48. Bahagia

1255 Words

Frey merenung di atas ranjang, mengenang apa yang terjadi semalam. Di mana akal sehatnya? Mengapa dia terhanyut rayuan Jevais dan menyerahkan diri demikian mudah? Frey merasa sangat menyesal, dia merasa dirinya adalah w************n, tentu, Jevais sedang menertawakannya sekarang karena dirinya jelas-jelas masih terlihat mencintai dan memuja lelaki itu, meski Jevais telah berkhianat. “b******k!” Frey melemparkan bantal ke lantai dengan emosi, dadanya bergerak naik turun karena amarah yang terasa berjejalan dalam dirinya. “Tenang, Frey, tenang....” Dia berkata pada dirinya sendiri. Percuma saja dia mengamuk sekarang karena Jevais sialan itu sudah pergi entah kemana, meninggalkannya begitu saja seperti lelaki yang membayar cinta satu malam. Saat mengingat hal itu, rasa marah Frey kembali

Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD