Riyu keluar dari kamar dengan wajah ditekuk. Raymon yang berdiri membelakangi pintu kamar itu perlahan berbalik dan menatap heran. “Mana barang-barang, lo?”
Hening.
Riyu hanya terpekur dan tidak menjawab.
Raymon menelan ludah, lalu menatap Riyu perlahan. “K-kenapa?”
“M-maaf … tapi aku akan tetap tinggal di kamar Darrel,” jawab Riyu dengan suara yang sangat lirih hingga Raymon tidak bisa mendengarnya dengan jelas.
“Apa lo bilang?”
“Aku akan tetap di kamar ini.”
“Hah …!?” Raymon tidak bisa menyembunyikan raut wajahnya yang terkejut sekaligus kesal.
“Maafin aku,” ucap Riyu lagi.
“Tapi kenapa? Apa alasannya?” tanya Raymon.
Riyu tidak menjawab.
“Gue bener-bener nggak ngerti sama lo! Persetan sama semuanya! Mulai detik ini gue nggak akan peduli lagi! Lo mau ngapain kek, terserah lo
