Pagi hari Disha dan Cici sedang duduk di kelas. Seperti biasa sambil menunggu guru mata pelajaran datang mereka akan saling mengobrol dulu. Terkadang suka ngegosipin cogan yang paling terkenal di sekolah mereka. “Apa?! Kok bisa ya Raisya sejahat itu sama kamu, Disha?” tanya Cici seraya terkejut mendengar cerita yang dialami Disha semalam. Disha mengangkat bahu tidak mengerti “Entahlah, Ci. Tapi aku udah lupain, kok.” “Ih aku kalau jadi kamu, sudah aku ajak gelud, Dis,” ucap Cici merasa greget tidak membalas perbuatan Raisya. “Sebenarnya gitu, tapi aku masih hargai dia sebagai perempuan, Ci. Aku juga gak mau kotorin tangan aku hanya karena hal sepele, apalagi dia itu kan pacarnya Om Bima,” ujar Disha. “Dimas!” Tiba-tiba terdengar suara gadis remaja sedang memanggil Dimas, membuat mata