Carikan Disha Suami

2250 Words
Apa jadinya jika gadis belia berusia 17 tahun meminta Daddy nya mencarikan seorang suami untuknya, namanya Adisha Putri Maharani seorang gadis cantik jelita, periang dan cerewet, Adisha adalah anak tunggal dari seorang pria pengusaha kaya dan sukses bernama Aditya Pradana bersama Lisa Febriyani. Adisha yang hidupnya kaya melimpah membuat dirinya bosan dengan kehidupan yang monoton, akhirnya ia memutuskan untuk mempunyai pasangan hidup sendiri agar ada yang bisa memberinya semangat hidup. Tapi bagaimana dengan Daddy Adisha? Apakah Daddy-nya akan menyetujui Disha menikah?. *** "Daddy.. Daddy.." panggil gadis kecil itu, membuat Daddy-nya terkejut. "Ada apa sayang?" Tanya Adit sambil duduk di kursi kerjanya. "Daddy, Disha pengen ngomong sesuatu sama Daddy," ucap Adisha setelah duduk dipangkuan Daddy-nya itu. "Ngomong apa sayang? Katakanlah," "Disha pengen menikah Daddy," jawab Adisha dengan lantang, seketika membuat Adit terkejut lalu menatap Adisha dengan dalam. "Disha bercanda? Disha lagi gak sakit kan? Tanya Adit sambil meraba-raba dahi anak gadisnya itu, Disha menggeleng kepala. "Ih Daddy, Disha gak bercanda, Disha pengen nikah, tolong carikan Disha suami yah" paksa Disha membalas tatapan Daddy-nya itu "Haha, Daddy kan sudah bilang sama Disha jangan terlalu banyak nonton Drakor, nanti halunya terlalu tinggi," kata Adit merasa lucu melihat tingkah Adisha yang konyol. "Ihh Daddy, Disha serius, sumpah !" ucap Disha merasa kesal dengan Daddy-nya yang tak menanggapi permintaan nya itu. Adit menggelengkan kepala menolak. "Please Daddy," Disha menangkupkan kedua tangannya didepan d**a memohon pada Daddy-nya agar menerima permintaan nya itu. "Disha, menikah itu tidak segampang yang Disha pikirkan, disana butuh keseriusan, dan pernikahan itu bukan main-main," "Iya Daddy, Disha mengerti, tapi Disha bosan sendirian dirumah, tidak ada teman, makanya Disha mau kayak Daddy dan mommy ada yang temani tidur, makan, dan temani bicara," papar Disha. "Oh jadi Disha bosan karena itu?, kan ada Daddy dan mommy yang temani Disha," "Bukan itu Daddy, Disha mau ada pasangan juga, please Daddy carikan Disha calon suami yah!" "Tidak bisa, kamu masih kecil Daddy belum izinkan kamu menikah," "Daddy please," "Nooo nooo nooo" kata Adit menolak dengan nada menekan. "Ya sudah Kalau Daddy gak mau carikan Disha suami, Disha bakal berhenti sekolah," "Dishaaa" Adit berteriak dihadapan Disha, Seketika air mata Disha mengembang dan merembes membasahi pipinya karena terkejut, Adisha langsung berdiri dan menghampiri mommy nya yang sedang asyik duduk diranjang sambil membaca buku n****+ terbaru berjudul Madu Untuk Suamiku yang baru dibelinya di toko online tadi siang. "Mommy," panggil Disha. "Kenapa sayang? " Tanya Lisa melihat anaknya duduk disampingnya sudah berderai air mata. "Mommy, Disha pengen menikah, tapi Daddy gak izinin hiks," ucap Disha dengan terisak. Seketika mata Lisa terbuka lebar mendengar ucapan anak gadisnya itu. "Apa? Disha mau nikah?" "Iya mommy," "Ih gak boleh, Disha kan masih kecil masak mau nikah," "Tapi usia Disha sudah 17 tahun bentar lagi 18 tahun kok, bukankah di negara kita tidak melarang menikah usia 17 tahun," jelas Disha dengan wajah polosnya. "Iya sayang, tapi mommy juga gak setuju kalau Disha menikah muda, mommy masih pengen urus Disha sampai Disha dewasa," "Hiks mommy sama saja dengan Daddy, tidak mengerti dengan perasaan Disha," Disha beranjak dari duduknya kemudian berlari pergi dari kamar Daddy dan mommy nya itu dalam keadaan menangis. "Dishaa!" Panggil Adit tapi Disha tidak menghiraukannya. Sesaat kemudian Lisa dan Adit saling menatap dari jauh karena tidak mengerti dengan tingkah Disha yang aneh. "Sudahlah mas, mungkin Disha lagi datang bulan makanya dia suka ngambek," ucap Lisa kemudian melanjutkan bacaannya. Sementara Adit hanya bisa terduduk sambil menghela napas panjang mengingat tingkah Disha barusan. *** Pagi hari saat Adit akan sarapan, ia tak mendapati Disha diruang makan membuat nya keheranan. "Sayang, Disha mana? Kenapa dia belum turun sarapan? Sudah jam berapa ini? Bukannya dia harus ke sekolah pagi ini?" "Gak tahu Dad, tadi mommy panggil-panggil Disha tapi dia gak buka pintu, mungkin dia masih ngambek soal semalam Dad," ujar Lisa. "Astaga, Disha Disha.." Adit menggelengkan kepalanya mendengar ucapan istrinya itu. Adit pun beranjak dari duduknya kemudian pergi ke kamar Adisha. Tok tok tok "Disha buka pintunya !" Panggil Adit dengan pelan sambil mengetuk pintu, namun beberapa kali Adit mengetuk tidak ada jawaban, hingga akhirnya membuat Adit merasa geram. "Disha buka pintunya ! Daddy hitung sampai tiga, awas kalau kamu gak buka!" Teriak Adit mulai menghitung. "Satu" "Dua" "Ti.." Belum sempat Adit menyebut kata tiga Disha langsung membuka pintu kamarnya. "Ada apa Daddy pagi-pagi sudah berisik?" Tanya Disha sambil menggaruk-garuk kepalanya karena baru bangun dari tidurnya. "Disha kenapa tidak ke sekolah?" Tanya Adit sambil berdecak pinggang. "Disha malas sekolah, Daddy" jawab Disha sambil memalingkan wajahnya dari Daddy-nya karena merajuk, kemudian pergi duduk ditepi ranjangnya. Adit mengikuti Disha lalu duduk disebelahnya. "Disha kenapa seperti ini? Daddy tidak mengerti?" Tanya Adit meraih bahu Adisha lalu mendekapkan anaknya itu didadanya. "Disha kan sudah bilang, pokoknya Disha gak mau sekolah kalau Daddy gak mau carikan Disha suami," "Kenapa Disha mau punya suami? Apa Disha tidak sayang lagi sama Daddy dan mommy? Daddy gak izinin ,karena Daddy masih sayang sama Disha, Daddy masih pengen Disha tinggal sama Daddy," "Justru Disha sayang sama Daddy dan mommy, makanya Disha mau menikah ,biar Daddy gak repot-repot lagi jaga Disha, please Daddy izinkan Disha menikah, Disha janji bakal lebih rajin lagi sekolah kalau ada suami," Sejenak Adit terdiam mendengar kata-kata anak gadisnya lalu mengusap wajahnya. "Disha serius mau menikah?" "Ya Daddy," jawab Disha dengan penuh pengharapan. "Ya sudah Daddy izinkan Disha menikah, dan nanti Daddy akan carikan Disha suami," "Yang benar Daddy izinkan?" Tanya Adisha tidak percaya. Adit menganggukan kepalanya. "Iya, tapi dengan syarat Disha sekolah dulu sekarang," "Baiklah Daddy, terima kasih" Disha beranjak dari duduknya kemudian mencium pipi Daddy-nya dengan perasaan senang, lalu berlari pergi untuk bersiap ke sekolah. *** Siang hari saat Adit tengah sibuk dengan pekerjaannya tiba-tiba ia teringat dengan permintaan anaknya itu yang ingin menikah. 'Disha kenapa kamu jadi seperti itu nak? Daddy tidak mungkin menikah kan dirimu, lagian usiamu masih terlalu muda untuk menjalani rumah tangga,' gumam Adit merasa resah. "Daddy" tiba-tiba terdengar seorang gadis memanggil nya, mata Adit tertuju ke depan dan melihat Disha yang berlari menghampirinya masih memakai seragam putih abu-abu. "Disha, kenapa kamu kesini sayang?" Tanya Adit setelah Disha duduk dipangkuan nya. "Disha kesini mau menagih janji Daddy tadi pagi, Daddy sudah janji mau carikan suami untuk Disha." Papar Disha, sejenak Adit terdiam, baru saja ia memikirkan hal itu tiba-tiba Disha sudah menagihnya. "Disha, baru tadi pagi kita bicarakan ini, masak sudah ditagih sekarang? Mana sempat Daddy carikan Disha suami," "Tapi Daddy, Disha maunya secepatnya menikah, kalau bisa Minggu ini yah Dad," Whaaat anak ini benar-benar sudah gila, masak secepat itu kebelet nikah, jangan-jangan anak ini habis kejedot tembok kemarin, batin Adit "Daddy kok diam, bagaimana?" "Hmmm tunggu Daddy pikir-pikir dulu" Ceklek Tiba-tiba pintu terbuka, sekertaris Adit masuk kedalam ruangan. "Permisi pak, ada orang yang mencari bapak," "Siapa?" "Pak Dennis katanya," "Oh iya, itu klien saya," sesaat kemudian Adit menoleh kearah anaknya itu. "Sayang, Daddy keluar dulu sebentar ,mau ketemu teman Daddy, kamu tunggu disini yah," "Oke Daddy," "Oh ya jangan bongkar-bongkar pekerjaan Daddy!" "Ya Daddy," Disha langsung berdiri membiarkan Daddy-nya pergi bersama sekertaris nya, setelah pergi, Disha duduk kembali di kursi milik Daddy-nya, ia mengambil permen karet disakunya lalu mengunyahnya sambil berayun-ayun memutar kursi milik Daddy-nya itu. Tak lama kemudian pintu terbuka, Disha melihat seorang pria dewasa masuk ke dalam ruangan Daddy-nya itu, mata Disha tidak melepaskan pandangannya pada pria itu, hingga sampai dihadapannya. "Permisi nona, mau antar berkas milik pak Adit," ucap pria itu sambil tersenyum manis didepan Disha. "Oh ya, letekakkan saja disitu." Titah Disha membalas senyuman pria itu, pria itu meletakkan berkas dimeja. Sementara Disha terus memperhatikan postur tubuh pria itu, 'Hmm cukup tampan, tinggi, rapih ,cool boleh nih kriteria Disha' batin Disha. "Sudah saya letakkan disitu nona, permisi" ucap pria itu kemudian pamit. Namun saat pria itu akan pergi tiba-tiba Disha memanggilnya. "Hey tunggu pak, jangan pergi," "Iya ada apa nona?" Tanya pria itu kembali menoleh kearah Disha. "Kembali kesini, ada yang ingin saya tanya kan padamu pak," titah Disha. "Apa itu nona?" "Siapa namamu? Berapa usiamu? Sudah menikah atau belum?" Tanya Disha langsung memberikan beberapa pertanyaan pada pria itu, seperti orang yang sedang interview. "Nama saya Bimantara Syahputra, usia 35 tahun, sudah pernah menikah," jawab pria itu dengan lugas. Disha mengerutkan dahinya mendengar kalimat sudah pernah menikah, "Sudah pernah menikah? Maksudnya, bapak duda?" Tanya Disha. "Iya nona," Seketika mulut Disha jadi bulat mendengar nya. "Oooo, hmmm" Disha langsung berdiri menghampiri Bima, mencoba memperhatikan pria itu lebih dekat, Bima hanya terdiam seperti patung melihat tingkah Disha. Dan saat Disha akan mendekati Bima, ia memutar telapak kakinya agar ia terjatuh dipelukan Bima. Sekejap Bima menangkap Disha agar tidak terjatuh. "Aduh kakiku terkilir pak, sakit," rintih Disha pura-pura kesakitan pada kakinya, "Astaga,kok bisa? mari nona duduk dulu," Bima mulai membopong Disha agar kembali di tempat duduknya. "Aduuh sakit pak kakiku, tolong pijitin ya pak," "Yang mana nona?" Tanya Bima mulai berjongkok di depan Disha. "Yang itu pak," kata Disha menunjuk ke kakinya. Bima pun memijat kaki Disha dengan pelan. Bima menelan ludahnya saat memijit kaki Disha, bukan tergoda, tapi ia takut bosnya mendapatinya sedang memijit anaknya, bisa gawat. "Auuuuuhhh, hmmm" Disha berpura-pura mendesah merasakan sakit saat Bima memijit kakinya. "Masih sakit?" "Sudah mendingan, ya sudah cukup pak," titah Disha. Setelah selesai memijit kaki Disha, Bima beranjak berdiri. "Terima kasih ya pak," ucap Disha. "Iya nona, saya permisi dulu," pamit Bima, namun saat Bima akan berjalan, tiba-tiba Disha menarik tangannya dengan kuat membuat Bima terperanjat dan jatuh dihadapan Disha, tangan Bima langsung bertumpu pada pegangan kursi milik Adit, seketika tatapan mereka samakin dekat, Disha tersenyum manis menatap Bima sambil mengunyah permen karetnya. "Menikahlah denganku pak Bimantara Syahputra." ucap Disha cepat, mata Bima langsung terbuka lebar mendengar ucapan Disha barusan, "Apaa?" Bima mencoba mengangkat tubuhnya, tapi dengan cepat Disha mengalungkan tangannya di leher Bima. "Cepat jawab ya atau tidak?" Tanya Disha. "Maaf nona, saya tidak bisa," tolak Bima. "Harus bisa, pokoknya bisa" paksa Disha semakin mengeratkan tangannya membuat tatapan mereka semakin dekat. "Tolong lepaskan nona," Bima semakin gelagapan dibuat Disha, jantung nya berdegup kencang, ia takut keburu kepergok Daddy Disha, tapi Disha tidak mau melepaskannya. Hingga tanpa mereka sadari Adit sudah membuka pintu ruangannya, Adit pun melihat Disha bersama Bima membuatnya geram. "Dishaaaa" tiba-tiba terdengar suara teriakan keras Adit dari ambang pintu membuat Disha dan Bima terkejut, mata mereka sama-sama tertuju pada Adit, Bima semakin ketakutan melihat bos-nya menghampiri cepat mereka. "Kurang ajar..." Teriak Adit langsung menarik Bima lalu mendorong nya agar terlepas dari Disha. "Apa yang kamu lakukan pada anakku hah?" Tanya Adit dengan suara keras, "Maaf pak, ini salah paham," Bima berusaha menjelaskan tapi Adit sudah terlanjur emosi, Adit meraih kerah kemeja Bima, mencengkram nya dengan kuat bersiap memukulnya. "DADDY JANGAN !" teriak Disha, membuat Adit terkejut. Disha mencoba melerai Daddy-nya itu. "Itu bukan salah pak Bima, itu salah Disha, maafkan Disha Daddy," "Tapi Daddy lihat dia mau mencium Disha," "Tidak Daddy, tadi itu kami lagi berbicara tentang pernikahan," Mendengar ucapan Disha, membuat Adit terdiam, lalu menoleh kearah Disha. Adit pun melepaskan cengkramannya dari Bima. "Pernikahan?" Mata Bima semakin membulat mendengar nya, ia pun mencoba maju ke depan untuk menjelaskan "Pak.." "Stop, biarkan saya mendengar penjelasan anak saya," dengan terpaksa Bima berhenti dan diam. "Iya Daddy, tadi Disha bertanya kalau pak Bima mau menikahiku? Dan pak Bima setuju, katanya dia mau," ucap Disha dengan wajah polos, sambil mengerjapkan matanya menatap Daddy-nya. "Apaa? Tidak seperti itu pak," Bima berusaha mengelak. Sekejap Disha menghalangi Bima untuk berbicara. "Daddy sudah janji mau carikan Disha suami kan? sekarang Disha mau pak Bima jadi suami Disha, pokoknya pak Bima harus menikah dengan Disha, titik" "Tapi Disha, Bima itu.." "Tidak pakai tapi tapian, Disha sudah tahu tentang pak Bima, jadi Daddy tidak perlu khawatir," sergah Disha, membuat mulut Daddy nya terbungkam. Adit menarik napas panjang, lalu menatap Bima, sementara Bima hanya bisa terdiam lemas, seperti maling yang tertangkap basah mencuri sesuatu. "Baiklah kalau itu maumu, Daddy setuju" Plak plak plak Wajah Bima bagaikan ditampar setelah apa yang ia dengar barusan ,mata Bima semakin terbelalak wajahnya jadi pucat pasi, ia terus menelan ludahnya, sementara Disha langsung bersorak mendengar keputusan Daddy nya itu. "Yeyeye, terima kasih Daddy," ucap Disha langsung memeluk Adit dengan erat lalu mencium kedua pipi Daddy-nya itu. "Iya tapi kamu pulang dulu yah sayang, soalnya Daddy mau bicara dulu dengan Bima," "Baiklah Daddy," ucap Disha bahagia. Setelah melepas pelukannya Disha menghampiri Bima, "Pak Bima , bersiaplah jadi suamiku, saya tunggu dirumah yah, bye bye, muaaah muaaah" ucap Disha seraya melempar kan kiss bye pada Bima, membuat Bima merasa aneh melihat tingkah Disha. Setelah Disha pergi, Adit kembali menatap Bima dengan tajam. "Cepat duduk, kita harus bicarakan ini dengan baik," titah Adit membuat Bima semakin ketakutan, dengan terpaksa Bima mengikuti perintah Adit. Dan mereka mulai membicarakan seputar pernikahan itu. *** "Cepat kamu tanda tangani kontrak itu, kamu hanya akan menikahi anakku selama 6 bulan sampai dia lulus sekolah, setelah nya kamu bisa meninggalkannya," ujar Adit sambil menyerahkan surat kontrak pada Bima. "Baik pak" sahut Bima. Bima menelan ludahnya dengan kuat, tangannya bergetar saat akan menandatangani surat perjanjian itu. Dengan cepat Bima mencoret pulpennya diatas kertas bermaterai itu, lalu menyerahkan kembali surat kontrak itu pada Adit. "Bagus, besok kamu nikahi anakku, tapi ingat kamu menikahi putriku hanya sekedar menjaganya bukan menyentuh-nya," "Baik pak" sahut Bima dengan terpaksa. "Sekarang kembali bekerja, soal pernikahan itu biar saya yang urus," "Baik pak," Bima beranjak dari duduk dengan perasaan lemas, tidak percaya, terpaksa dan kesal bercampur aduk jadi satu. Ia pun berjalan keluar dari ruangan bos-nya sambil merutuki dirinya dalam hati. 'Ya Tuhan kenapa bisa jadi seperti ini sih? Kenapa saya harus menikahi anak bosku? Dan gadis itu benar-benar aneh dan agresif Arrrrggghhhh" Bersambung..
Free reading for new users
Scan code to download app
Facebookexpand_more
  • author-avatar
    Writer
  • chap_listContents
  • likeADD