Hujan

597 Words
di hari itu tampak siluet laki laki remaja yang kian akan beranjak dewasa sedang menyiram tanaman dihalaman rumahnya, tiba tiba seorang gadis memeluknya erat dari belakang, gadis itu Zea, adik perempuan laki laki itu, Panggil saja Naren. "pagi Abang" Zea menatap mata kesukaannya itu. "pagi juga zea nya Abang" ujar Naren dengan senyuman yang tak luntur dari wajah manis nya itu, untuk tipikal cowok pacar able Abang Zea selalu menjadi incaran banyak orang. "bang Zea mau nasi goreng donk" perempuan itu kembali mengeluarkan suaranya. Zea dan Naren sepasang adik kakak yatim piatu yang orang tua mereka meninggal karena kecelakaan tabrak lari, sampai kini masih belum ada yang tau siapa yang menabrak pasangan suami istri itu. "nanti Abang masakin, mandi dulu sana" suara lembut Naren mengerupsi pendengaran zea, Zea mengangguk patuh lalu berlari masuk untuk mandi. "okee" jawab Zea kemudian menghilang dari pandangan naren setelahnya. Naren tersenyum memandang sang adik kesayangannya itu, sungguh dia sangat menyayangi Zea nya itu. Naren ingat betul 3 bulan setelah kematian kedua orang tua mereka, Zea berubah menjadi murung, selalu menangis dimalam hari karena masih tak bisa menerima kenyataan itu. Naren bahkan ingat betul bagaimana adiknya meraung-raung pada orang orang untuk tidak mengubur jenazah orang tua mereka sebelum akhirnya pingsan. Naren butuh waktu setahun untuk membuat Zea si putri kecil itu kembali lagi pada keadaan awal, menjadi ceria, manis dan manja. saat sedang melamun tiba tiba sebuah tetesan air hujan turun mendadak, gerimis datang lagi untuk yang kesekian kalinya, Naren masih setia berdiri membatu disana, mengingat masa masa suram itu sebelum akhirnya sebuah suara keras memanggilnya dari teras rumah. "BANG NGAPAIN UJAN UJANAN?! NANTI SAKIT LO!! CEPET MASUK!!" wanita kecil itu berteriak kala melihat sang kakak masih saja berdiri ditengah hujan kian lama kian deras. Naren menolehkan kepalanya ke arah teras rumah itu, melihat seorang gadis tengah memberi postur tubuh melambaikan tangan nya dengan suara nyaring mengalun. Naren kembali masuk untuk berteduh, dia tersenyum lalu memandang wajah sang adik. "udah mandi?" Naren meraba rambut adiknya yang mengeluarkan wangi stroberi yang khas. "udah kok, sana Abang mandi nanti sakit aduh!!" Zea menatap galak pada sang Abang yang tadi dia lihat sedang termenung di tengah hujan, pakaian putih yang dia pakai seolah bersinar saat itu, apalagi ketika sang Abang menatap nya dengan senyuman lebar. "iyaa, kamu tunggu di meja makan, nanti Abang masakin" ujar suara lembut dan berat itu. "heem" Zea mengangguk patuh setelah beberapa saat akhirnya Naren kembali lagi dengan pakaian sweater putih gading itu, laki laki itu akhirnya memasak untuk sang adik. setelah beberapa saat kemudian akhirnya jadi, Naren segera menatanya dia meja makan lalu dengan lahap Zea memakannya, Naren tersenyum melihat tingkah sang adik yang menurutnya lucu itu, sungguh Zea tak boleh besar terlalu cepat. "pelan pelan aja nanti kesedek loh" Naren berkata dengan lembut sambil membersihkan sisa sisa makanan di bibir Zea dengan tissue, adiknya hanya berdelik lalu sedetik kemudian apa yang diucapkan Naren menjadi kenyataan. "uhuk uhukk!!" Zea tersedak. "nih nihh" Naren menyodorkan air putih dengan wajah khawatir karena Zea tersedak. Zea meneguk air itu dengan rakus sebelum akhirnya dia merasa lega. "heuhh untuk ga mati" kata Zea sambil mengelus dadanya. "hah mulutmu" Naren menepuk tangan Zea agak kuat "awh!!" Zea menjerit kecil, lalu dia cemberut. setelah beberapa saat kemudian Zea menatap sang Abang, dia menatap dengan sungguh sungguh, Naren yang merasa bingung akhirnya menoleh, melihat bahwa mata bulat itu menatap dirinya, dia tersenyum tulus pada Zea "kenapa?" Zea diam, untuk kesekian kalinya rasanya abangnya tetap sama.. sangat sempurna. binar bening berlian milik abangnya selalu saja cantik. "bagaimana..." Zea menjeda kalimatnya. "bagaimana Abang punya mata secantik itu?" lanjut Zea "apa?"
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD