Dalam Lord’s Regime, peta yang terdapat dalam sistem akan berwarga gelap bila pemain belum pernah mengunjungi tempat tersebut. Tentu saja hal ini berlaku untuk semua tempat, tidak ada pengecualian. Yang berarti, Ander yang menjadi pusat Kerajaan Atrea pun seperti itu.
Kota Ander yang menjadi pusat Kerajaan Atrea tentu saja sangat besar, mungkin lebih besar dari pada pusat Kota J, dan hampir setara dengan pusat Kota D yang merupakan kota keempat terbesar setelah Kapital.
Para pemain yang tidak sabar ingin bertualang di dalam Lord’s Regime jarang ada yang mengelilingi kota sebesar ini, mungkin ada, namun tidak banyak.
Meski pun ada di antara para pemain yang memilih untuk menghabiskan waktunya untuk membuka peta Kota Ander sepenuhnya, kemungkinan besar mereka hanya melewati tempat itu tanpa melihat dengan betul keadaan di sekitar sana.
Tentu saja, Sayuri tidak akan melakukan hal yang sama. Ia hanya akan pergi menuju tempat di mana seorang NPC akan memberikan Quest yang ia cari. Tidak semua NPC memberikan Quest yang berhadiah, meski pun ada NPC yang akan memberikan Quest, seorang pemain harus menyentuh topik pembicaraan yang akan membuat NPC tersebut memberikan Quest kepada mereka.
Developer Lord’s Regime menggunakan komputer canggih ‘Gaia’ untuk membuat sebagian besar sistem dalam Lord’s Regime. Kepintaran komputer canggih tersebut sangat menakutkan, sehingga membuat Lord’s Regime menjadi permainan paling kompleks yang pernah ada.
Secara otomatis, NPC yang dibuat oleh Gaia juga kompleks, seakan para NPC tersebut memiliki jiwa dan emosinya sendiri. Tidak seperti NPC pada permainan lama yang hanya mengatakan apa yang sudah tertulis dalam naskah.
Mengingat sebuah topik dalam forum yang ada di Lord’s Regime, sebuah NPC memiliki peran sebagai pelajar yang mendapatkan beasiswa untuk belajar di kota Ander akan memberikan Linked Quest[1] kepada pemain dengan hadiah yang dapat membantunya kelak. Linked Quest ini hanya dapat dilakukan satu kali, dan cukup sulit untuk ditemukan bila Sayuri tidak membaca topik dalam forum itu sebelumnya.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Sayuri pergi menuju perpustakaan besar yang ada di Kota Ander. Perpustakaan dalam Lord’s Regime hanya menyediakan buku yang memiliki sangkut paut dengan dunia yang ada di dalam permainan itu. Pemain dapat mencari informasi tambahan ketika mereka sedang menjalankan Quest, atau pun belajar bahasa dari ras lain dengan membayar beberapa keping emas. Ada pula buku yang mempelajari skill untuk profesi kedua yang kelak akan dibuka pada hari ke tujuh setelah Lord’s Regime dirilis.
Tentu saja, saat ini tidak ada satu pun pemain yang berada di dalam perpustakaan tersebut. Hanya ada puluhan NPC pelajar yang sibuk mencari buku untuk mereka pelajari di akademi dan staff perpustakaan.
Untung saja, Gaia memberikan indikator yang dapat membedakan pemain dengan NPC.
Seorang pemain memiliki sebuah lingkaran berwarna hijau dengan nama di sebelahnya. Sedangkan NPC lingkaran yang dicoret berwarna biru dan nama di sebelahnya. Untuk seorang pemain yang melakukan PK[3] akan memiliki indikator silang dengan warna merah di atas kepalanya, tanpa nama pemain tersebut. Tentu saja pemain yang melakukan PK tidak bisa melihat indikator yang membedakan pemain dan NPC jika namanya masih merah.
Sayuri menyebarkan pandangannya ke sekitar. Kalau tidak salah, NPC yang ia cari berada di lantai satu dan duduk di dekat rak buku Alkimia[2]. Setelah bertanya pada staff perpustakaan di mana letak rak buku tersebut, ia menuju tempat itu.
Dari jauh, terlihat ada tiga NPC yang duduk pada meja di dekat rak buku Alkimia. Sayuri sengaja mengambil beberapa buku secara acak sampai hampir menutupi pandangannya. Jendela hologram berwarna biru langsung muncul di depan wajah Sayuri, bertanya apakah ia akan mempelajari isi buku yang ia ambil, dan harus membayar sebanyak dua keping emas untuk buku itu.
Sayuri mengabaikannya dan membiarkan jendela hologram itu tetap di sana. Karena jika ia menolaknya, buku yang ia ambil akan langsung menghilang dan kembali ke rak di mana buku itu berada sebelumnya.
Setelahnya ia mulai berjalan mencari NPC yang ia cari. Pada meja ketiga, seorang NPC pelajar laki – laki dengan rambut berwarna hijau tua sedang serius melihat buku Alkimia di depannya. Ia menulis beberapa hal penting dari buku perpustakaan ke dalam catatannya.
Untuk memulai pembicaraan, Sayuri pura – pura tersandung kaki meja dan menjatuhkan semua buku yang ia bawa. Menarik perhatian dari beberapa NPC yang ada di sekitarnya.
NPC yang ia cari berada paling dekat dengannya. Mungkin karena Gaia membuat sifat NPC itu baik, ia memilih untuk membantu Sayuri berdiri dan mengambil buku yang berserakan di lantai.
“Apa kau terluka?” tanya NPC itu.
Matanya yang terlihat seperti warna emas menarik perhatian Sayuri. Hidungnya yang mancung menahan bingkai kacamata yang ia gunakan. Sayuri sedikit melirikkan matanya ke atas, melihat indikator lingkaran yang dicoret berwarna biru dengan nama Austin di sebelahnya.
Senyuman langsung berkembang di wajah Sayuri, karena ia berterima kasih pada NPC tersebut dan dialah NPC yang Sayuri cari.
“Aku baik – baik saja. Terima kasih sudah membantuku,” balas Sayuri sambil menerima buku yang sudah Austin ambil untuknya.
“Tidak masalah. Semua buku yang kau ambil bersangkutan dengan Alkimia … apa kau tertarik dengan Alkimia?” tanya Austin.
“Mhm, itu benar.”
“Meski kau seorang petualang?”
Dalam Lord’s Regime, NPC memiliki kesadaran kalau para pemain berbeda dengan mereka. Tentu saja, dalam sudut pandang NPC, mereka merupakan penduduk asli yang hidup di tempat itu. Sedangkan para pemain disebut sebagai ‘petualang’.
“Apa seorang petualang yang ingin mempelajari tentang Alkimia itu aneh?” tanya Sayuri sambil terkekeh pelan. “Jujur saja, menjadi seorang petualang membutuhkan uang yang sangat banyak. Membeli obat yang sudah jadi untuk memulihkan luka cukup memakan banyak biaya. Dengan belajar Alkimia, bukankah aku bisa menghemat pengeluaranku?”
Austin ikut terkekeh pelan, kemudian meminta Sayuri untuk duduk bersama dengannya. “Aku tidak pernah berbicara dengan para petualang sebelumnya … karena mereka terlihat sangat berbeda dengan kami. Tapi, setelah aku bertemu denganmu, mungkin aku akan mencoba untuk berbicara pada mereka.”
Tolong jangan! Jika kau melakukannya, aku akan kesulitan mendapatkan Quest darimu!
Sayuri berdeham pelan untuk menghilangkan pemikirannya itu. “Memiliki banyak kenalan bukankah lebih baik dari pada tidak sama sekali? Ah, benar juga. Aku belum memperkenalkan diriku. Namaku Red Lily,” kata Sayuri sambil mengangkat sebelah tangannya.
Austin melihat tangan Sayuri yang sedikit terangkat, kemudian menjabatnya dan menjawab, “Aku Austin. Senang berkenalan denganmu, Red Lily.”
Sayuri kembali memasang senyuman bisnisnya dan duduk di depan Austin. “Terdengar dari aksenmu ketika berbicara, sepertinya kau tidak berasal dari Ander.”
Austin langsung menutup mulutnya. “Uh … apa terdengar sangat jelas? Padahal aku mencoba untuk merubahnya.”
Sayuri terkekeh pelan, sambil mengibaskan tangannya ia berkata, “Kenapa harus mengubahnya? Kau terdengar imut ketika berbicara.”
Wajah Austin langsung memerah seketika. “Aku lebih memilih terdengar ‘keren’ dari pada ‘imut’,” katanya sambil membetulkan kacamatanya yang sedikit merosot di hidungnya. “Kau benar … aku tidak berasal dari Ander. Aku berasal dari desa kecil yang sedikit jauh dari tempat ini. Apa kau tahu Claydale?”
Sayuri mengusap pipinya sambil melirik ke sisi kanan atas, pura – pura ingin terlihat sedang mencari dalam ingatannya. Untung saja status pemain seperti level disembunyikan, karena jika tidak, Austin pasti sadar kalau Sayuri berbohong. “Claydale … sepertinya beberapa hari sebelumnya aku sempat melewatinya. Tetapi tidak bisa mengunjunginya karena jalan utama untuk pergi ke desa itu ditutup.”
“Ditutup? Jalan utama menuju desa itu ditutup?” tanya Austin dengan kedua alisnya yang terangkat. “… apa itu yang menjadi alasan kenapa aku tidak mendapat kabar dari desa …”
“Mungkin aku akan mengunjungi tempat itu lagi. Karena ada sesuatu yang harus kucari di dekat Claydale,” kata Sayuri, sambil berharap Quest yang ia cari akan muncul. “Jika kau membutuhkan sesuatu di sana, mungkin aku bisa membantumu.”
Dengan mata bulat yang bersinar, Austin berkata, “Sungguh? Kau akan melakukannya untukku?”
“Kenapa tidak? Sepertinya kau khawatir dengan keadaan Claydale. Aku yang memiliki urusan di dekat sana bisa sekalian membantumu,” balas Sayuri. “Lagi pula, apa salahnya membantu seorang teman, ‘kan?”
“Teman …” gumam Austin pelan dengan mata yang berbinar dan senyuman cerah yang terpasang di wajahnya.
Melihat kepolosan dari Austin, entah kenapa Sayuri jadi merasa bersalah …
“Ka— kalau begitu, Red Lily … maukah kau membantuku? Aku mengirim surat untuk keluargaku dua minggu yang lalu, seharusnya aku mendapatkan balasan seminggu yang lalu. Tapi sampai saat ini aku belum mendapatkannya,” kata Austin sambil mengusap kedua tangannya dengan gelisah. “Mendengar cerita darimu kalau jalan utama menuju Claydale ditutup … sepertinya ada sesuatu yang terjadi di sana. Aku khawatir dengan keluargaku …”
Sebuah jendela hologram kembali muncul di depan wajah Sayuri.
[
Austin, yang tidak mendapatkan kabar dari Claydale selama satu minggu lebih sangat mengkhawatirkan keluarganya. Ia meminta bantuan padamu untuk memeriksa keadaan Claydale dan mencari tahu apa yang terjadi di sana.
Batas waktu: 2 hari.
Hadiah dalam menyelesaikan Quest: 10 Tembaga
Kemungkinan hadiah yang didapat: Pertemanan antara dirimu dan Austin akan meningkat.
Hukuman ketika gagal melakukan Quest: Austin akan sangat sedih karena kau tidak berhasil mendapatkan kabar dari Claydale. Ia tidak akan menemuimu selama satu minggu dan berhenti menghadiri kelas.
*Quest ini hanya dapat diselesaikan satu kali.]
‘Ini dia!’ sahut Sayuri dalam hati. Ia harus menahan senyumannya karena saat ini Austin sedang serius. “Baiklah, aku akan mengunjungi Claydale dan mencari tahu apa yang terjadi di sana,” balas Sayuri.
“Terima kasih! Aku sangat berhutang padamu!” kata Austin sambil menggenggam tangan Sayuri.
[Quest diterima. Quest telah aktif. Waktu sampai Quest berakhir: 1 Hari, 23:59:59]
“Kalau begitu, aku akan pergi sekarang, Austin,” kata Sayuri sambil berdiri dari duduknya, yang membuat Austin juga melakukan hal yang sama.
“Ah! Tidak perlu cepat – cepat, kau bahkan belum membaca buku yang ingin kau baca …”
“Aku bisa melakukannya lain kali. Keadaan keluargamu lebih penting dibandingkan dengan Alkimia,” balas Sayuri sambil mengedipkan sebelah matanya, membuat wajah Austin kembali merah.
Tanpa menunggu lebih lama lagi, Sayuri langsung keluar dari perpustakaan itu dan berjalan menuju gerbang teleportasi untuk pergi ke kota yang berada lebih dekat dengan Claydale. []
.
.
Note:
[1] Linked Quest: Sebuah Quest atau sebuah misi yang biasanya memiliki kelanjutan. Pemain biasanya mendapatkan quest baru setelah mereka menyelesaikan quest sebelumnya yang masih memiliki hubungan dengan quest sebelumnya.
[2] Alkimia: Diartikan sebagai proses mengambil sesuatu yang biasa dan mengubahnya menjadi sesuatu yang luar biasa, terkadang dengan cara yang tidak dapat dijelaskan.
Alkimia adalah studi dan filosofi yang sangat kuno tentang bagaimana mengubah zat dasar (seperti logam) menjadi zat lain. Itu juga mempelajari bagaimana zat (dan bagaimana mereka diubah menjadi zat lain) yang memiliki hubungan dengan sihir mau pun astrologi.
[3] PK: Player Kill atau membunuh pemain lain.
Dalam Lord’s Regime, melakukan Player Kill pada pemain yang memiliki kerajaan yang sama tidak diperbolehkan oleh sistem, maka dari itu ada hukuman untuk pemain dengan nama merah.
Ketika karakter seorang pemain memiliki 0 HP, mereka akan kehilangan beberapa EXP dan membutuhkan waktu beberapa menit untuk kembali hidup.
Seorang pemain dengan nama yang merah mendapatkan hukuman yang lebih berat. Mereka akan kehilangan EXP lebih banyak dan beberapa equipment (seperti senjata atau armor {alat pelindung tubuh}) yang mereka miliki akan jatuh dan dapat diambil oleh pemain lain.
Semakin banyak seorang pemain melakukan PK, warna pada simbol mereka akan menjadi lebih gelap. Semakin gelap warnanya, hukuman yang mereka dapat akan lebih berat pula.
[4] Mata Uang dalam Lord’s Regime: Tembaga (Copper), Perak (Silver) dan Emas (Gold)