Kasih Perhatian Dong

1895 Words
Setelah melewati Weekend yang tidak di sangka, Seperti biasa Aku menghadapi kesibukan rutin di hari kerja. Selain mengantar jemput Anak-anak Sekolah, rutinitas sebagai Ibu Rumah tangga dan wanita setengah berkarir sudah menyita hari-hariku. Hubungan pertemanan ku dengan Mas Aris berjalan seperti biasa. 2 hari kemarin hanya bertukar khabar via WA. Ya Aku paham kesibukannya tinggi. Dia sempat memberitahukan jadwalnya pada saat pertemuan lalu walau Aku juga nggak bisa mengingat jelas detailnya. Ting.. Notifikasi WA ku berbunyi. Group WA MAHMUD CETAR laura : Genksss... Reminder nih.. Jam 11 Area 51 ya PIM 1 Me : hadirrrr☝️ Icha : Asyiaaaappp. Me : Jam berapa dari Bogor Cha? Icha : Jam 9 Nyah Me : Pinterrr, kalo telat potong gaji Icha : Ape lo kate deh Nyah. Hamba pasrah deh Laura : C U prensss Setelah membereskan Rumah dan menyiapkan bahan untuk masak makan malam nanti, Aku bergegas mandi lagi karena tadi keringatan lagi habis belanja dan bebenah rumah. Hari ini dengan kostum standar ku Celana kulot hitam sebetis dan blouse tangan 3/4 warna orange muda dilengkapi sneakers kickers dan tas bahu yang kecil. Ya fashionku sesimple itu. Nggak suka ribet. Tidak lupa memakai body spray aroma Vanila..Waktu sudah menunjukkan pukul 10, Ok sekarang Aku siap berangkat. "Halo.. Lo dimana, gw baru parkir nih" ucapku kepada Laura di ujung telpon sana. "Gue baru dapat tempat, depan Aunty Anne's ya" "Ok gw menuju kesana, khabarin Icha di grup aja" "Oke sip" Laura menutup sambungan telpon kami. Seperti yang Laura sebutkan tadi di depan Aunty Anne's Aku melihat Laura ternyata sudah bersama Icha. Rupanya Icha sudah sampai di PIM dari tadi tapi tidak menelpon. " Tol sepi karena tau lo mau lewat ya Cha, tumben duluan " gurauku "Lha iya dong.. Gue mau lewat semua minggir lah" "Gue berasa ngomong sama orang penting di Negri ini" "Nah lo pinter " jawabnya seenaknya. "Pada pesen apa, mumpung masih sepi nih. Gantian yuk. Gue sama Icha duluan ya Lor" kami memanggil Laura dengan sebutan Lora, biar ada unsur kearifan lokal dari pada Laura yang kebarat baratan. Setelah kami menghadapi pesanan kami masing - masing, Acara makan di selingi curhat pun di mulai. Aku hanya menyimak obrolan mereka karena fokus menghabisi makanan ku dulu. "Jadi sekarang masalah lo apa Lor, kalo memang Doni mau nambah anak ya nggak apa-apalah. Biar Ajeng nggak kesepian kali. Umur kita gini juga masih bisa lah hamil dan melahirkan normal" sahutku setelah tadi menyimak pembicaraan mereka tentang keluh kesah tentang Doni suami Lora yang berharap mempunyai anak 1 lagi. "Lo tau kan Ran ribetnya kayak apa hidup gue, semua yang gue rencanakan buat keluarga gue bisa berubah lagi. Nggak mau pusing gue." "Jangan terlalu saklek, Rencana yang kita buat sendiri kenapa nggak bisa kita revisi sendiri? Yang sulit lo revisi itu rencana Allah, doanya kudu khusyuk dan panjang, Iya kalo dikabulkan lha kalo nggak? kalo Allah bilang anak lo 2, mau lo cakar-cakar si Doni tetep aja anak lo 2. Berdamailah sama keadaan, saran Gue mending lo ikutin mau nya Doni. Dari pada dia nyari biang baru, kapok lo ntar" "iiish Rani... Mulut lo tu ya" "Abisnya lo tuh susah dibilangin orangnya. Wong laki lo mampu kok membiayai hidup lo sama selusin anak, lo nya aja banyak mikir." "Gue juga takut prosesnya itu lho Ran.. Inget nggak lo waktu hamil Ajeng di Amerika, gue harus bedrest karena ngidam parah muntah-muntah terus" "Lho pikir Gue nggak.. Tuh liat Nino udah kelas 5 SD, baek-baek aja Gue. Lo nya terlalu parno" "Bener itu Lor, baru kepikiran Gue, bisa -bisa buka cabang ntar Doni cuma gara-gara mau punya anak lagi" tambah Icha menyela pembicaraan kami. Seperti nya sukses omongan ku dan Icha membuat Laura berubah fikiran. Setelah ini aku akan mengajukan biaya Endors ke Pak CEO Samudra Baja, Doni Samudra karena berhasil menjadi Influencer kepada Istrinya. Hehee. "Jadi Gue hamil aja nih? " tanya nya pelan "Terserah, keputusan ada di tangan Lo. Kalo lo nggak nurut sama Doni, gue telpon nih dia suruh cari istri baru" "Hahahahhaha... Ngakak Gue lihat lo menindas Laura Ran" Icha tertawa ngakak sampai nggak sadar kami ada di keramaian. "Iiih Icha.. Udah dong ketawa nya. Aku kesel nih". Sahut Laura. Diantara kami bertiga memang Laura yang paling kalem, beda sama temannya yang berdua ini yang rada bar-bar. Kalo kita ngomong naik 1 oktaf aja bisa bikin dia nangis lhoo.. Untung dia dapat suami yang bucin abis sama Dia. Suami nya Doni Samudra adalah teman kami waktu SMA di Bandung dulu. Mereka pacaran dari SMA, akhirnya menikah ketika Doni mau melanjutkan pendidikannya ke Amerika dan Laura menyusul setelah wisuda Sarjananya. ya Doni lulus duluan selisih 1 semester dengan Laura. Mereka punya 1 Anak yang lahir di Amerika yang bernama Ajeng .Umur Ajeng dan Owie anakku selisih 2 bulan lebih tua Owie. "Lo gimana Ran, ada yang menarik nggak kisah hidup lo Bulan ini? " tanya Icha. "Apa ya.. Biasa aja sih, urus anak, urus idup sama urus lo berdua kalo lagi ribet" jawabku ditambahin cengiran yang bikin orang kesel. "Gak Asik banget hidup lo" "Mau yang Asik ? hamil kayak Lora.. " balasku "Lha kok kayak Gue " Laura protes "Emang udah ada lawannya? " selidik Icha "Hampir.. Eh" jawabku menutup mulut dengan telapak tangan , aku jadi kaget sendiri karena keceplosan. "Nah Lo yaaaaa.. diem-diem sudah ada gandengan.. Ayo ceritaaa" tuntut Icha. "Sabar.. Sabaaar Netizen... Nggak ada yang diem-diem.. Nggak ada juga gandengan baru, cuma kehaluan Gue aja yang luar biasa" "Ran.. Cerita !" singkat, Bossy dan ngotot itu lah kalimat Icha. "Nggak ada Cha.. Gue takut halu aja. Hmm.. Sabtu kemarin kan gue kenalan sama cowok di rumah Om Dharma, itu juga nggak sengaja. Lo kan tahu Gue nggak suka kenal-kenalan. Itu bener-bener nggak sengaja.. Suwer di samber gledek deh " "Terus.. " "Terus malamnya Gue jalan sama dia dan anak-anak.. Lagi lagi itu nggak sengaja karena Gue ada di Bulungan dan dia juga di daerah itu, beneran ngga sengaja, Nah yang besok nya pas nganterin anak-anak Basket baru janjian, itu juga dia yang minta diajak .." "Abis Basket..? " tanya Laura sambil mengangkat Alis sebelah. Aku bener-bener kayak perawan lagi dimarahin ibu Tiri dan saudara tiri. "Ya ke sini juga, makan siang dan Nino minta nonton.. Terus ya udah Makan malam di Bintaro, trus pulang dia" "Ganteng nggak? " tanya Laura "Lebih ganteng dari Doni sih" jawabku polos tapi ngeselin. Laura memutar bola matanya ke atas dan bibirnya dinaikin sedikir, mirip senyuman sinis ibu tiri. "Kerja nya apa? " tanya Icha lagi "Dokter spesialis bedah" "Perjaka atau Duda? Kalo duda anaknya berapa? " berondong Icha. Bener-bener jadi tersangka Aku. "Duda dan nggak ada anak. Jangan tanya cerai mati atau idup, Gue nggak tau." jawabku mulai nyerah. "Umur berapa, udah Aki-aki?" Icha mulai menyelidik. "Ngeremihin gue lo Cha.. Masih ganteng dan awet muda gitu lo bilang Aki aki.. No way.., eh tapi kalo lo nanya umur nya.. Gue juga nggak tau tapi kayaknya sih seumuran kita 35 an gitu kali ya atau 40 paling mentok. Cuma karena dandannya keren jadi kelihatan lebih muda aja. Ya kali Gue nanya umur, nanya statusnya aja Gue takut-takut. Gw cuma make sure dia bukan Suami orang, jangan sampe Gue jadi Pelakor yekaaan" jawabku panjang lebar. "Ppff.. Syukur deh, paling nggak Ganteng, nggak tua-tua amat, Dokter pula dan yang terpenting single. Aman.. Silahkan lanjutin " ujar Icha seolah olah lega. "Nah kan.. Ikutan GR lo.. Gue aja nggak tau kelanjutannya ada atau nggak. Dari Senin dia cuma kirim WA chat aja. Itupun cuma pagi dan malam. Nanyain kabar doang tanpa telpon. jangan-jangan pelan-pelan mundur kali ya? "tanyaku. "Kenapa nggak Lo yang mulai WA dia, nanya udah makan siang belum atau nanya lagi ngapain.. Jangan dia doang yang mulai WA. Kasih perhatian dong jangan sampai dia berpaling ke yang lain" usul Laura yang terdengar seperti membalasku. "Nggak ah, malu Gue. Ntar dikira mureeeh bener Gue. Nggak ah... Nggak mau" "Lo ada rasa suka nggak sama dia? " tanya Icha "Ya nggak tahu Gue Cha, Baru kenal beberapa hari dan 2x jalan lo mau ngarep apa? Tapi kemarin itu Gue happy-happy aja pas jalan sama dia. Selain perhatian ke anak-anak, dia juga bisa bikin gw senang atau nyaman gitulah.. . Paham kan lo maksud Gue? . Tapi gw nggak tau itu signal apa, menurut kalian apa? " seperti remaja baru jatuh cinta Aku menjelaskan kepada Mereka. "Kalo lihat dari cara lo cerita dengan mata yang berbinar binar itu.. Yakin Gue lo udah jatuh cinta " Ujar Icha. "Setuju Gue " tambah Laura "Gitu ya " "Mana Gue lihat foto nya " pinta Icha "Siapa namanya" lanjut nya "Namanya Aris, dan Gue nggak Punya fotonya" "Coba lihat PP nya di Wa chat" usul Laura Ah iya Aku lupa bisa lihat di PP Wa nya. Aku. Men scroll chat tadi pagi, dan klik fotonya "Nih " "Astogeee.. Pinter amat lo nyari jodoh Sukiyeeemm,...cakep banget, Lewat ini Bang Tommi ku " sahut Icha membandingkan Mas Aris dengan Bang Tommi suaminya. "Aku lihat dooong " rengek Laura tidak sabaran. Kami bener-bener mirip anak SMA yang lagi kepoin Cowok baru. "Cakep Ran.. Kayaknya orangnya Putih, tinggi ya. Kalo Gue lihat matanya sepertinya orannya sabar dan penyayang Ran" Laura mulai menjelma jadi Cenayang. "Nggak tahu Gue, baru juga jalan 2 kali, ya nggak bisa menilai" " Coba lo WA dia Ran, nanyain udah makan siang belum.. Coba Ran.. " Icha mulai penasaran. "Nggak.. Nggak.. Malu Gue " tolakku. "Ayolah coba dulu.. Lagian bikin orang bahagia kan pahala" "Maksud lo yang bahagia siapa? " "Ya dia lah.. Kan dikasih perhatian sama Elo" "Ogah ah.. Sumpah nggak sanggup Gue, malu eeeuy" Icha tetap membujuk ku, penasaran banget Dia. "Kalo sampe dia ilfil sama Gue gara-gara chat ini, Lo yang gue salahin ya" "Percaya sama Gue" Aku mulai membuka room chat. "Nulis apaan nih" Lagi-lagi Aku seperti remaja yang sedang jatuh cinta, karena tiba-tiba jadi nggak Jenius. " tanyain aja lagi ngapain, sudah makan siang belum? " sahut Laura Me Mas lagi sibuk ya, jangan lupa makan siang ya. Lalu aku delete lagi Me Mas lagi ngapain, udah makan siang? Lalu aku tekan send dan Aku menutup mata. "Sumpah Gue malu.. Duh kalo dia nggak jawab, tengsin Gue!!! " tiba-tiba Aku gemes sendiri karena terlalu takut dicuekin . "Tenaaang, kita kan bisa lihat apa yang terjadi setelah ini, apa dia akan balas chat lo atau.. "belum sempat Icha menyelesaikan kalimat nya tiba-tiba telepon selularku berbunyi menampilkan Foto Mas Aris. Sungguh Aku kaget dan gugup. "Gimana nih Dia telpon... Aduh gimana nih... Cuekin aja ya.. " "Angkat Ran... Jangan gitu. "Icha memelototi ku. "Halo.. Assalamualaikum" "Waalaikumsalam, lagi dimana? Tumben Kamu mau WA Aku" "Lagi di PIM makan siang sama teman-teman, tiba-tiba ingat kamu udah makan apa belum" "Oowh, Aku udah makan barusan. Jemput anak-anak jam berapa? basket ya hari ini? " tanya nya di ujung sana. "Iya, nanti jam 2 dari sini" "Aku nanti mampir ke Rumah ya, Aku praktek di Bintaro nanti sore. Pulang praktek jam 7" "O ya boleh, khabarin aja Mas" jawabku sambil memandang ke 2 sahabatku yang sedang khusyuk menyimak obrolanku. "Ya nanti di khabarin. Sampai nanti ya. Salam buat temen-temen Kamu, Assalamualaikum" "Waalaikumsalam" "Ciiiiieeeee... Udah Mas ajaaaah manggilnyaaaa niih... Cie.. Cieeeee" Habis aku sama Netizen di depanku. "Udah jangan banyak bacot, mending lo berdua doa in Gue ya, kalo emang masih ada jodoh Gue di luar sana, semoga di permudah. Kalo ternyata cuma lewat kayak Iklan internet semoga selesai begitu aja.. Aamiin" Aku menuntaskan rasa penasaran mereka.
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD