Rendra terkekeh saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang adik iparnya itu.
“Kalau menurut kak Rendra sih. Kamu dan Diandra lebih baik bertengkar saja daripada damai,” ucap Rendra dengan sengaja meledek adik iparnya.
Diandra mendecakan lidah dengan kesal saat mendengar semua kalimat yang keluar dari bibir sang kakaknya itu.
“Kenapa Diandra harus punya kakak yang nggak ada akhlak seperti ini sih? Kalau bisa ditukar dengan orang lain. Diandra lebih baik menukar kakak dengan yang lain deh. Kakak yang lebih baik dan tidak seperti ini,” balas Diandra.
Rendra tergelak kencang dengan jawaban yang diberikan oleh sang adiknya itu. Ya. Rendra merasa lucu saat melihat ekspresi wanita cantik yang sangat dicintai oleh dirinya setelah sang mama.
Diandra menautkan kedua alis saat melihat sang kakaknya itu sedang tergelak kencang tanpa mengeluarkan satu patah katapun untuk menjawab apa yang diucapkan oleh dirinya beberapa saat yang lalu.
“Kenapa kak Rendra ketawa kencang seperti itu? Memangnya ada yang lucu?” tanya Diandra dengan nada kesal.
Rendra menghentikan gelak tawanya setelah mendengar apa yang ditanyakan oleh sang adik kesayangannya itu. Rendra memberikan satu sentilan di kening gadis kecil kesayangannya itu agar Diandra bida sadar saat ini.
“Awwww.. Kenapa kak Rendra menyentil kening Diandra? Kalau kening Diandra memar. Kak Rendra yang tanggung jawab iya nanti,” ucap Diandra sembari merintih kesakitan dengan nada kesal kepada kakaknya.
“Kalau bicara itu yang benar adik kesayangan kak Rendra. Tidak asal bicara sayang,” balas Rendra dengan nada dan sikap tenangnya.
Diandra mencebikan bibir dengan kesal dengan semua kalimat yang keluar dari bibir laki-laki tampan yang selalu melindungi dirinya sejak kecil.
Diandra mengalihkan perhatian ke arah suaminya yang sedang duduk di samping dirinya. Tatapan Diandra seakan meminta tolong kepada laki-laki tampan itu untuk menegur sang kakak semata wayangnya agar tidak meledek dirinya karena Diandra merasa tidak suka dengan semua hal itu. Ya. Wanita cantik yang sedang berbadan dua itu seketika merasa sedih dengan semua ucapan sang kakak kesayangannya itu.
Derren yang tahu apa maksud tatapan sang istrinya itu lantas mengulas senyuman manis nan hangat untuk memberi tahu kepada wanita cantik itu jika semua akan baik-baik saja saat ini.
“Kak Rendra tidak boleh meledek istri Derren. Apa yang diucapkan oleh kak Rendra benar semuanya. Tidak ada yang salah kak Rendra. Memang lebih enak dan damai kalau Derren dan Diandra berantem. Tapi lebih enak lagi kalau Derren dan Diandra rukun dan damai kak Rendra. Semua akan lebih enak lagi kalau Derren dan Diandra di atas kasur kan kak Rendra?” sahut Derren dengan sengaja menanggapi ledekan kakak iparnya.
Rendra kembali tergelak kencang saat mendengar apa yang diucapkan oleh sang adik iparnya itu. Rendra yang tahu jika adik iparnya itu sedang meledek dirinya lantas mengulas senyuman penuh arti ke arah laki-laki tampan itu.
“Dasar adik ipar tidak ada akhlak dan kurang ajar sekali kamu. Kalau bukan karena aku yang meminta adik aku untuk menikah dengan kamu. Kamu pasti belum menikah dengan adik aku kan Rendra?” balas Rendra.
Derren diam seribu bahasa saat mendengar jawaban yang diberikan oleh sang kakak iparnya itu. Ya. Tidak dalam dipungkiri oleh Derren jika apa yang diucapkan oleh sang kakak iparnya itu benar adanya dan tidak ada yang salah sama sekali
Rendra mengulas senyuman penuh arti saat melihat ekspresi sang adik kesayangannya dan sang adik iparnya itu. Ya. Rendra merasa lucu saat melihat sepasang suami istri itu yang kompak mengatupkan mulutnya saat ini.
“Kalian berdua itu memang kompak banget iya jadi suami istri. Kak Rendra gituin aja takut,” ucap Rendra dengan nada dan sikap santainya.
Diandra dan Derren menautkan kedua alis dengan kompak saat mendengar apa yang diucapkan oleh laki-laki tampan yang sedang duduk di samping Diandra saat ini.
“Apa maksud kak Rendra?” tanya Diandra dengan penuh rasa bingung.
“Kak Rendra itu hanya becanda sayang. Kak Rendra merasa bahagia melihat kamu dan Derren sudah rukun saat ini. Kak Rendra akan selalu mendoakan rumah tangga kamu dan Derren bahagia dan rukun selalu. Anak-anak kalian cerdas, baik dan pintar seperti kedua orang tuanya. Aamiin...” Rendra dengan sengaja menjeda apa yang akan diucapkan oleh dirinya untuk melihat ekspresi Diandra dan Derren yang sedang menatap ke arah dirinya.
“Aamiin....” Diandra dan Derren mengusapkam kedua telapak tangan ke wajah untuk mengaminkan apa yang menjadi ucapan baik kakaknya.
“Kak Rendra hanya mau mengingatkan kepada kamu Rendra. Jangan pernah kamu menyakiti hati istri kamu. Kalau kamu sampai menyakiti hati istri dan anak kamu nanti. Kak Rendra orang pertama yang akan memberikan pelajaran kepada kamu. Kak Rendra tidak akan membiarkan kamu hidup dengan damai sampai kapan pun itu. Satu hal yang harus kamu tahu Rendra. Diandra itu adik kedatangan aku. Diandra selalu aku lindungin dan jaga sejak kecil. Kak Rendra paling tidak bisa melihat adik kesayangan kakak ada yang menyakiti dan mengkhianatinya. Apa yang kak Rendra katakan semua hal itu bulan hanya omong kosong dan bualan saja Derren,” ucap Rendra lagi dengan nada tegas dan penuh penekanan di dalam setiap kalimat yang keluar dari bibirnya.
Derren menganggukan kepala menanggapi apa yang diucapkan oleh sang kakak iparnya itu.
“Iya kak Rendra. Darren memang tidak suka untuk berjanji kepada siapa pun itu. Kak Rendra juga tahu bagaimana Derren kan? Derren akan membuktikan dengan sikap kepada kak Rendra dan Diandra. Bukan dengan janji. Derren akan menjaga dan melindungi Diandra sampai nafas Derren berhenti nanti. Derren juga tidak akan menyakiti Diandra. Derren sedang tidak berjanji kepada kak Rendra. Tapi Dereen akan membuktikan semuanya kepada kak Rendra,” balas Derren dengan penuh keyakinan.
“Saya tahu siapa kamu karena kita telah lama saling mengenal satu sama lain. Kak Rendra akan memegang semua ucapan kamu. Kak Rendra tahu kamu bukan orang yang suka mengingkari janji selama ini,” sambung Rendra.
“Iya kak Rendra. Terima kasih untuk kepercayaan dari kak Rendra,” seru Derren.
“Iya Rendra,” tukas Rendra.
Perasaan bahagia menyelimuti di dalam hati Diandra dan Derren setelah mendengar apa yang diucapkan oleh sang kakaknya itu.
Diandra mendekap tubuh tegap, gagah dan atletis sang kakak semata wayangnya sebagai ungkapan rasa bahagia dan terima kasih wanita cantik itu dengan semua keadaan saat ini.
Rendra merasa bahagia saat mendapatkan dekapan hangat dari adiknya yang sangat dicintai oleh dirinya itu. Rendra mengurai dekapan hangat dengan Diandra saat menyadari jika ada Derren di antara mereka berdua saat ini.
"Kamu tidak boleh mendekap kak Rendra terlalu lama sayang. Kak Rendra takut ada yang cemburu nanti.."