari nya, entahlah apa dia pura pura tak menyadari. keliatanya baik ayu maupun angga sama sama belum punya pasangan. andaikan hayalan itu betulan terjadi, tentu akan sangat membuat bu lastri dan pak yanto sangat senang. itu akan menjadikan obat penawar kesedihan bagi mereka, yang bertubi tubi ditimpa kemalangan belakangan ini. apalagi jika mereka dikaruniai banyak cucu lagi. hanya mereka lah harapan bu lastri dan pak yanto. yang bisa menentukan jalan kehidupan baru kedepan.