Permainan Dimulai Suara jam yang berdetak di keheningan seolah menjadi kidung lara yang menemani penyesalanku. Penyesalan seorang pria b******n yang tidak bisa membedakan mana mutiara dan mana butiran debu. Aku mengigil di sudut ruangan merasakan hatiku yang benar benar hancur. Aku terus memandangi foto Rumaisha dan Gaza yang terasa dingin dalam pelukan. Kuusap permukaan kacanya yang dingin. Entah berapa lama mata ini menangis. Butirnya sebagian jatuh menimpa wajah Rumaisha yang tersenyum. Aku pikir aku kuat dan tidak akan pernah menangis meski apapun yang terjadi dalam hidupku, bahkan saat proyek yang kutangani mengalami banyak kendala yang membuat aku hampir dipecat, aku tidak menangis. Pun saat aku diturunkan jabatan hanya karena persekongkolan di lingkungan kerja yang tidak sehat, t