5

1048 Words
Mathew pun terbawa suasana romantis. Hatinya yang selama ini hampa karena kurang kasih sayang Tesa pun akhirnya seperti mendapatkan asupan kasih sayang dan cinta yang besar dari Anin. Anin yang pada dasarnya memang menyukai Mathew pun setengah sadar melakukan itu. ANin memang dalam kondisi mabuk. Bukan berrati ia sama seklai tidak tahu bahwa lelaki yang sedang menciumnya dengan mesra dan penuh nafsu ini adalah lelaki yang selama ini ia idamkan untuk menjadi kekasihnya. Beberapa semester ini, Anin hanya bisa melihat mathew dari kejauhan saat nongkrong bersama genk Orchid. Sekarang, Mathew benar -benar ada dalam genggamannya. Kalau memang Anin harus kehilangan kegadinanya untuk Mathew, Anin akan dengan senang hati memberikannya pada orang yang sangat ia cintai. "Eungh ..." desah Anin melepas ciuman itu lalu menarik napas lagi dan mengambil semua oksigen yang masih bersih ke dalam paru -parunya. Dadanya bergemuruh dengan keras. Jantungnya terus berdegup kencang. Setengah badan Mathew ada di atas Anin. Mathew sendiri tak lepas memandang Anin yang begitu cantik dan sangat seksi. Tubuh Anin yang mungil dan sangat mulus membuat Mathew tergila -gila. Apa ini yang dinamakan cinta? Mathew merasakan debaran dan getaran aneh didada dan sekujur tubuhnya. Rasanya memang aneh tapi membuat Mathew candu tidak ingin bangkit dari posisinya. Kedua mata mereka saling menatap dan tak berkedip. Bibir mereka juga sudah membuka seperti ingin mengulangi lagi hal yang barusan mereka lakukan. Itu sangat enak untuk dinikmati. Mathew mulai berani mencium Anin untuk kedua kalinya. Kali ini ciuman itu sudah jauh lebih terarah dan begitu terasa hasratnya. Permainan lidah Mathew pun semakin berani. Antara nafsu dan naluri semuanya tercampur menjadi satu. Tangan Mathew pun seolah tak ingin diam. Mulai dari mengspa pipi Anin dan akhirnya menurun memegang d**a Anin yang besar. d**a itu sejak tadi menyentuh d**a Mathew. Memang ukurannya agak besar dibanding tubuh Anin yang mungil. Lelaki mana yang tidak suka. Padahal, selama ini Anin tidak pernah memakai pakaian terbuka. Baru kali ini, Mathew melihatnya dan sangat menyukainya. "Ah ... Kak ..." desah Anin lirih saat bibir bawahnya sengaja digigit gemas oleh Mathew diikuti dengan remasan lembut didada Anin. Mathew kembali melepas tautan bibir mereka dan menatap Anin dengan sneyum penuh arti. Hatinya sudah terpatri untuk Anin. Mathew lupa dengan misinya yanghanay ingin mempermainkan Anin dan mencari tahu soal Anin dan keluarganya. AMthew sendiri yang terjebak pada hubungan yang ia bnagun sendiri tanpa sengaja. "Memang sakit?" tanya Mathew dengan tiba -tiba. Mathew tidak tahu bagaimana cara memperlakukan wanita. Sikapnya slemaa ini dinilai terlalu dingin pada semua wanita. Anin mengangguk sambil memjamkan kedua matanya. Rasanya mata itu begitu berat sekali untuk dibuka. Kepalanya juga lama -lama terasa pusing. Rasanya ingin tidur saja. Kali ini Anin mulai tak sadarkan diri. Kemben yang dipakai Anin sudah turun hingga ke perut. d**a Anin terlihat sangat ranum dan seksi sekali. d**a itu memang agak besar dan bulat sempurna dengan bulatan hitam menonjol seukuran jempol jari Mathew. Mathew merasa dibagian bawahanya ada yang berdiri dan mengeluarkan cairan yang membuat segitiga pengamannya basah. Kedua matanya benar -benar seperti melihat keindahan dari sang pencipta. Tangan Mathew menyentuh bulatan hitam dengan jari telunjukknya. Ia mainkan seperti menggiring bola. Anin yang sudah kacau tetap bisa merasakan rangsangan ditubuhnya hanya menggeliat manja sambil mendesah pelan. Tentu saja hal seperti itu memicu Mathew untuk melakukan hal yang lebih berani lagi. Dorongan keinginan dan kebutuhan sudah bulat. Bibirnya mendekati bulatan hitam itu. Klaau menurut film -film biru dewasa yang pernah satu genknya tonton itu hampir mirip seperti ini. Katanya, lelaki seusia Mathew memang boleh menyusu tapi hanya pada kekasih atau pasangannya saja. Lidah Mathew menjulur dan mulai merasakan bulatan hitam yang terasa lunak dilidahnya. Mathew melet -melet seperti lele dan kemudian ia menghisap bulatan itu dengan rakur. Ternyata benar, rasanya itu sangat nikmat sekali. Rasanya mirip boba, pantas dibilang boba oleh semua orang. Sudah mulai tahu rasanya enak, Mathew jelas kecanduan. Dua tangannya memegang d**a Anin dan menghisap boba itu secara bergantian. Karena gemasnya, Mathew pun tanpa sengaja membuat beberapa jejak merah didada Anin. Hanya sampai disitu saja keberanian Mathew. Lainnya ia masih bisa menahan diri. Dari atas pusar ke atas, smeua tubuh mulus Anin sudah AMthew jelajahi dengan baik. Ibarat maps, Mathew adalah penjelajah sejati. Mathew sudah lelah ia pun ikut tertidur pulas disamping Anin sambil memeluk Anin dan memainkan bulatan hitam yang sudah membuat MAthew tergila -gila. Aroma tubuh Anin yang wangi bercampur alkhohol juga membuat Mathew semakin ingin merengkuh Anin lebih dalam lagi. *** Genk Orchid begitu gempar saat mendengar gosip yang dikuatkan dengan bukti. Mathew, anggota senior genk orchid telah memiliki kekasih bernama Anin, adik tingkatnya sendiri. Josh sebagai ketua genk sedikit tidak terima. Pasalnya Anin, gadis itu adalah gadis yang telah diincar lama. Karena, dalam aturan genk tidak bole jatuh cinta, Josh mengurungkan niatnay untuk mendekati Anin. "Itu dia, jagoan kita," ucap salah satu anggota genk yang melihat kedatangan Amthew. Josh tersenyum penuh arti menyambut Mathew. "Bener? Soal gosip itu?" tanya Josh tanpa basa basi. "Soal apa?" tanya Mathew pura -pura bodoh. "Ini? Ini apa?" tanay Josh dengan tatapan tajam. "Sabar dulu bro ... Ini memang foto asli. Tapi, mana mungkin aku mengkhianati genk besar kita," jelas Mathew dengan tenang. "Kamu tahu? Dia adalah gadis yang aku sukai sejak dulu. Kalau sesuatu terjadi padanya. Maka, kamu akan berurusna dengan aku, Mathew!" teriak Josh kesal. "Tunggu dulu, Josh. Aku gak salah dengar? Kamu menyukai Anin? Sejak kapan?" tanya Mathew penasaran. Dirinya juga menyukai Anin. Bahkan setengah tubuh Anin sudah Mathew rasakan. "Enggak. Aku suka dia sejak acara mabar waktu itu," jelas Josh tegas. "Oh .... Maafkan aku, Josh," jawab Mathew lirih. "Kamu sudah jadian dengan Anin?" tanya Josh sengit. Mathew menggelengkan kepalanya pelan. "Dia calon adik tiriku. Aku memang mendekatinya untuk mengetahui keluarganya saja. Kamu jangan takut Josh. Aku akan menjaga Anin dengan baik," jelas Mathew begitu yakin. "Aku pegang janjimu, Mat," tegas Josh yang pergi begitu saja meninggalkan genk -nya. Kalau urusan cinta, apapun bisa terjadi. Sahabat jadi musuh, teman bisa slaing menikam dari belakang dan bahkan mereka bisa ribut tanpa terlihat nyata. *** Anin membuka kedua matanya perlahan. Kamar itu masih terasa dingin dan sangat gelap. Tubuhnya juga semakin malas untuk bangun dan tetap ingin berada dibawah selimut seperti ini. Anin menatap langit -langit rumah yang berbeda jauh warnanya dengan kamar tidurnya. Hidungnya juga mulai mencium aroma maskulin yang tak biasa. "Aku dimana?" tanya Anin sambil memegang kepalanya yang masih terasa pusing.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD