Mata Minur mulai berkaca-kaca dan pandangan matanya mulai kabur, karena air mata yang menumpuk di pelupuk matanya. "Huaaa. Ayang Gasendra." Minur tiba-tiba meloncat dan naik ke tubuh Gasendra. Kedua kakinya mencengkeram kuat pinggang suaminya. "A-ada apa?"tanyanya terkejut. Minur menangis dengan keras. "Aku akan merindukan kebunku, cangkulku, cacing-cacing di tanah yang menyapaku saat aku menggali tanah untuk menanam benih sayuran dan buah-buahan, dan ulat-ulat hijau di daun yang menggemaskan. Aku akan merindukan semua itu." Minur menangis semakin keras. Gasendra mengelus-elus punggung Minur. "Cup...cup...cup." "Hari ini aku akan mengucapkan selamat tinggal kepada mereka." Minur turun dari gendongan Gasendra, lalu mengusap air matanya. "Kamu juga harus ikut ke kebun dan membantuku