Setelah pameran selesai sore itu, Imelda tidak langsung pulang ke rumahnya, dia pergi ke restoran mahal di mana dia telah memiliki janji dengan sahabatnya yang bernama Carol. Perasaan Imelda jauh lebih baik ketika bertemu Carol, yang ternyata sudah memesan makanan dan minuman kesukaannya. “Oh, Carol, sudah aku bilang aku yang traktir,” ujar Imelda senang. “Nggak apa-apa. Apa kabar, Imel?” sapa Carol setelah memeluk dan mencium pipi kiri dan kanan Imelda. “Beginilah keadaanku, Carol.” “Apa lagi yang ingin kamu ceritakan? Soal Edwin? Dia masih minta anak lagi?” Imelda menarik napas dalam-dalam, dan menghembus perlahan. “Minum dululah. Sebelum mendengar curhatanmu, ada baiknya kamu mendengar kabar baik dariku. Aku sudah mendapatkan visa tinggal di LA dan aku akan berangkat bulan depan