Derren melangkahkan kaki menuju ke arah istrinya yang sedang duduk di sofa kamar mereka berdua sembari membawa dua cangkir minuman cokelat hangat buatan dirinya malam hari ini. Daren meletakan cokelat hangat itu di atas meja lalu mendudukan tubuh di samping sang istrinya itu.
“Apa yang sedang mengganggu pikiran kamu? Apa ada yang mengganggu kamu di sekolah tadi?” tanya Derren sembari menatap ke arah istrinya.
Diandra yang sedang berada di dalam lamunannya dan tidak fokus seketika tercengang saat mendengar suara bariton yang sangat dikenali oleh dirinya itu masuk ke dalam indera pendengarannya. Sontak Diandra menyadarkan diri dari lamunannya lalu mengalihkan perhatian ke arah sumber suara di mana tampak laki-laki tampan yang telah menjadi suaminya itu sedang menatap ke arah dirinya saat ini.
“Iya mas. Kenapa mas?” balas Diandra tanpa menjawab apa yang ditanyakan oleh sang suaminya itu.
“Kenapa kamu? Apa ada yang sedang kamu pikirkan? Apa ada yang mengganggu kamu di sekolah tadi?” Derren mengulangi pertanyaan yang belum dijawab oleh sang istrinya itu.
Diandra menggelengkan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh laki-laki tampan itu. “Tidak Pak Derren. Tidak ada yang Diandra pikiran saat ini. Tidak ada yang mengganggu Diandra juga du sekolah tadi. Kenapa memangnya Pak Derren?”
Senyuman tipis terukir di wajah tampan laki-laki itu saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang suaminya itu.
“Apa kamu sedang tidak membohongi mas?” tanya Derren lagi kepada istrinya itu.
Diam..
Diandra diam seribu bahasa saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang suaminya itu. Entah kenapa ada perasaan tidak enak yang menyelimuti di dalam hatinya saat mendengar apa yang ditanyakan oleh laki-laki tampan itu malam hari ini.
Perasaan bimbang dan galau sedang dirasakan oleh Diandra saat ini. Diandra tidak ingin menceritakan semua yang dialami oleh dirinya saat berada di disekolah tadi. Namun Diandra juga tidak dapat menyembunyikan sesuatu dari seseorang selama ini. Apalagi jika orang itu telah menginterogasi dirinya seperti apa yang sedang dilakukan oleh laki-laki tampan itu saat ini.
“Iya Pak Daren. Diandra sedang tidak membohongi Pak Daren saat ini. Diandra juga sedang tidak menutupi apa pun itu dari Pak Daren. Tidak ada yang mengganggu Diandra di sekolah hari ini. Semua baik-baik saja Pak Daren,” jawab Diandra berusaha bersikap tenang agar suaminya itu tidak menaruh rasa curiga kepada dirinya.
“Aku tahu kamu sedang berbohong hari ini. Ada beberapa orang yang mengganggu kamu di sekolah kan tadi?” sambung Derren sembari melontarkan pertanyaan kembali kepada istrinya.
Lagi dan lagi Diandra diam seribu bahasa saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang suaminya itu. Ya. Diandra merasa tertohok dengan semua kalimat yang keluar dari bibir merah laki-laki tampan itu. Diandra yang masih merasa bingung lantas memutuskan untuk menundukan kepala agar dirinya bisa menghindari tatapan mata lekat sang suaminya itu kepada Diandra saat ini.
Senyuman manis nan hangat terukir di wajah tampan Derren ke arah Diandra. Tatapan lembut dan menyejukan juga diberikan oleh laki-laki tampan itu saat menatap lekat ke arah istrinya. Derren tahu jika wanita cantik yang sedang mengandung calon buah hati mereka berdua itu sedang membohongi dirinya saat ini. Namun Derren tidak ingin memaksa sang istri untuk berbicara jujur dan memberi tahu kepada dirinya tentang apa yang sedang dirahasiakan oleh wanita cantik itu dari dirinya.
“Mas tahu kamu sedang menyembunyikan sesuatu dari mas saat ini. Tanpa kamu menceritakan semua kepada aku. Mas sudah tahu apa yang terjadi kepada kamu di sekolah hari ini. Tapi mas hanya ingin mendengarkan semua penjelasan itu dari kamu. Bukan dari apa kata orang. Mas akan merasa lebih puas jika kamu yang menceritakan semua hal itu sendiri kepada mas. Mas juga tidak akan memaksa jika kamu memang belum merasa siap untuk menceritakan semua dengan jujur kepada mas. Semua itu hak kamu. Mas tidak memiliki hak untuk memaksa kamu menceritakan dmeua malam hari ini. Walaupun kita telah menjadi suami istri. Tapi mas tetap akan memberikan kebebasan kepada kamu untuk menceritakan semua yang telah terjadi kepada kamu sampai kamu merasa siap untuk bercerita nanti. Mas akan menunggu waktu itu tiba dengan sabar. Mas tidak akan pernah merasa lelah sedikit pun menunggu waktu itu tiba. Kamu tidak usah merasa terbebani dengan semua hal ini. Santai saja sayang. Mas tidak pernah memaksakan kehendak kepada orang lain selama ini. Kalau kamu merasa tidak percaya dengan apa yang mad katakan semuanya itu tadi. Kamu bisa tanya kepada papa, mama, sahabat dan teman mas,” ucap Derren sembari berusaha memberikan penjelasan panjang dan lebar kepada istrinya agar wanita cantik itu dapat mengerti dengan maksud ucapannya itu.
Diandra merasa tertohok kembali dengan semua kalimat yang diucapkan oleh sang suaminya itu. Diandra mengangkat kepalanya lalu memberanikan diri menatap ke arah suaminya yang sedang menatap ke arah dirinya dengan tatapan lembut dan memenangkan saat ini.
“Pak Derren tahu semua hal itu darimana?” tanya Diandra dengan penuh rasa penasaran.
Derren terkekeh dengan apa yang ditanyakan oleh sang istrinya itu. “Bukan hal yang susah untuk mas mencari informasi tentang banyak hal sayang. Mas bisa mendapatkan informasi apa pun itu yang mas mau dalam waktu dekat. Informasi yang mas dapat pasti valid dan tidak akan pernah ada yang salah sedikit pun sayang.” Derren dengan sengaja menjeda apa yang akan diucapkan oleh dirinya untuk melihat ekspresi yang ditunjukan oleh sang istrinya itu.
“Kenapa mas sombong sekali seperti itu? Diandra kan hanya bertanya Pak Derren tahu semua hal itu darimana. Diandra juga sedang tidak menanyakan tentang kesombongan Pak Derren itu. Jadi Pak Derren cukup menjawab apa yang Diandra tanyakan saja malam hari ini. Tidak usah Pak Derren memberi tahu tentang kesombongannya itu. Tidak penting bagi Diandra tentang semua hal itu,” sambung Diandra dengan nada kesal.
Derren menganggukan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh sang istrinya itu. “Iya sayang. Apa yang kamu katakan itu semuanya benar tadi. Mas tidak ada maksud sombong sayang. Mas ganya memberi tahu kepada kamu saja tentang siapa mas. Biar kamu tahu tentang siapa mas dari mas. Bukan dari orang lain. Tapi kalau kamu tidak mau tahu tentang siapa mas. Mas minta maaf karena telah memberi tahu dengan sombong tadi.”
"Saya tidak pernah peduli dengan semua hal igi Pak Derren. Satu hal yang harus Pak Derren ingat tentang pernikahan ini. Pernikahan kita itu hanya demi anak yang sedang di kandung Diandra. Bukan pernikahan tanpa cinta. Diandra berharap Pak Derren tidak akan pernah berlebihan lagi seperti tadi," sambung Diandra sengan nada dingin dan datar kepada suaminya.
"Mas tahh tentang semua hal itu sayang. Kamu boleh menganggap pernikahan kita ini hanya sebagai formalisasi demi calon buah hati kita. Tapi kamu juga harus tahu satu hal dari mas. Mas hanya ingin menikah sagu kali selama hidup ini. Mas menganggap pernikahan ini benar-benar pernikahan. Bukan pernikahan formalitas. Bukan pernikahan kontrak.."