Arie menatap perempuan di sebelahnya. Rambut Raline yang sebelumnya digulung rapi kini terurai menutupi wajahnya. Sejak tadi perempuan itu menunduk melihat tas di pangkuannya. Tidak memandang ke depan, apalagi memandang Arie. "Kau tidak apa-apa?" tanya Arie. Raline memutar kepalanya dan melirik Arie sekilas. Perempuan itu menggelengkan kepalanya lalu menunduk lagi. Meskipun singkat, Arie melihat mata perempuan itu yang bengkak. "Kau menangis?" tanya Arie tak bisa menghilangkan rasa ingin tahunya. "Bukan urusanmu." "Kenapa kau menangis Raline? Karena perkataan Bibi Alexa tadi? Sudah kubilang kau tidak boleh datang ke pembukaan restoran itu! Kau tidak pernah mendengarkanku," ucap Arie sambil fokus pada jalanan di depannya. Arie tak mendengar balasan apapun dari Raline. Matahari sudah m