Mencangkul tanah

1125 Words

Mata Minur mulai berkaca-kaca dan pandangan matanya mulai kabur, karena air mata yang menumpuk di pelupuk matanya. "Huaaa. Ayang Gasendra." Minur tiba-tiba meloncat dan naik ke tubuh Gasendra. Kedua kakinya mencengkeram kuat pinggang suaminya. "A-ada apa?"tanyanya terkejut. Minur menangis dengan keras. "Aku akan merindukan kebunku, cangkulku, cacing-cacing di tanah yang menyapaku saat aku menggali tanah untuk menanam benih sayuran dan buah-buahan, dan ulat-ulat hijau di daun yang menggemaskan. Aku akan merindukan semua itu." Minur menangis semakin keras. Gasendra mengelus-elus punggung Minur. "Cup...cup...cup." "Hari ini aku akan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka." Minur turun dari gendongan Gasendra, lalu mengusap air matanya. "Kamu juga harus ikut ke kebun dan membantuku

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD