" jawab mas"
Alex hanya mengangguk dia tak lagi bersandiwara.
" bahkan setelah kita menikah?"
Alex mengangguk lagi.
Dada seketika begitu sesak, mulut tak lagi dapat berkata, Naura membuang pandangannya menyembunyikan mata yang mulai memerah. Alex kelihatan bingung ingin mendekat tapi seperti tertahan.
Hingga... akhirnya Naura menenggak kan pandangan nya, seraya menghapus air matanya, " maaf.. aku pikir aku kuat, ternyata ini lebih dari yang aku bayangkan, seharusnya tadi kamu bersandiwara aja, mungkin itu lebih baik.
" maaf", ucap alex pelan dengan perasaan bersalah.
" tak perlu minta maaf, bukan kamu yang menyakitiku, aku aja yang terluka dengan pikiranku sendiri."
" jadi setelah ini akan seperti apa kita?" tanya Alex.
" harus bertanya padaku? bukankah selama ini kamu yang membawaku? Aku hanya memberi perasaan, bila di awal tak di balas, paling aku hanya terluka sejenak, setelah itu selesai. Tapi kamu yang membawaku sampai ke titik ini, masih harus bertanya padaku?"
Alex menggelengkan kepala pelan.
" sebetulnya aku pun bisa dicintai dengan sederhana, hanya karena aku lahir dari orang kaya bukan berarti hidup ku kemewahan. Tapi sejak awal pertemuan kita kamu hanya memandang dari sisi buruk saja, dan akhirnya aku sadar,bila aku tak pernah dicintai.
" tapi kamu wanita yang paling aku pentingkan dan aku utamakan," jawab Alex.
Naura menghela napas panjang, dadanya begitu sesak, ini adalah patah hati terburuk dalam hidupnya. " Terima kasih, jawabanmu barusan semakin menyakinkan.
Naura beranjak dari ranjang sekuat tenaga ia berusaha agar air matanya tidak jatuh, ia berjalan sedikit penunduk, menyembunyikan sakit yang tak dapat disembunyikan lewat wajah.
Alex mengacak rambutnya dan terlihat frustasi, ia mengejar istrinya tapi langkah Naura lebih cepat dan masuk ke kamar lain dan menguncinya.
" mari kita bicara Naura. Semua tidak akan selesai dengan cara seperti ini" ucap Alex dari balik pintu.
Naura sama sekali tidak menjawab dan menikmati kesedihannya sendirian di dalam kamar.
Dua hari mereka ada di atap yang sama tanpa pertemuan. Hingga pagi ini Naura keluar dengan pakaian rapi.
" mau kemana?" tanya Alex masih dengan nada dinginnya.
" ke kantor " jawab Naura sambil duduk dan mengambil roti bakar buatan ART.
" ada apa?" tumben biasanya ogah" tanya Alex lagi
" mulai hari ini aku akan bekerja mandiri dan independen.
Alex menatap istrinya heran dan tidak melanjutkan ucapannya.
Mereka pun pergi dalam satu mobil yang sama, Naura masih diam dan membuang muka kearah jendela. hingga keduanya tiba di kantor.
"Naura? kamu kembali kekantor?" ucap Alya menyambut dengan riang.
Naura mengangguk dan melihat ke sekitar tidak ada yang berubah, Alya dan Alex berada dalam satu ruangan, dulu dia menganggap biasa tapi sekarang rasanya Laen.
" lihat aku, Naura. aku kemarin beli anting-anting dua pasang, satu lagi untuk mu, cantik tidak?" ucap Alya sambil menunjukkan anting yang di pakainya.
" Biasa saja! tapi lumayan sih" jawab Naura .
"Alya mengerucutkan bibirnya, " cantik begini, ya kan mas?" tanya nya pada Alex.
Alex diam tak merespon, kemudian duduk di kursi nya. sementara meja Alya berdampingan dengan Naura.
Mereka pergi kemeja masing-masing, kemudian Alya memberikan berkas pada Alex, terlihat Alex berbisik sedikit membuat Alya tersenyum kecil.
Naura memperhatikan dari jauh, ketika Alya meninggalkan ruangan, ia beranjak dan mendekat pada suaminya.