When you visit our website, if you give your consent, we will use cookies to allow us to collect data for aggregated statistics to improve our service and remember your choice for future visits. Cookie Policy & Privacy Policy
Dear Reader, we use the permissions associated with cookies to keep our website running smoothly and to provide you with personalized content that better meets your needs and ensure the best reading experience. At any time, you can change your permissions for the cookie settings below.
If you would like to learn more about our Cookie, you can click on Privacy Policy.
"Hai, Kak! Lama enggak nongki gak, sih, kita nih?" Sambungan telepon bluetooth mobil baru saja tersambung. Suara riang dari dokter muda nan cantik ini sudah memenuhi mobil. Juwita menghela napas. "Iya." "Lah? Lo kenapa, dah? Ada masalah?" tanya Hellen yang sungguh sangat peka dengan sahabatnya ini. "Lo di mana? Di rumah?" Juwita to the point. "Enggak. Gue lagi keluar, sih. Gue lagi belanja." "Di?" "Di toko, lah. Masa di empang." "Yang bener. Cepetan, gue samperin." "Lih? Gue di supermarket dekat rumah gue. Kenapa? Lo mau ke sini." "Siplah. Gue emang mau belanja. Untung lo di sana." Hellen menjauhkan layar gawainya dan menatap nama yang tertera di sana dengan pandangan heran. Sahabatnya ini kenapa? "Oke, deh. Gue tunggu, ya." "Iya." Singkat sekali jawaban Juwita. Dia mematikan s